Jakarta (ANTARA) - Ketua DPR RI Puan Maharani mengajak seluruh elemen bangsa Indonesia khususnya Pemuda Muhammadiyah untuk bersatu padu dan gotong royong membantu pemerintah dalam penanganan pandemi COVID-19 dan pemulihan negara.
"Selama Pandemi COVID-19 ini, kita menyaksikan bersama-sama segenap elemen masyarakat kita saling bantu membantu antara golongan masyarakat yang berpunya kepada masyarakat yang kurang mampu, atau terdampak secara ekonomi akibat COVID-19," kata Puan dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Hal tersebut dikatakan Puan saat menyampaikan pidato kebangsaan dalam acara "Resepsi Dirgahayu Kemerdekaan Republik Indonesia ke-76" yang diselenggarakan secara virtual oleh Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah pada Kamis (19/8) malam.
Puan dalam acara yang bertemakan "Membumikan Pancasila untuk Kemerdekaan yang Sesungguhnya" itu menyatakan Pancasila yang berintisarikan semangat gotong royong telah terbukti menjadi ideologi yang hidup dan bekerja di tengah masyarakat.
Menurut dia, Pancasila menjadi modal ideologis dan sosiologis yang kuat saat Indonesia menghadapi ancaman apapun, termasuk ancaman COVID-19.
"Pandemi hanya bisa diatasi dengan cara gotong royong atau kerja kolektif, Tidak bisa dikerjakan secara privat atau perseorangan. COVID-19 juga tidak bisa diatasi oleh pemerintah sendirian, tetapi harus bergotong royong dengan seluruh bangsa lainnya," ujarnya.
Baca juga: Puan: Kebinekaan jadi sumber kekuatan untuk ciptakan persatuan
Baca juga: Puan pimpin pelantikan Ibnu Mahmud gantikan Hanafi Rais di DPR
Baca juga: Puan minta fraksi-fraksi beri masukan komprehensif RUU APBN 2022
Dia mengajak Pemuda Muhammadiyah untuk mengikuti teladan para pendahulunya yang mampu menggalang kekuatan nasional bangsa saat berjuang dan merebut kemerdekaan Indonesia.
Menurut dia, bentuk perjuangan tersebut sangat dibutuhkan dalam upaya memerangi virus COVID-19 yang masih melanda Indonesia.
“Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dengan kekuataan nasional bangsa, Pemuda Muhammadiyah harus mengimplementasikan kembali perjuangan para tokoh pendiri Muhammadiyah terdahulu, dalam menghadapi pandemi COVID-19," katanya.
Mantan Menteri Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) itu menegaskan bahwa hanya dengan persatuan nasional dan kekuatan gotong royong, bangsa Indonesia dapat mengusir penjajahan kolonial asing di masa lalu.
Karena itu Puan percaya hanya persatuan nasional dan gotong royong, bangsa Indonesia dapat menyelesaikan COVID-19,” sambung cucu Proklamator Kemerdekaan RI Bung Karno itu.
Selain itu dia mengingat perjuangan sang kakek (Soekarno) saat memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, keberhasilan Bung Karno tidak terlepas dari perjuangan banyak elemen bangsa, termasuk dari kader-kader Muhammadiyah.
"Bung Karno adalah kader Muhammadiyah dan banyak kader-kader Muhammadiyah lainnya yang telah ikut berjuang merebut dan mendirikan kemerdekaan bangsa Indonesia seperti KH Ahmad Dahlan, Ki Bagus Hadikusumo, Kasman Singodimedjo, Jenderal Soedirman dan lain-lain," ujarnya.
Puan menegaskan bahwa perjuangan Muhammadiyah sejak berdiri pada 18 November 1912, memang sudah berkhidmat bagi kemerdekaan Indonesia dan saat ini organisasi tersebut berkhidmat untuk mengisi kemerdekaan.
Dia mengatakan, Soekarno sebelum membacakan teks proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia, bersama tokoh-tokoh Muhammadiyah lainnya dan para pendiri bangsa lainnya telah membahas dan merumuskan Pancasila sebagai dasar falsafah dan ideologi negara Indonesia merdeka.
"Selama Pandemi COVID-19 ini, kita menyaksikan bersama-sama segenap elemen masyarakat kita saling bantu membantu antara golongan masyarakat yang berpunya kepada masyarakat yang kurang mampu, atau terdampak secara ekonomi akibat COVID-19," kata Puan dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Hal tersebut dikatakan Puan saat menyampaikan pidato kebangsaan dalam acara "Resepsi Dirgahayu Kemerdekaan Republik Indonesia ke-76" yang diselenggarakan secara virtual oleh Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah pada Kamis (19/8) malam.
Puan dalam acara yang bertemakan "Membumikan Pancasila untuk Kemerdekaan yang Sesungguhnya" itu menyatakan Pancasila yang berintisarikan semangat gotong royong telah terbukti menjadi ideologi yang hidup dan bekerja di tengah masyarakat.
Menurut dia, Pancasila menjadi modal ideologis dan sosiologis yang kuat saat Indonesia menghadapi ancaman apapun, termasuk ancaman COVID-19.
"Pandemi hanya bisa diatasi dengan cara gotong royong atau kerja kolektif, Tidak bisa dikerjakan secara privat atau perseorangan. COVID-19 juga tidak bisa diatasi oleh pemerintah sendirian, tetapi harus bergotong royong dengan seluruh bangsa lainnya," ujarnya.
Baca juga: Puan: Kebinekaan jadi sumber kekuatan untuk ciptakan persatuan
Baca juga: Puan pimpin pelantikan Ibnu Mahmud gantikan Hanafi Rais di DPR
Baca juga: Puan minta fraksi-fraksi beri masukan komprehensif RUU APBN 2022
Dia mengajak Pemuda Muhammadiyah untuk mengikuti teladan para pendahulunya yang mampu menggalang kekuatan nasional bangsa saat berjuang dan merebut kemerdekaan Indonesia.
Menurut dia, bentuk perjuangan tersebut sangat dibutuhkan dalam upaya memerangi virus COVID-19 yang masih melanda Indonesia.
“Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dengan kekuataan nasional bangsa, Pemuda Muhammadiyah harus mengimplementasikan kembali perjuangan para tokoh pendiri Muhammadiyah terdahulu, dalam menghadapi pandemi COVID-19," katanya.
Mantan Menteri Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) itu menegaskan bahwa hanya dengan persatuan nasional dan kekuatan gotong royong, bangsa Indonesia dapat mengusir penjajahan kolonial asing di masa lalu.
Karena itu Puan percaya hanya persatuan nasional dan gotong royong, bangsa Indonesia dapat menyelesaikan COVID-19,” sambung cucu Proklamator Kemerdekaan RI Bung Karno itu.
Selain itu dia mengingat perjuangan sang kakek (Soekarno) saat memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, keberhasilan Bung Karno tidak terlepas dari perjuangan banyak elemen bangsa, termasuk dari kader-kader Muhammadiyah.
"Bung Karno adalah kader Muhammadiyah dan banyak kader-kader Muhammadiyah lainnya yang telah ikut berjuang merebut dan mendirikan kemerdekaan bangsa Indonesia seperti KH Ahmad Dahlan, Ki Bagus Hadikusumo, Kasman Singodimedjo, Jenderal Soedirman dan lain-lain," ujarnya.
Puan menegaskan bahwa perjuangan Muhammadiyah sejak berdiri pada 18 November 1912, memang sudah berkhidmat bagi kemerdekaan Indonesia dan saat ini organisasi tersebut berkhidmat untuk mengisi kemerdekaan.
Dia mengatakan, Soekarno sebelum membacakan teks proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia, bersama tokoh-tokoh Muhammadiyah lainnya dan para pendiri bangsa lainnya telah membahas dan merumuskan Pancasila sebagai dasar falsafah dan ideologi negara Indonesia merdeka.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: M Arief Iskandar
COPYRIGHT © ANTARA 2021
0 comments:
Post a Comment