Jakarta (ANTARA) -
Baca juga: Pendaftar kajian perbandingan kepemimpinan SBY-Jokowi capai 53 orang
Baca juga: PDI Perjuangan tak asal pilih kandidat pada Pilpres 2024
Baca juga: PDIP adakan khitanan massal untuk peringati Maulid Nabi
DPP PDI Perjuangan bersama DPP Partai Keadilan dan Persatuan (PKP) berkomitmen bekerja sama dan menjadi benteng penjaga ideologi Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.
Dalam pertemuan itu, Hasto didampingi sejumlah Ketua DPP PDIP yakni Ahmad Basarah, Djarot Saiful Hidayat, Nusyirwan Soedjono, Hamka Haq, Ribka Tijitaning, Eriko Sotarduga, Wasekjen PDIP Sadarestuwati dan Kepala Sekretariat DPP Yoseph Aryo Adhi Dharmo.
Delegasi PKP dipimpin Ketua Umum, Mayjen Mar (Purn) Yussuf Solichien, Waketum PKP Mayjen TNI (Purn) Aslizar Tanjung, Kabid Polhukam Irjen Pol (Purn) Syahrul Mamma, Kabid OKK PKP R Dodi Suriadiradja, Kabid Kewilayahan Freddy Arronggear, Bendahara Umum Ellen Sukmawati, Wasekjen PKP Dyah Puspita Sari dan Wabendum Vita Apriliyana.
Baca juga: Pendaftar kajian perbandingan kepemimpinan SBY-Jokowi capai 53 orang
Baca juga: PDI Perjuangan tak asal pilih kandidat pada Pilpres 2024
Baca juga: PDIP adakan khitanan massal untuk peringati Maulid Nabi
"Ibu Megawati Soekarnoputri sangat intens berkomunikasi dengan bapak Tri Sutrisno dan juga bapak Hendropriyono yang merupakan sahabat baik Ibu Megawati," kata Hasto menyebut dua tokoh senior PKP.
Menurut Hasto dengan silaturahmi ini, kedua partai ingin membangun kerja sama dengan spirit gotong royong di antara seluruh partai politik, khususnya yang memang memiliki rekam jejak sejarah perjuangan bangsa.
"Rekam jejak PDIP ini berkaitan dengan PNI yang pada tahun 1973 terjadi fusi. Kalau PKP kan berkaitan dengan purnawirawan TNI yang bersama-sama kita lihat rekam jejaknya dalam menegakkan Pancasila," lanjut Hasto dalam siaran persnya.
"Kita ini satu saudara kebangsaan yang sama-sama berjuang demi tegaknya Pancasila, NKRI, UUD 45, dan Kebhinnekaan," tambah Hasto.
Bahkan, Hasto mengatakan Hendropriyono beberapa kali hadir menjadi narasumber di acara PDIP.
Sementara itu, Ketua Umum PKP Mayjen Mar (Purn) Yussuf Solichien menyampaikan bergembira bisa hadir dan berdialog di kantor PDIP.
"Kami berterima kasih diterima di markas PDIP, dan ke depan bisa berkolaborasi meningkatkan demokrasi tidak hanya demokrasi tapi demokrasi Pancasila supaya cita-cita founding fathers (bapak pendiri bangsa) bisa tercapai," kata Yussuf yang merupakan mantan komandan Denjaka.
Menurut dia, PKP sama dengan PDIP tetap mempunyai komitmen yang kuat menjadi garda terdepan dan benteng Pancasila, UUD 45, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.
"Hal ini untuk menghadapi segala rongrongan ancaman disintegrasi bangsa, radikalisme, intoleransi, sifat-sifat yang diskriminatif, termasuk kelompok-kelompok yang ingin mengubah Pancasila," tegasnya.
Saat dialog, kedua partai membahas sejumlah isu aktual seperti ancaman ideologi yang ingin mengubah ideologi Pancasila, upaya menjaga kebhinekaan, penanganan COVID-19 dan wacana amandemen UUD 45.
"PDI Perjuangan dan PKP satu kekuatan nasionalis. Kekuatan Merah-Putih. Kita sama-sama berkomitmen melawan ideologi yang mau mengganti Pancasila. PDI Perjuangan siap bekerja sama. Pertemuan ini momentum memperkuat kerja sama kedua partai," ucap Hasto.
Usai dialog, kedua partai bertukar cinderamata. Selanjutnya, Hasto mengajak delegasi PKP menyantap soto ayam dan nasi liwet keprabon yang disajikan untuk menyambut kehadirannya di kantor PDIP.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: M Arief Iskandar
COPYRIGHT © ANTARA 2021
0 comments:
Post a Comment