Jakarta (ANTARA) - Ketua DPR RI Puan Maharani meminta sekolah yang mulai menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM) hari pertama melakukan berbagai evaluasi agar ada perbaikan ke depannya.
"Evaluasi bertujuan agar pihak sekolah bisa mengetahui berbagai kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran tatap muka sehingga bisa segera melakukan perbaikan-perbaikan yang akan lebih menunjang pelaksanaan sekolah tatap muka terbatas," kata Puan dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Hal itu dikatakannya terkait sejumlah daerah yang berada dalam status pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3-1 mulai menerapkan PTM terbatas pada Senin, termasuk DKI Jakarta.
Puan mengingatkan pihak sekolah agar menjalankan protokol kesehatan (prokes) ketat di sekolah yang sudah diatur dalam SKB 4 Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Masa Pandemi COVID-19.
Baca juga: Puan: DPR RI beri dukungan atasi pandemi saat bertemu Presiden
"Jalankan standar prokes sesuai pedoman dan tenaga pendidik harus lebih ekstra dalam membimbing anak-anak, khususnya untuk siswa SD di tingkat terkecil agar selalu tertib menjaga jarak dengan teman-temannya," ujarnya.
Dia meminta pihak sekolah mengutamakan prinsip kehati-hatian dan terus melakukan mitigasi protokol kesehatan sesuai imbauan Satgas Penanganan COVID-19. Selain itu menurut dia, fasilitas dan sarana prasarana penunjang sekolah tatap muka pada era pandemi COVID-19 harus disiapkan sebaik-baiknya.
"Selalu mengingatkan siswa agar tidak berkerumun dan pastikan mereka untuk langsung pulang ke rumah setelah PTM selesai," katanya.
Baca juga: Ketua DPR ajak warga terbiasa hidup terapkan prokes ketat
Puan meminta pihak sekolah tetap memberikan pelayanan terbaik kepada siswa yang tidak mendapatkan izin mengikuti PTM dari orang tua.
Menurut dia, pihak sekolah harus bisa memahami kekhawatiran maupun ketidaksiapan orang tua melepas anaknya ke sekolah.
"Karena itu saya mendorong daerah untuk cepat menyelesaikan program vaksinasi kepada anak-anak yang memenuhi syarat mendapatkan vaksin. Dengan begitu, kekhawatiran orang tua akan berkurang saat mengirimkan anak-anaknya kembali belajar ke sekolah," ujarnya.
Dia mendukung pembelajaran tatap muka dilakukan di daerah yang memenuhi syarat dan sekolah yang siap menerapkannya. Menurut Puan, ada banyak kendala yang muncul dari pelaksanaan sekolah daring selama ini.
Baca juga: Puan ajak mahasiswa hadirkan kembali kejayaan Indonesia pasca-pandemi
"Evaluasi bertujuan agar pihak sekolah bisa mengetahui berbagai kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran tatap muka sehingga bisa segera melakukan perbaikan-perbaikan yang akan lebih menunjang pelaksanaan sekolah tatap muka terbatas," kata Puan dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Hal itu dikatakannya terkait sejumlah daerah yang berada dalam status pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3-1 mulai menerapkan PTM terbatas pada Senin, termasuk DKI Jakarta.
Puan mengingatkan pihak sekolah agar menjalankan protokol kesehatan (prokes) ketat di sekolah yang sudah diatur dalam SKB 4 Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Masa Pandemi COVID-19.
Baca juga: Puan: DPR RI beri dukungan atasi pandemi saat bertemu Presiden
"Jalankan standar prokes sesuai pedoman dan tenaga pendidik harus lebih ekstra dalam membimbing anak-anak, khususnya untuk siswa SD di tingkat terkecil agar selalu tertib menjaga jarak dengan teman-temannya," ujarnya.
Dia meminta pihak sekolah mengutamakan prinsip kehati-hatian dan terus melakukan mitigasi protokol kesehatan sesuai imbauan Satgas Penanganan COVID-19. Selain itu menurut dia, fasilitas dan sarana prasarana penunjang sekolah tatap muka pada era pandemi COVID-19 harus disiapkan sebaik-baiknya.
"Selalu mengingatkan siswa agar tidak berkerumun dan pastikan mereka untuk langsung pulang ke rumah setelah PTM selesai," katanya.
Baca juga: Ketua DPR ajak warga terbiasa hidup terapkan prokes ketat
Puan meminta pihak sekolah tetap memberikan pelayanan terbaik kepada siswa yang tidak mendapatkan izin mengikuti PTM dari orang tua.
Menurut dia, pihak sekolah harus bisa memahami kekhawatiran maupun ketidaksiapan orang tua melepas anaknya ke sekolah.
"Karena itu saya mendorong daerah untuk cepat menyelesaikan program vaksinasi kepada anak-anak yang memenuhi syarat mendapatkan vaksin. Dengan begitu, kekhawatiran orang tua akan berkurang saat mengirimkan anak-anaknya kembali belajar ke sekolah," ujarnya.
Dia mendukung pembelajaran tatap muka dilakukan di daerah yang memenuhi syarat dan sekolah yang siap menerapkannya. Menurut Puan, ada banyak kendala yang muncul dari pelaksanaan sekolah daring selama ini.
Baca juga: Puan ajak mahasiswa hadirkan kembali kejayaan Indonesia pasca-pandemi
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2021
0 comments:
Post a Comment