Jakarta (ANTARA) - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meninjau Bandara Tebelian yang terletak di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, Selasa (7/12).
“Hari ini Saya ke Bandara Tebelian untuk mengecek kondisi fasilitas sisi darat dan sisi udara bandara, yang direncanakan akan diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo pada Rabu (8/12),” kata Budi Karya dalam keterangannya dipantau di Jakarta, Selasa.
Budi Karya mengatakan, Bandara Tebelian di Sintang dibangun sejak tahun 2011 dan terus dilakukan pengembangannya hingga tahun 2020.
Bandara ini dibangun dan dikembangkan dengan total biaya sekitar Rp580 miliar.
Adapun keberadaan bandara ini untuk menggantikan bandara eksisting yaitu Bandara Susilo, yang sudah tidak bisa dikembangkan lagi karena berada di pusat kota dan dikelilingi pemukiman.
"Kehadiran bandara ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan transportasi udara di Kabupaten Sintang dan sekitarnya," ujarnya.
Sebagai informasi, pengembangan Bandara Tebelian dilakukan diatas lahan sekitar 153,6 hektar, yang telah dihibahkan oleh Pemkab Sintang kepada Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub.
Bandara Tebelian saat ini memiliki terminal penumpang seluas 2.000 m² yang mampu melayani 75 ribu penumpang per tahun, panjang runway 1.820 m x 30 m yang mampu didarati pesawat sejenis ATR-72/600, taxiway 160 m x 18 m dan Apron 220 m x 60 m, yang mampu menampung 4 pesawat ATR-72.
Pada hari yang sama, Menhub juga meninjau bandara lainnya yang berada di Provinsi Kalbar, yaitu Bandara Pangsuma, yang terletak di Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalbar.
“Saya senang sekali karena ini pertama kalinya Saya hadir disini, untuk meninjau bandara yang berada di daerah perbatasan Indonesia – Malaysia,” tutur Menhub.
Kemenhub melalui Ditjen Perhubungan Udara berencana melakukan pengembangan Bandara Pangsuma, dalam rangka meningkatkan aspek keselamatan dan pelayanan penerbangan, serta untuk mendongkrak perekonomian di wilayah Putussibau dan sekitarnya.
Bandara Pangsuma saat ini memiliki runway sepanjang 1800 m x30 m yang dapat didarati pesawat sejenis ATR-72 dan terminal penumpang seluas 1.020 m2.
Pembangunan dilakukan sejak tahun 2014 hingga tahun 2019 dengan total biaya sekitar Rp. 48 Milyar. Pada tahun 2021, kembali dilakukan sejumlah pengembangan yaitu: pelapisan runway, taxiway, apron, dan standarisasi runway strip.
Bandara Tebelian dan Bandara Pangsuma merupakan dua dari empat bandara di Provinsi Kalbar, yang dikelola oleh Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub.
Pengembangan bandara Tebelian dan Bandara Putussibau diharapkan semakin meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas di Provinsi Kalbar dan sekitarnya.
Dua bandara lainnya yaitu: Bandara Rahadi Oesman di Kota Ketapang, dan Bandara Nanga Pinoh di Kabupaten Melawi. Sementara, satu bandara lainnya di Provinsi Kalbar yaitu Bandara Supadio di Pontianak (dikelola PT Angkasa Pura II).
Turut hadir bersama Menhub, Dirjen Perhubungan Udara Novie Riyanto dan Wakil Bupati Kapuas Hulu, Wahyudi Hidayat.
Baca juga: Menhub targetkan pembangunan Bandara Mentawai rampung Agustus 2022
Baca juga: Menhub pastikan Bandara Ngurah Rai Bali terapkan prokes secara ketat
“Hari ini Saya ke Bandara Tebelian untuk mengecek kondisi fasilitas sisi darat dan sisi udara bandara, yang direncanakan akan diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo pada Rabu (8/12),” kata Budi Karya dalam keterangannya dipantau di Jakarta, Selasa.
Budi Karya mengatakan, Bandara Tebelian di Sintang dibangun sejak tahun 2011 dan terus dilakukan pengembangannya hingga tahun 2020.
Bandara ini dibangun dan dikembangkan dengan total biaya sekitar Rp580 miliar.
Adapun keberadaan bandara ini untuk menggantikan bandara eksisting yaitu Bandara Susilo, yang sudah tidak bisa dikembangkan lagi karena berada di pusat kota dan dikelilingi pemukiman.
"Kehadiran bandara ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan transportasi udara di Kabupaten Sintang dan sekitarnya," ujarnya.
Sebagai informasi, pengembangan Bandara Tebelian dilakukan diatas lahan sekitar 153,6 hektar, yang telah dihibahkan oleh Pemkab Sintang kepada Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub.
Bandara Tebelian saat ini memiliki terminal penumpang seluas 2.000 m² yang mampu melayani 75 ribu penumpang per tahun, panjang runway 1.820 m x 30 m yang mampu didarati pesawat sejenis ATR-72/600, taxiway 160 m x 18 m dan Apron 220 m x 60 m, yang mampu menampung 4 pesawat ATR-72.
Pada hari yang sama, Menhub juga meninjau bandara lainnya yang berada di Provinsi Kalbar, yaitu Bandara Pangsuma, yang terletak di Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalbar.
“Saya senang sekali karena ini pertama kalinya Saya hadir disini, untuk meninjau bandara yang berada di daerah perbatasan Indonesia – Malaysia,” tutur Menhub.
Kemenhub melalui Ditjen Perhubungan Udara berencana melakukan pengembangan Bandara Pangsuma, dalam rangka meningkatkan aspek keselamatan dan pelayanan penerbangan, serta untuk mendongkrak perekonomian di wilayah Putussibau dan sekitarnya.
Bandara Pangsuma saat ini memiliki runway sepanjang 1800 m x30 m yang dapat didarati pesawat sejenis ATR-72 dan terminal penumpang seluas 1.020 m2.
Pembangunan dilakukan sejak tahun 2014 hingga tahun 2019 dengan total biaya sekitar Rp. 48 Milyar. Pada tahun 2021, kembali dilakukan sejumlah pengembangan yaitu: pelapisan runway, taxiway, apron, dan standarisasi runway strip.
Bandara Tebelian dan Bandara Pangsuma merupakan dua dari empat bandara di Provinsi Kalbar, yang dikelola oleh Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub.
Pengembangan bandara Tebelian dan Bandara Putussibau diharapkan semakin meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas di Provinsi Kalbar dan sekitarnya.
Dua bandara lainnya yaitu: Bandara Rahadi Oesman di Kota Ketapang, dan Bandara Nanga Pinoh di Kabupaten Melawi. Sementara, satu bandara lainnya di Provinsi Kalbar yaitu Bandara Supadio di Pontianak (dikelola PT Angkasa Pura II).
Turut hadir bersama Menhub, Dirjen Perhubungan Udara Novie Riyanto dan Wakil Bupati Kapuas Hulu, Wahyudi Hidayat.
Baca juga: Menhub targetkan pembangunan Bandara Mentawai rampung Agustus 2022
Baca juga: Menhub pastikan Bandara Ngurah Rai Bali terapkan prokes secara ketat
Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Budi Suyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2021
0 comments:
Post a Comment