...lebih memperhatikan keterkaitan antara berbagai aspek, yaitu masyarakat, kemakmuran, dan planet
Jakarta (ANTARA) - Ketua DPR RI Puan Maharani dalam salah satu forum pada Konferensi Para Ketua Parlemen Dunia di Austria, Selasa, mengatakan pandemi COVID-19 merupakan momentum untuk memperbaiki arah pembangunan agar menjadi lebih hijau dan inklusif.

"Pandemi telah memunculkan gagasan pentingnya lebih memperhatikan keterkaitan antara berbagai aspek, yaitu masyarakat, kemakmuran, dan planet," kata Puan dalam keterangannya, di Jakarta, Selasa.

Hal itu dikatakan Puan saat menjadi salah satu panelis dalam salah satu forum pada Konferensi Kelima Para Ketua Parlemen Dunia (5WCSP), di Austria. Puan didaulat menjadi panelis, karena perannya dalam komite persiapan yang bertugas menyiapkan substansi konferensi para ketua parlemen dunia tersebut.

Bersama dua ketua parlemen negara lain, Puan memimpin jalannya forum yang bertajuk "Achieving Sustainable Development Requires More Attention on Human Well-being and Eenvironmental Preservation than on Economic Growth".

Pada general debate pertama di WCSP tersebut, Puan menyatakan perlunya pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan hijau sebagai fondasi untuk mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan upaya perlindungan lingkungan.

"Selain itu, juga untuk meningkatkan akses kesehatan dan pendidikan bagi seluruh masyarakat, dan secara umum untuk mencapai seluruh tujuan pembangunan sebagaimana tertera dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)," ujarnya.

Dia meyakini dengan berbagai langkah strategis tersebut, dunia bisa lebih mampu bangkit dan pulih, serta siap menghadapi kemungkinan terjadinya pandemi dan krisis lain di masa depan.

Menurut dia, diperlukan pertumbuhan ekonomi berkualitas di masa pasca-pandemi COVID-19, yang tidak hanya mengejar pertumbuhan tinggi namun memperhatikan pemerataan, menciptakan lapangan kerja, yang mengurangi ketimpangan, pembangunan berdimensi lingkungan, dan pembangunan yang rendah karbon.

"Kita tidak perlu mengkontradiksikan antara pertumbuhan ekonomi tinggi, dengan perlindungan lingkungan dan perubahan iklim," katanya pula.

Dalam sesi tersebut, peserta menyampaikan pandangan pro dan kontra terkait tema, yaitu perlunya perhatian yang lebih besar pada aspek kesejahteraan sosial dan lingkungan hidup daripada pertumbuhan ekonomi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan.

Puan menilai perlu ada keseimbangan dan integrasi antara aspek kesejahteraan sosial, perlindungan lingkungan hidup, dan pembangunan ekonomi, karena ketiga aspek tersebut sama-sama penting.

“Kita memerlukan pendekatan yang komprehensif antara ketiganya untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs)," ujarnya.

Dia menjelaskan mengapa dunia memerlukan pendekatan yang seimbang antara pembangunan ekonomi, sosial, dan lingkungan, karena pertumbuhan ekonomi tinggi diperlukan untuk mengentaskan kemiskinan dan melakukan upaya perlindungan lingkungan.

Selain itu, menurut Puan, pertumbuhan ekonomi tinggi diperlukan untuk meningkatkan akses kesehatan dan pendidikan, serta mengembangkan energi terbarukan.

Dia menilai, bagi negara maju, karena telah mencapai kesejahteraan masyarakat yang tinggi, tentu dapat berpaling mengalihkan perhatian kepada upaya perlindungan lingkungan hidup.

"Namun bagi negara berkembang, tetap diharapkan untuk melakukan pembangunan berimbang antara bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup," ujarnya.

Dia mengatakan, negara berkembang memerlukan pertumbuhan ekonomi berkualitas, karena masih harus mengentaskan kemiskinan, mengatasi ketimpangan ekonomi, serta memperbaiki akses pendidikan dan kesehatan, sehingga dibutuhkan konsep ekonomi hijau.

Puan meyakini dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, ketiga aspek tersebut dapat dilakukan secara berkesinambungan dan bersamaan dengan kebijakan yang tepat serta kepemimpinan parlemen.
Baca juga: Puan bertemu Ketua Parlemen Austria-Vietnam bicara penanganan COVID-19
Baca juga: Puan didaulat menjadi panelis Pertemuan Ketua Parlemen Perempuan Dunia


Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Budisantoso Budiman
COPYRIGHT © ANTARA 2021