Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mendorong perdamaian dunia dan menyampaikan komitmen Indonesia untuk hubungan yang baik dengan negara sahabat.
Prabowo mengatakan hal itu dalam pidatonya di Forum Dialog The 17th International Institute for Strategic Studies (IISS) Manama Dialogue 2021, Bahrain, Sabtu waktu setempat.
Menurut dia, saat ini nilai-nilai universal sudah menjadi semakin umum dengan adanya revolusi informasi digital.
Nilai-nilai yang dimaksud tersebut adalah keinginan global untuk perdamaian, kebebasan berekspresi, keadilan sosial, dan kreativitas, katanya.
"Mereka yang memegang kekuasaan dan kekuatan di dunia ini perlu berhenti sejenak. Mereka perlu menekankan pada nilai, aturan, penghormatan hak asasi manusia, perlindungan minoritas, dan perlindungan degradasi lebih lanjut dari lingkungan kita," kata Menhan Prabowo dalam siaran persnya.
Pada akhirnya, lanjut mantan Danjen Kopassus ini, kekuatan yang seimbang dengan kebajikan adalah kunci perdamaian dunia.
Baca juga: Menhan Prabowo hadiri "Remembrance Sunday" dengan Dubes Inggris
"Pemimpin harus mencerminkan kebajikan dan rasa hormat. Kekuatan-kekuatan besar dunia perlu menghayati ini. Hanya dengan begitulah sejarah akan menilai mereka. Tidak hanya menjadi kekuatan besar, tetapi lebih penting dan abadi, yaitu menjadi peradaban besar," kata Prabowo.
Indonesia sendiri, kata dia, menekankan berkomitmen untuk selalu terbuka atas hubungan eksternal dengan senantiasa berusaha mewujudkan atmosfer yang harmonis untuk hidup damai berdampingan bersama semua pihak.
Mengenai sikap dalam hubungan multilateral dengan berbagai negara, Menhan Prabowo menegaskan bahwa Indonesia berkomitmen untuk terus menjaga hubungan baik dengan semua negara dan menjaga netralitas.
"Melalui ASEAN, bersama negara-negara di Kawasan Asia Tenggara, Indonesia akan selalu berusaha membantu menyelesaikan permasalahan antarnegara yang muncul dengan prinsip saling menghormati kedaulatan masing-masing negara," jelasnya.
Baca juga: Prabowo dampingi PM dan Menhan Malaysia tinjau PT Pindad
Adapun terkait bagaimana Indonesia mengartikulasi pertahanan dan keamanan terkait hubungannya dengan Timur Tengah dan negara-negara di Semenanjung Arab, Menhan Prabowo menyatakan sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki hubungan yang sangat erat dengan Timur Tengah.
Oleh karena itu, Indonesia terus mengamati setiap komplikasi yang terjadi pada keamanan regional di Kawasan Timur Tengah yang dapat memengaruhi masyarakat akar rumput di Indonesia.
International Institute for Strategic Studies (IISS) Manama Dialogue adalah elemen penting bagi arsitektur keamanan Timur Tengah.
Baca juga: Menhan Prabowo dukung inovasi ahli teknologi pertahanan ITB
IISS adalah forum bagi para menteri, pakar, tokoh pembentuk opini, dan komunitas bisnis sebagai wadah mendiskusikan tantangan keamanan paling mendesak yang terjadi di Timur Tengah dan telah dilaksanakan sejak tahun 2004.
Forum Dialog Internasional yang mengambil tema "Multilateralisme dan Timur Tengah" tersebut menjadi satu momen penting bagi para pembuat kebijakan maupun pemimpin dari seluruh Timur Tengah, Amerika Utara, Eropa, Afrika, dan Asia untuk berdialog dalam upaya menemukan jawaban atas masalah kebijakan paling mendesak di kawasan ini.
Selain itu, dialog ini juga memberikan kesempatan untuk melaksanakan diskusi bilateral, multilateral, dan menjadi awal terbentuknya kebijakan diplomasi pertahanan dan keamanan regional.
Prabowo mengatakan hal itu dalam pidatonya di Forum Dialog The 17th International Institute for Strategic Studies (IISS) Manama Dialogue 2021, Bahrain, Sabtu waktu setempat.
Menurut dia, saat ini nilai-nilai universal sudah menjadi semakin umum dengan adanya revolusi informasi digital.
Nilai-nilai yang dimaksud tersebut adalah keinginan global untuk perdamaian, kebebasan berekspresi, keadilan sosial, dan kreativitas, katanya.
"Mereka yang memegang kekuasaan dan kekuatan di dunia ini perlu berhenti sejenak. Mereka perlu menekankan pada nilai, aturan, penghormatan hak asasi manusia, perlindungan minoritas, dan perlindungan degradasi lebih lanjut dari lingkungan kita," kata Menhan Prabowo dalam siaran persnya.
Pada akhirnya, lanjut mantan Danjen Kopassus ini, kekuatan yang seimbang dengan kebajikan adalah kunci perdamaian dunia.
Baca juga: Menhan Prabowo hadiri "Remembrance Sunday" dengan Dubes Inggris
"Pemimpin harus mencerminkan kebajikan dan rasa hormat. Kekuatan-kekuatan besar dunia perlu menghayati ini. Hanya dengan begitulah sejarah akan menilai mereka. Tidak hanya menjadi kekuatan besar, tetapi lebih penting dan abadi, yaitu menjadi peradaban besar," kata Prabowo.
Indonesia sendiri, kata dia, menekankan berkomitmen untuk selalu terbuka atas hubungan eksternal dengan senantiasa berusaha mewujudkan atmosfer yang harmonis untuk hidup damai berdampingan bersama semua pihak.
Mengenai sikap dalam hubungan multilateral dengan berbagai negara, Menhan Prabowo menegaskan bahwa Indonesia berkomitmen untuk terus menjaga hubungan baik dengan semua negara dan menjaga netralitas.
"Melalui ASEAN, bersama negara-negara di Kawasan Asia Tenggara, Indonesia akan selalu berusaha membantu menyelesaikan permasalahan antarnegara yang muncul dengan prinsip saling menghormati kedaulatan masing-masing negara," jelasnya.
Baca juga: Prabowo dampingi PM dan Menhan Malaysia tinjau PT Pindad
Adapun terkait bagaimana Indonesia mengartikulasi pertahanan dan keamanan terkait hubungannya dengan Timur Tengah dan negara-negara di Semenanjung Arab, Menhan Prabowo menyatakan sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki hubungan yang sangat erat dengan Timur Tengah.
Oleh karena itu, Indonesia terus mengamati setiap komplikasi yang terjadi pada keamanan regional di Kawasan Timur Tengah yang dapat memengaruhi masyarakat akar rumput di Indonesia.
International Institute for Strategic Studies (IISS) Manama Dialogue adalah elemen penting bagi arsitektur keamanan Timur Tengah.
Baca juga: Menhan Prabowo dukung inovasi ahli teknologi pertahanan ITB
IISS adalah forum bagi para menteri, pakar, tokoh pembentuk opini, dan komunitas bisnis sebagai wadah mendiskusikan tantangan keamanan paling mendesak yang terjadi di Timur Tengah dan telah dilaksanakan sejak tahun 2004.
Forum Dialog Internasional yang mengambil tema "Multilateralisme dan Timur Tengah" tersebut menjadi satu momen penting bagi para pembuat kebijakan maupun pemimpin dari seluruh Timur Tengah, Amerika Utara, Eropa, Afrika, dan Asia untuk berdialog dalam upaya menemukan jawaban atas masalah kebijakan paling mendesak di kawasan ini.
Selain itu, dialog ini juga memberikan kesempatan untuk melaksanakan diskusi bilateral, multilateral, dan menjadi awal terbentuknya kebijakan diplomasi pertahanan dan keamanan regional.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2021
0 comments:
Post a Comment