Jakarta (ANTARA) - Badan Standardisasi Nasional (BSN) menetapkan 568 standardisasi nasional Indonesia (SNI) pada 2021, termasuk di antaranya untuk penanganan COVID-19 dan industri permainan.

“Dalam pengembangan Standar Nasional Indonesia (SNI), pada tahun 2021, BSN telah menetapkan 568 SNI, termasuk SNI yang terkait dengan penanganan COVID-19,” kata Kepala BSN Kukuh S Achmad, dalam konferensi pers Capaian Tahun 2021 dan Outlook 2022 Badan Standardisasi Nasional di Kantor BSN, Jakarta, Selasa.

SNI yang telah ditetapkan oleh BSN Tahun 2021, di antaranya tentang instalasi medis, kebersihan, kesehatan, keselamatan dan kelestarian lingkungan tempat penyelenggaraan dan pendukung kegiatan pariwisata dan industri permainan (gim).

Untuk meningkatkan kinerja pengembangan SNI, BSN melakukan restrukturisasi terhadap 118 Komite Teknis Perumus SNI.

Sementara untuk mendukung efektivitas penerapan SNI, BSN memastikan kompetensi Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK) di Indonesia.

Pada 2021, kata Kukuh, BSN melalui Komite Akreditasi Nasional (KAN) melakukan penilaian akreditasi terhadap 2.698 LPK, yang terdiri atas 1.429 laboratorium penguji, 359 laboratorium kalibrasi, 87 laboratorium medik, 37 penyelenggara uji profisiensi, 567 lembaga sertifikasi dan 219 lembaga inspeksi.

Dalam mengoperasikan sistem akreditasi yang berorientasi kepada kompetensi, konsistensi dan imparsialitas serta pengakuan internasional, sampai Tahun 2021, BSN melalui KAN mengoperasikan 33 skema akreditasi dan 14 skema di antaranya telah mendapat pengakuan internasional. Salah satunya yang terbaru adalah akreditasi Lembaga Validasi/Verifikasi Gas Rumah Kaca (Green House Gases).

BSN juga menetapkan 41 skema penerapan standar untuk memudahkan pelaku usaha dalam menerapkan SNI

BSN telah memberikan pelayanan standardisasi dan penilaian kesesuaian kepada para pemangku kepentingan, melalui kantor layanan teknis (KLT) BSN di Pekanbaru, Palembang, Bandung, Surabaya dan Makassar, dengan menyediakan konsultasi, pembinaan dan pelatihan.

Dalam rangka meningkatkan efektivitas penerapan SNI, BSN melaksanakan kegiatan promosi standar dan penilaian kesesuaian terhadap 8.963 orang serta sosialisasi kepada penerap SNI terhadap 6.812 orang.

Selain itu, Kukuh mengatakan sebagai implementasi Undang-undang Cipta Kerja, BSN diberikan amanat mengembangkan sistem pembinaan bagi pelaku usaha mikro dan kecil (UMK) dengan kategori usaha risiko rendah. Pada 2021, BSN meluncurkan aplikasi SNI Bina UMK yang dapat diakses melalui binaumk.bsn.go.id.

Guna lebih memperkenalkan produk UMKM ber-SNI kepada masyarakat dan membantu memasarkan produk-produk UMKM melalui platform digital, BSN pada 2021 meluncurkan Etalase Digital Produk UMKM ber-SNI yang dapat diakses melalui tokomutu.com.

Bahkan, katanya, dalam rangka memfasilitasi pembinaan penerapan standar, BSN telah melakukan 330 pembinaan penerapan pelaku usaha dan LPK di seluruh Indonesia.

Kukuh menuturkan untuk mendukung penerapan standar di Indonesia, selama 2021 terdapat 25 regulasi yang diharmonisasikan berdasarkan standardisasi dan penilaian kesesuaian.

Pada kegiatan riset dan pengembangan sumber daya manusia, BSN telah melaksanakan penelitian yang terdiri dari sembilan rekomendasi hasil penelitian standardisasi dan penilaian kesesuaian, tujuh hasil penelitian purwarupa, empat paten hasil penelitian serta pelatihan terhadap 8.295 orang terkait standardisasi dan penilaian kesesuaian.

BSN juga melakukan kerja sama dalam negeri dengan 45 pemangku kepentingan baik instansi, pemerintah daerah, industri, maupun perguruan tinggi.

Pencapaian lainnya di BSN adalah pengelolaan Standar Nasional Satuan Ukuran (SNSU), yang pada 2021 BSN telah melakukan 1.338 diseminasi ketertelusuran pengukuran dan menambah 11 peralatan baru laboratorium SNSU.

SNSU juga mendapat sembilan penambahan pengakuan internasional terkait kemampuan pengukuran dan kalibrasi (Calibration and Measurement Capability/CMC) untuk laboratorium kelistrikan dan waktu serta di bidang pengukuran besaran gaya dan pengukuran besaran torsi, sehingga total CMC yang diakui sekarang berjumlah 146.

Terkait penanganan COVID-19, BSN mengembangkan Sistem Kalibrasi Thermogun dan menyelenggarakan kegiatan Uji Banding Kemampuan Kalibrasi Thermogun bersama dengan Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Surabaya, BPFK Jakarta, Loka Pengamanan Fasilitas Kesehatan (LPFK) Banjarbaru dan LPFK Surakarta untuk memastikan kebenaran hasil kalibrasi yang dilakukan balai dan loka tersebut.

Selain itu, BSN juga mengembangkan Sistem Kalibrasi untuk Ventilator Tester yang akan dapat dioperasikan pada 2022.

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Masuki M. Astro
COPYRIGHT © ANTARA 2022