Jakarta (ANTARA) - Ketua DPR RI Puan Maharani mengajak semua lapisan masyarakat untuk bersama-sama menjaga momentum penurunan laju penularan COVID-19 yang terjadi beberapa hari terakhir.
"Relaksasi ekonomi dan sosial keagamaan juga harus direspons dengan penuh tanggung jawab oleh seluruh lapisan masyarakat, yaitu dengan tetap ketat melaksanakan protokol kesehatan," kata Puan dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Dia berharap momentum baik tersebut tetap terjaga setelah pemerintah memutuskan perpanjangan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Level 4, meskipun dengan uji coba pembukaan mal dan pembukaan tempat ibadah secara terbatas.
Puan mengatakan, tanggung jawab bersama masyarakat dengan tetap memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas (5M), bertujuan agar kondisi penularan COVID-19 tidak kembali seperti Juli lalu.
"Mari kita jaga bersama-sama kondisi yang berangsur membaik ini dengan penuh tanggung jawab dan pengawasan prokes oleh petugas di lapangan juga tetap diperlukan," ujarnya.
Baca juga: Puan sebut efektivitas penanganan COVID-19 kunci pertumbuhan ekonomi
Baca juga: Puan minta pemerintah percepat realisasi bantuan bagi pekerja
Mantan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) itu juga berharap dalam masa perpanjangan PPKM level 4, pemerintah bisa menekan dua indikator yaitu angka kematian dan "positivity rate".
"Tren kasus beberapa hari terakhir memang menurun, tapi angka kematian dan 'positivity rate' masih nisbi tinggi. Dua indikator ini harus terus ditekan," tutur perempuan pertama yang menjabat Ketua DPR ini.
Dia mengatakan, berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per-Senin (9/8), "positivity rate" masih 36,34 persen atau jauh di atas standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yaitu 5 persen.
"Sementara itu, angka kematian di hari yang sama sebanyak 1.475 jiwa. Pemerintah harus fokus untuk menekan dua indikator tersebut sampai di bawah standar yang berlaku," katanya.
Dia menilai, upaya menekan "positivity rate" harus disertai dengan langkah tes, penelusuran, dan pengobatan atau 3T yang semakin masif.
Menurut dia, kalau 3T tidak bisa dilakukan maka dikhawatirkan penularan hanya naik turun, tapi tidak melandai, akibatnya tidak ada info tepat terkait daerah-daerah yang betul-betul zona merah.
Puan juga mengingatkan pemerintah untuk terus meningkatkan vaksinasi COVID-19 secara massal, terutama di luar Pulau Jawa yang tingkat vaksinasi-nya masih rendah.
Menurut dia, target vaksinasi harus tercapai dengan pasokan dan distribusi vaksin yang lancar karena faktanya vaksinasi adalah salah satu cara utama menekan risiko kematian.
"Relaksasi ekonomi dan sosial keagamaan juga harus direspons dengan penuh tanggung jawab oleh seluruh lapisan masyarakat, yaitu dengan tetap ketat melaksanakan protokol kesehatan," kata Puan dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Dia berharap momentum baik tersebut tetap terjaga setelah pemerintah memutuskan perpanjangan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Level 4, meskipun dengan uji coba pembukaan mal dan pembukaan tempat ibadah secara terbatas.
Puan mengatakan, tanggung jawab bersama masyarakat dengan tetap memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas (5M), bertujuan agar kondisi penularan COVID-19 tidak kembali seperti Juli lalu.
"Mari kita jaga bersama-sama kondisi yang berangsur membaik ini dengan penuh tanggung jawab dan pengawasan prokes oleh petugas di lapangan juga tetap diperlukan," ujarnya.
Baca juga: Puan sebut efektivitas penanganan COVID-19 kunci pertumbuhan ekonomi
Baca juga: Puan minta pemerintah percepat realisasi bantuan bagi pekerja
Mantan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) itu juga berharap dalam masa perpanjangan PPKM level 4, pemerintah bisa menekan dua indikator yaitu angka kematian dan "positivity rate".
"Tren kasus beberapa hari terakhir memang menurun, tapi angka kematian dan 'positivity rate' masih nisbi tinggi. Dua indikator ini harus terus ditekan," tutur perempuan pertama yang menjabat Ketua DPR ini.
Dia mengatakan, berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per-Senin (9/8), "positivity rate" masih 36,34 persen atau jauh di atas standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yaitu 5 persen.
"Sementara itu, angka kematian di hari yang sama sebanyak 1.475 jiwa. Pemerintah harus fokus untuk menekan dua indikator tersebut sampai di bawah standar yang berlaku," katanya.
Dia menilai, upaya menekan "positivity rate" harus disertai dengan langkah tes, penelusuran, dan pengobatan atau 3T yang semakin masif.
Menurut dia, kalau 3T tidak bisa dilakukan maka dikhawatirkan penularan hanya naik turun, tapi tidak melandai, akibatnya tidak ada info tepat terkait daerah-daerah yang betul-betul zona merah.
Puan juga mengingatkan pemerintah untuk terus meningkatkan vaksinasi COVID-19 secara massal, terutama di luar Pulau Jawa yang tingkat vaksinasi-nya masih rendah.
Menurut dia, target vaksinasi harus tercapai dengan pasokan dan distribusi vaksin yang lancar karena faktanya vaksinasi adalah salah satu cara utama menekan risiko kematian.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Chandra Hamdani Noor
COPYRIGHT © ANTARA 2021
0 comments:
Post a Comment