Jakarta (ANTARA) - Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto meminta para mahasiswa untuk terus menggembleng diri dengan berdisiplin, bertekad menguasai ilmu pengetahuan, dan teknologi (iptek) sehingga bisa menjawab tantangan zaman.
"Mahasiswa merupakan momentum emas untuk menggembleng diri sehingga kelak menjadi pemimpin bangsa. Jadi mahasiswa harus menggembleng diri sehingga siap ketika Indonesia memanggil," kata Hasto saat menyampaikan kuliah umum bagi mahasiswa Universitas Negeri Semarang secara daring, Selasa.
Hasto mengingatkan mahasiswa untuk memiliki kepedulian terhadap berbagai aspek strategis. Dia menyinggung soal Indonesia yang kaya budaya tapi terkesan kalah dengan tren budaya Korea atau Amerika.
"Kenapa K-Pop begitu digemari warga Indonesia. Kenapa kita terkesan meninggalkan budaya kita. Kita mempunyai tradisi kebudayaan yang berwarna, mengandung 'local wisdom'. Seharusnya kebudayaan kita diikemas secara modern dengan nilai kultural sehingga mendorong kepemimpinan Indonesia dalam budaya. Hal ini harus digelorakan mahasiswa," harap Hasto dalam siaran persnya.
Baca juga: Megawati ingatkan kader peduli kepada masyarakat di tengah pandemi
Dalam kesempatan itu, Hasto menyampaikan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menaruh perhatian bagaimana dunia kampus menjadi wahana yang penting, strategis, dan menjadi kawah candradimuka bagi calon pemimpin bangsa yang akan datang.
Hasto mendorong para mahasiswa untuk paham sejarah bangsa.
Apalagi, lanjut dia, sejak dulu Indonesia telah diakui kepemimpinannya di tingkat dunia termasuk dengan menggelar Konferensi Asia Afrika yang mendorong kemerdekaan sejumlah negara di Asia dan Afrika.
"Pada tahun 1955 setelah kita mendapatkan kedaulatan secara penuh, bagaimana Bung Karno sebagai pemimpin bangsa-bangsa Asia dan Afrika, bagaimana kita mampu menyelenggarakan suatu konferensi yang menggelorakan semangat kepemimpinan Indonesia, padahal kita baru enam tahun mendapatkan kedaulatan secara penuh setelah kita berjuang bersama mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia, kepemimpinan Indonesia inilah yang seharusnya membangun spirit seluruh mahasiswa," jelas Hasto.
Baca juga: Megawati Soekarnoputri meresmikan Kantor PDIP Surabaya
Oleh karena itu, Hasto mengajak mahasiswa untuk membuka wawasan terhadap sejarah, terhadap pentingnya pemimpin negarawan dimana mahasiswa sudah saatnya menggembleng diri agar menjadi manusia Indonesia yang sempurna yang sadar terhadap sejarahnya dan sadar tanggungjawabnya bagi masa depan bangsa.
Dia meminta agar semboyan Bhinneka Tunggal Ika harus dipahami dan bisa konsisten diterapkan di lingkungan kampus.
"Bahwa dunia kampus harus mengedepankan ciri-ciri persatuan Indonesia ini sehingga kita tidak membedakan setiap mahasiswa dari suku, agama, status sosial, dan jenis kelamin. Semuanya sama sebagai warga negara Indonesia yang bertanah air satu," ujar Hasto.
Baca juga: Megawati tegaskan kantor partai tidak boleh jadi milik pribadi
Pada bagian lain, Hasto menyinggung soal politik yang membangun peradaban, yakni politik yang menggelorakan seluruh sejarah peradaban bangsa, berakar kuat pada sejarah peradaban Nusantara dan Indonesia untuk membangun masa depan Indonesia yang berdaulat berdikari dan berkepribadian dalam kebudayaan.
Rektor Universitas Negeri Semarang (Unnes) Prof Fathur Rokhman dalam sambutannya menyebut kuliah umum yang disampaikan Sekjen PDIP ini bermakna bagi mahasiswa Unnes.
"Mahasiswa merupakan momentum emas untuk menggembleng diri sehingga kelak menjadi pemimpin bangsa. Jadi mahasiswa harus menggembleng diri sehingga siap ketika Indonesia memanggil," kata Hasto saat menyampaikan kuliah umum bagi mahasiswa Universitas Negeri Semarang secara daring, Selasa.
Hasto mengingatkan mahasiswa untuk memiliki kepedulian terhadap berbagai aspek strategis. Dia menyinggung soal Indonesia yang kaya budaya tapi terkesan kalah dengan tren budaya Korea atau Amerika.
"Kenapa K-Pop begitu digemari warga Indonesia. Kenapa kita terkesan meninggalkan budaya kita. Kita mempunyai tradisi kebudayaan yang berwarna, mengandung 'local wisdom'. Seharusnya kebudayaan kita diikemas secara modern dengan nilai kultural sehingga mendorong kepemimpinan Indonesia dalam budaya. Hal ini harus digelorakan mahasiswa," harap Hasto dalam siaran persnya.
Baca juga: Megawati ingatkan kader peduli kepada masyarakat di tengah pandemi
Dalam kesempatan itu, Hasto menyampaikan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menaruh perhatian bagaimana dunia kampus menjadi wahana yang penting, strategis, dan menjadi kawah candradimuka bagi calon pemimpin bangsa yang akan datang.
Hasto mendorong para mahasiswa untuk paham sejarah bangsa.
Apalagi, lanjut dia, sejak dulu Indonesia telah diakui kepemimpinannya di tingkat dunia termasuk dengan menggelar Konferensi Asia Afrika yang mendorong kemerdekaan sejumlah negara di Asia dan Afrika.
"Pada tahun 1955 setelah kita mendapatkan kedaulatan secara penuh, bagaimana Bung Karno sebagai pemimpin bangsa-bangsa Asia dan Afrika, bagaimana kita mampu menyelenggarakan suatu konferensi yang menggelorakan semangat kepemimpinan Indonesia, padahal kita baru enam tahun mendapatkan kedaulatan secara penuh setelah kita berjuang bersama mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia, kepemimpinan Indonesia inilah yang seharusnya membangun spirit seluruh mahasiswa," jelas Hasto.
Baca juga: Megawati Soekarnoputri meresmikan Kantor PDIP Surabaya
Oleh karena itu, Hasto mengajak mahasiswa untuk membuka wawasan terhadap sejarah, terhadap pentingnya pemimpin negarawan dimana mahasiswa sudah saatnya menggembleng diri agar menjadi manusia Indonesia yang sempurna yang sadar terhadap sejarahnya dan sadar tanggungjawabnya bagi masa depan bangsa.
Dia meminta agar semboyan Bhinneka Tunggal Ika harus dipahami dan bisa konsisten diterapkan di lingkungan kampus.
"Bahwa dunia kampus harus mengedepankan ciri-ciri persatuan Indonesia ini sehingga kita tidak membedakan setiap mahasiswa dari suku, agama, status sosial, dan jenis kelamin. Semuanya sama sebagai warga negara Indonesia yang bertanah air satu," ujar Hasto.
Baca juga: Megawati tegaskan kantor partai tidak boleh jadi milik pribadi
Pada bagian lain, Hasto menyinggung soal politik yang membangun peradaban, yakni politik yang menggelorakan seluruh sejarah peradaban bangsa, berakar kuat pada sejarah peradaban Nusantara dan Indonesia untuk membangun masa depan Indonesia yang berdaulat berdikari dan berkepribadian dalam kebudayaan.
Rektor Universitas Negeri Semarang (Unnes) Prof Fathur Rokhman dalam sambutannya menyebut kuliah umum yang disampaikan Sekjen PDIP ini bermakna bagi mahasiswa Unnes.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2021
0 comments:
Post a Comment