Berita bohong itu berkembang lebih cepat seperti deret ukur dibandingkan dengan berita yang bersifat konfirmatif, pelurusan berita, yang seperti deret hitung
Manado (ANTARA) - Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengingatkan seluruh pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di provinsi memiliki tantangan yang semakin berat di era digital.

"Tantangan yang dihadapi Forum Kerukunan Umat Beragama sekarang ini tidak berarti tidak ada, bahkan tantangan semakin berat," kata Wapres saat membuka Pekan Kerukunan Internasional dan Konferensi Nasional VI FKUB Tahun 2021 di Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Jumat.

Di tengah era digital saat ini, kata Wapres, membuat arus informasi yang belum terkonfirmasi kebenarannya dapat menyebar sangat luas dan cepat di kalangan masyarakat.

"Saat ini kita memasuki era digital yang serba canggih yang memungkinkan informasi tersebar dengan cepat," ujarnya.

Diseminasi informasi tersebut bisa mengandung muatan negatif sehingga berakibat pada munculnya konflik antarumat beragama di tengah masyarakat.

Baca juga: Ma'ruf Amin lakukan kunjungan kerja ke Sulawesi Utara

Baca juga: Wapres serahkan Paramakarya 2021 kepada 12 gubernur


"Di antara informasi itu ada yang bersifat positif, tapi ada yang sifatnya negatif, termasuk isu-isu yang dapat menimbulkan konflik antarumat beragama, antara lain melalui narasi konspiratif dan berita bohong, hoaks," jelasnya.

Wapres menyebutkan penyebaran berita bohong jauh lebih cepat dibandingkan berita yang sudah terkonfirmasi kebenarannya. Wapres menganalogikan berita bohong seperti deret ukur, sementara berita terkonfirmasi merupakan deret hitung.

"Berita bohong itu berkembang lebih cepat seperti deret ukur dibandingkan dengan berita yang bersifat konfirmatif, pelurusan berita, yang seperti deret hitung," tukasnya.

Selain itu, Wapres juga mengatakan perkembangan teknologi informasi berbasis digital memiliki sisi negatif dengan adanya kurasi algoritma, yang dapat menggiring kelompok masyarakat untuk meyakini isu tertentu saja.

“Sisi negatif dari teknologi informasi berbasis digital ini memiliki kemampuan yang disebut dengan kurasi algoritma, yang menggiring kelompok orang meyakini hanya terhadap informasi yang dipasok dari kelompoknya sebagai kebenaran, sementara kelompok lain berpedoman pada kebenaran yang diyakini kelompoknya sendiri,” jelasnya.

Oleh karena itu, Wapres mengingatkan FKUB untuk terus menjaga kerukunan masyarakat di masing-masing daerah dengan meningkatkan toleransi antarumat beragama.

“Saya memberikan apresiasi atas peran dan kontribusi FKUB, sebagai media yang efektif dalam membangun kerukunan serta sekaligus menyelesaikan perselisihan atau konflik berlatar belakang agama,” ujar Wapres.

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Chandra Hamdani Noor