Kebijakan dan program pembangunan haruslah menitikberatkan pada pemberdayaan desa
Jakarta (ANTARA) - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan mengingatkan bahwa Proklamator RI Soekarno pernah mengatakan desa merupakan salah satu benteng pertahanan negara.

"Oleh karenanya, kebijakan dan program pembangunan haruslah menitikberatkan pada pemberdayaan desa," kata Ketua DPP PDIP Bidang Pariwisata Wiryanti Sukamdani dalam Webinar Desa Wisata, dengan tema "Hilirisasi Produk Agro dari Desa Wisata dalam Upaya Penciptaan Kehadiran Ekonomi Masyarakat", Kamis.

Menurut dia, untuk kembali menggairahkan perekonomian rakyat dibutuhkan berbagai inovasi di pedesaan.

"Pariwisata juga diharapkan mampu memberikan dampak yang lebih bermanfaat terhadap pemenuhan kebutuhan ketersediaan pangan secara berdikari kepada masyarakat, yaitu melalui praktik desa wisata," ujar Wiryanti dalam siaran persnya.

Terlebih lagi, desa wisata juga akan mampu mencegah kerusakan alam dan terhindar dari bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.

"Desa wisata juga akan mampu menjamin pelestarian dan lingkungan alam, karena menghasilkan kualitas udara menjadi lebih baik dan segar serta terhindar dari polusi udara," ujarnya.

Selain itu, desa wisata juga akan membuka ruang dalam upaya konservasi budaya, adat istiadat, dan kearifan lokal.

Sedangkan dari aspek ekonomi, desa wisata akan mendorong ekonomi kreatif para UMKM bahkan akan mampu membuka peluang investasi.

Wiryanti mengatakan salah satu inovasi desa wisata adalah mengoptimalkan hasil produk lahan pertanian desa yang dikreasikan menjadi produk wisata agro.

Hasil dari lahan pertanian tersebut bisa diproduksi menjadi produk pangan, olahan, dan kuliner.

"Produk pangan, olahan, dan kuliner cenderung harus dipasarkan pada segmen pasar yang tepat, dan melakukan hilirisasi atau pendistribusian agar konsumen bisa dengan mudah mendapatkan produk pangan dan olahan secara cepat," ujarnya.

Desa merupakan aset yang penting dan mendapatkan perhatian khusus dari Pemerintah dengan dikeluarkannya Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa yang memberikan kewenangan lebih besar kepada masyarakat desa untuk membangun wilayahnya.

Dia menjelaskan, pembangunan dan pengembangan merupakan tidak terpisahkan dari perwujudan dan pelaksanaan pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan dan memeratakan pendapatan masyarakat, kesempatan kerja, kesempatan berusaha, dan meningkatkan akses dan layanan publik serta meningkatkan daya saing daerah.

Desa wisata merupakan perpaduan antara desa dan pariwisata.

"Desa wisata merupakan bentuk penyesuaian antara akomodasi, atraksi, dan fasilitas yang disajikan menyatu dengan kehidupan masyarakat setempat, sehingga desa wisata harus memiliki konsep yang menarik untuk dikunjungi wisacawan," ujarnya.

Dari kegiatan Webinar Desa Wisata ini diharapkan dapat menggalang semangat dan memberikan pengetahuan tentang inovasi desa wisata, utamanya dalam memproduksi produk pangan, olahan, dan kuliner dari hasil panen lahan desa wisata.

"Bagaimana memastikan pemasarannya dengan tepat, dan bagaimana hilirisasinya menjadi optimal, sehingga lahan desa wisata mampu memberikan manfaat kemandirian pangan secara berdikari dan berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui pembangunan dan pengembangan desa wisata," katanya.

Anggota DPRD Jawa Barat dari Fraksi PDI Perjuangan Waras Wasisto yang ikut dalam acara webinar tersebut menambahkan bahwa pariwisata yang lumpuh harus menjadi motivasi dan berbenah secara cepat dan solusi terbaik adalah industri UMKM hasil daerah yang harus maju menjadi komoditas nasional dan internasional.

"Kesabaran dan kegigihan adalah kunci dalam menghadapi pandemi ini, dan desa sebagai pertahanan negara dalam hal ekonomi bisa jadi leading sektor bekerjasama dengan unicorn situs perbelanjaan yang kita miliki untuk memajukan perekonomian bangsa," ujarnya pula.
Baca juga: Kemendes PDTT berharap desa wisata bangkit setelah pandemi
Baca juga: Pemerintah curahkan segala daya upaya angkat potensi desa wisata

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Budisantoso Budiman
COPYRIGHT © ANTARA 2021