Tugas saya membantu BNPT di daerah. Kami bantu sampai tuntas termasuk permodalan, pelatihan, sampai pemasaran
Semarang (ANTARA) -Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendukung konsep kawasan khusus terpadu nusantara (KKTN) yang digagas Badan Nasional Penanggulangan Terorisme untuk membantu kemandirian ekonomi para mantan narapidana terorisme (napiter).
Hal tersebut disampaikan Ganjar usai menerima kunjungan kerja Kepala BNPT Boy Rafli Amar di kantor Gubernur Jawa Tengah.
Ganjar menjelaskan beberapa contoh pendampingan reintegrasi sosial dan deradikalisasi kepada mantan napiter sudah ada sehingga pola-pola tersebut tinggal direplikasi dan dipadukan dengan konsep dari BNPT.
Kerja sama pemerintah daerah dengan BNPT dengan melibatkan Kesbangpol, Kesra, UMKM, dan perindustrian diperlukan agar para mantan napiter bisa mandiri setelah kembali ke masyarakat.
"Beberapa tadi yang sudah ada di masyarakat dan nanti yang akan keluar juga akan bekerja sama agar kita dapat informasi itu dari BNPT. Terus kita edukasi agar kembali ke pangkuan ibu pertiwi dan bermasyarakat dengan baik. Tugas negara adalah melindungi masyarakatnya begitu dan biar orang lain tahu," ujarnya.
Menurut Ganjar, dalam konsep pembangunan kesejahteraan tersebut, pemerintah daerah akan memberikan dukungan penuh, baik yang sudah dibina BNPT dan diberikan keterampilan maupun yang baru kembali ke masyarakat akan terus didampingi.
"Tugas saya membantu BNPT di daerah. Kami bantu sampai tuntas termasuk permodalan, pelatihan, sampai pemasaran," katanya.
Kepala BNPT Boy Rafli Amar mengatakan konsep penanggulangan kejahatan terorisme berbasis pembangunan kesejahteraan itu dilakukan dengan cara meningkatkan kesejahteraan mantan napiter.
Salah satunya dengan memberikan lapangan pekerjaan, kegiatan-kegiatan di bidang UKM untuk kemandirian di kalangan mantan napiter.
Konsep tersebut akan diwujudkan dengan membentuk KKTN di lima provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Tengah.
"Hari ini kami di Jawa Tengah untuk koordinasi masalah teknis yang akan dikerjakan ke depan, mudah-mudahan bisa diwujudkan agar eks napiter yang keluar sudah ada tempat untuk menampung dan memberdayakan mereka. Harapannya ke depan tidak kembali ke kelompoknya dan punya kemandirian bidang ekonomi," ujarnya.
Boy Rafli menyebutkan di Jawa Tengah ada sekitar 130 mantan napiter dan tersebar di beberapa daerah, serta diharapkan bisa menjadi kantong kegiatan kepada para mantan napiter.
"Ada beberapa titik pusat deradikalisasi yang sudah berjalan dan ditambah lagi yang ini. Jadi disesuaikan dengan domisili mereka, misal yang berdomisili di wilayah pantura seperti Semarang, Pekalongan, dan lainnya bisa disatukan di tempat baru ini. Kegiatan yang di Solo Raya itu sudah ada beberapa titik tapi tidak menggunakan sistem kawasan, tersebar," katanya.
Baca juga: Ganjar siap genjot pemulihan ekonomi di Jateng
Baca juga: Dongkrak ekonomi Jateng, Ganjar gelontorkan Rp2,23 triliun
Baca juga: Ganjar minta kepala daerah buka akses milenial bangun ekonomi kreatif
Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: Subagyo
COPYRIGHT © ANTARA 2021
0 comments:
Post a Comment