Momentum ini harus kita manfaatkan untuk melipatgandakan ikhtiar lahiriah dan batiniah dalam menghadapi pandemi
Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo mengajak umat Islam memasuki Tahun Baru Hijriah atau Tahun Baru Islam 1 Muharam 1443 H dengan penuh harap, doa, dan keyakinan agar Allah SWT memberkahi serta melindungi bangsa."Mari kita masuki tahun baru dengan penuh harap, dengan doa dan keyakinan, semoga Allah SWT senantiasa memberkahi dan melindungi bangsa Indonesia. Segera dibebaskan dari marabahaya," ujar Presiden dalam sambutannya pada acara "1 Muharam, Istighotsah dan Doa Bersama Para Ulama dan Presiden Joko Widodo", yang diselenggarakan Nahdlatul Ulama yang disaksikan secara virtual di Jakarta, Senin.
Presiden menyampaikan banyak hal berubah di masa pandemi. Perayaan Idul Adha beberapa waktu lalu harus dijalani dengan tidak biasa, di mana sebagian besar umat Islam menjalani malam takbir dan Shalat Idul Adha di rumah.
Masyarakat juga tidak lagi melakukan takbir keliling untuk mematuhi protokol kesehatan demi mengatasi pandemi.
Kepala Negara menyampaikan ancaman COVID-19 utamanya varian Delta telah memaksa bangsa Indonesia untuk berubah dan melakukan penyesuaian dalam berbagai kegiatan, termasuk aktivitas keagamaan.
"Itu adalah ikhtiar kebaikan, itu salah satu contoh hijrah yang diamanahkan Nabi Muhammad. Kesadaran untuk menjadi lebih baik, kesadaran untuk rela berkorban demi hal-hal yang lebih besar, kesadaran untuk membangun budaya hidup baru yang lebih bermanfaat dan produktif," katanya.
Baca juga: Puan ajak umat rayakan Tahun Baru Islam dengan rasa syukur
Presiden menyampaikan dahulu perjuangan Rasullullah SAW berhijrah dari Mekkah ke Madinah telah membuat Islam berkembang pesat, menyebar luas dan menjadi kekuatan yang disegani di jazirah Arab.
Presiden menekankan hijrah Rasullullah SAW mengajarkan perlunya pengorbanan untuk meninggalkan hal yang menghambat kemajuan. Diperlukan kebersamaan, keberanian, dan solidaritas untuk mengatasi ancaman.
Presiden mengajak semua umat Islam untuk terus meneguhkan ukuwah islamiyah, watoniyah dan basariyah, serta terus mengembangkan budaya moderasi beragama, toleransi, inklusifitas, dan "taawun".
"Sebarkan nilai-nilai Islam rahmatan lil alamin, teladani akhlak nabi dengan mengajarkan kebersamaan dan toleransi serta menghindari syiar kebencian," katanya.
Presiden mengatakan Tahun Baru Hijriah 1443 kali ini bertepatan dengan bulan kemerdekaan RI.
Menurut dia, Proklamasi 17 Agustus, 76 tahun lalu merupakan wujud hijrah bangsa Indonesia dari kolonialisme untuk menjadi bangsa merdeka dan berdaulat.
"Momentum ini harus kita manfaatkan untuk melipatgandakan ikhtiar lahiriah dan batiniah dalam menghadapi pandemi," katanya.
Pada akhir sambutannya, Presiden menyampaikan apresiasi, penghargaan, dan terima kasih sebesar-besarnya kepada para "masyayikh", ulama, kiai dan habaib serta pimpinan umat beragama lain yang selalu membantu dan bekerja sama dengan pemerintah dan tidak berhenti memanjatkan doa dan melakukan ikhtiar batin untuk keselamatan bangsa dan negara.
Baca juga: Menag ajak perkuat semangat gotong royong dalam peringati 1 Muharram
Baca juga: Waketum MUI: 1 Muharram momentum bermuhasabah perbaiki diri
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: M. Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2021
0 comments:
Post a Comment