segera mendapatkan vaksin dan tidak pilih-pilih vaksin
Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan Indonesia telah mencapai target vaksinasi yang ditentukan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) yakni setidaknya mencapai 40 persen dari total populasi penduduk di suatu negara.“Cakupan vaksinasi COVID-19 Indonesia telah berhasil memenuhi target WHO, yang menargetkan setiap negara sekurang-kurangnya mencapai 40 persen dari total populasi untuk mendapatkan vaksinasi dosis lengkap pada akhir 2021,” kata Nadia dalam Siaran Pers PPKM yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat.
Nadia menyebutkan berdasarkan data yang dimiliki pihaknya saat ini, total vaksin yang sudah diberikan kepada masyarakat sudah mencapai sebanyak 264.319.430 juta dosis vaksin.
Dengan rincian, sebesar 154.786.917 juta warga telah mendapatkan suntikan dosis pertama atau sebesar 74,32 persen. Sedangkan sebanyak 109.532.513 juta warga telah mendapatkan dosis lengkap atau dengan persentase sebesar 52,59 persen.
Baca juga: IDAI sebut efek samping usai vaksinasi COVID-19 pada anak hanya ringan
Baca juga: Mendagri minta keroyok vaksinasi empat daerah di Maluku
Menurut Nadia, pencapaian tersebut juga tak terlepas dari tren laju suntik vaksin yang kembali naik berturut-turut dalam dua minggu terakhir hingga Desember 2021.
“Pada dosis pertama mencapai 157,1 juta atau 75,5 persen dan proyeksi dosis kedua mencapai 113,6 juta atau 54,6 persen untuk percepatan vaksinasi saat ini,” ucap dia.
Hal itu kemudian menyebabkan sebanyak 32 ibu kota provinsi sudah mencapai target lebih dari 70 persen di bulan Desember kini. Termasuk dengan adanya dua daerah yakni Kota Ternate dan Kabupaten Mamuju yang turut serta masuk ke dalam data tersebut.
Sedangkan pada peringkat secara global, Nadia mengatakan Indonesia masih berada di peringkat kelima sebagai negara dengan jumlah orang yang mendapatkan vaksinasi dosis pertama serta pemilik jumlah total dosis yang diberikan terbanyak di dunia.
Walaupun telah mencapai target yang ditetapkan WHO, Nadia menegaskan bahwa Indonesia tetap tidak boleh lengah dan abai dalam menjalankan protokol kesehatan.
Baca juga: Kemkes: 80 persen vaksinasi dosis 1 bisa tercapai medio Januari 2022
Baca juga: Mendagri: Tunda pembayaran tunjangan kinerja ASN yang enggan vaksin
Ia mengimbau pada semua pihak yang baru menjalankan vaksinasi pertama, untuk segera melengkapi dosis vaksinnya.
Percepatan melakukan vaksinasi dan tidak memilih merek vaksin, kata dia, harus segera dilakukan sebagai bentuk antisipasi menjaga diri dan lingkungan sekitar dari adanya penularan COVID-19 sekaligus mencegah hadirnya Omicron di tengah masyarakat.
“Ingat! segera vaksinasi, jadi contoh untuk masyarakat lainnya. Untuk segera mendapatkan vaksin dan tidak pilih-pilih vaksin,” tegas Nadia.
Baca juga: Epidemiolog sebut jurang vaksinasi mudahkan Omicron tulari masyarakat
Baca juga: Kemkes: Prokes, 3T dan vaksinasi tetap jadi kunci lawan varian Omicron
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Budhi Santoso
COPYRIGHT © ANTARA 2021
0 comments:
Post a Comment