Jakarta (ANTARA) - Anggota DPR RI Achmad Baidowi menegaskan terpilihnya KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya sebagai ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dapat membawa organisasi itu berdiri di atas semua golongan.
"NU tidak terkontaminasi kepentingan politik praktis dan NU berdiri di atas semua golongan," kata Baidowi dihubungi di Jakarta, Jumat.
Baidowi berharap Gus Yahya mampu membawa NU jauh dari tarikan-tarikan partai politik, terutama kesan hanya dikuasai partai politik tertentu. Menurutnya, Gus Yahya harus mampu membawa NU sebagai organisasi milik semua golongan.
Baca juga: Ketua DPR harap PBNU jadi benteng kebinekaan dan keutuhan NKRI
"Jadi, jangan terkesan NU itu disetir oleh satu partai politik," ujarnya.
Anggota Komisi VI turut mengucapkan selamat atas terpilihnya Gus Yahya sebagai Ketua PBNU periode 2021-2026. Dia berharap, di bawah kepemimpinan Gus Yahya, NU kembali ke jati dirinya sebagai organisasi keagamaan, bukan organisasi politik yang terkesan beberapa waktu terakhir.
"Saya berharap, terpilihnya Gus Yahya ini memberi perubahan di PBNU ke depan dan kembali ke jati dirinya sebagai organisasi keagamaan, organisasi jamiyah. NU tidak terkontaminasi kepentingan politik praktis," harap Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tersebut.
Kata Awiek, PPP berharap Gus Yahya dapat meneruskan hal-hal baik yang sudah ditanamkan Kiai Said Aqil Sirodj dalam lima tahun terakhir. Tak hanya itu, Gus Yahya diharapkan mampu membuat terobosan-terobosan baru yang berguna bagi masa depan.
KH Yahya Cholil Staquf terpilih sebagai Ketua Umum PBNU periode 2021-2026 setelah unggul dari petahana KH Said Aqil Siroj, dalam pemilihan Ketua Umum PBNU yang dilaksanakan pada Muktamar Ke-34 NU di Lampung.
Gus Yahya meraih 337 suara, sementara Kiai Said Aqil memperoleh suara 210 dari total 548 suara yang masuk, baik dari pengurus cabang, wilayah maupun luar negeri, sementara yang dinyatakan tidak sah satu suara.
Gus Yahya lahir di Rembang, Jawa Tengah, 16 Februari 1966. Dia merupakan putra dari KH Muhammad Cholil Bisri, pengasuh Pondok Pesantren Roudlatut Thalibin di Leteh, Rembang, Jawa Tengah.
Gus Yahya yang juga kader organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Yogyakarta merupakan Juru Bicara Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur pada periode 1999-2001.
Baca juga: PB HMI: Terpilihnya Gus Yahya merupakan kemenangan umat NU
Baca juga: KSP: Terpilihnya Gus Yahya bukti regenerasi kepemimpinan di NU
"NU tidak terkontaminasi kepentingan politik praktis dan NU berdiri di atas semua golongan," kata Baidowi dihubungi di Jakarta, Jumat.
Baidowi berharap Gus Yahya mampu membawa NU jauh dari tarikan-tarikan partai politik, terutama kesan hanya dikuasai partai politik tertentu. Menurutnya, Gus Yahya harus mampu membawa NU sebagai organisasi milik semua golongan.
Baca juga: Ketua DPR harap PBNU jadi benteng kebinekaan dan keutuhan NKRI
"Jadi, jangan terkesan NU itu disetir oleh satu partai politik," ujarnya.
Anggota Komisi VI turut mengucapkan selamat atas terpilihnya Gus Yahya sebagai Ketua PBNU periode 2021-2026. Dia berharap, di bawah kepemimpinan Gus Yahya, NU kembali ke jati dirinya sebagai organisasi keagamaan, bukan organisasi politik yang terkesan beberapa waktu terakhir.
"Saya berharap, terpilihnya Gus Yahya ini memberi perubahan di PBNU ke depan dan kembali ke jati dirinya sebagai organisasi keagamaan, organisasi jamiyah. NU tidak terkontaminasi kepentingan politik praktis," harap Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tersebut.
Kata Awiek, PPP berharap Gus Yahya dapat meneruskan hal-hal baik yang sudah ditanamkan Kiai Said Aqil Sirodj dalam lima tahun terakhir. Tak hanya itu, Gus Yahya diharapkan mampu membuat terobosan-terobosan baru yang berguna bagi masa depan.
KH Yahya Cholil Staquf terpilih sebagai Ketua Umum PBNU periode 2021-2026 setelah unggul dari petahana KH Said Aqil Siroj, dalam pemilihan Ketua Umum PBNU yang dilaksanakan pada Muktamar Ke-34 NU di Lampung.
Gus Yahya meraih 337 suara, sementara Kiai Said Aqil memperoleh suara 210 dari total 548 suara yang masuk, baik dari pengurus cabang, wilayah maupun luar negeri, sementara yang dinyatakan tidak sah satu suara.
Gus Yahya lahir di Rembang, Jawa Tengah, 16 Februari 1966. Dia merupakan putra dari KH Muhammad Cholil Bisri, pengasuh Pondok Pesantren Roudlatut Thalibin di Leteh, Rembang, Jawa Tengah.
Gus Yahya yang juga kader organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Yogyakarta merupakan Juru Bicara Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur pada periode 1999-2001.
Baca juga: PB HMI: Terpilihnya Gus Yahya merupakan kemenangan umat NU
Baca juga: KSP: Terpilihnya Gus Yahya bukti regenerasi kepemimpinan di NU
Pewarta: Fauzi
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2021
0 comments:
Post a Comment