Jakarta (ANTARA) -
Anggota DPR RI Deddy Yevri Hanteru Sitorus meminta pemerintah bangun komunikasi dengan pemerintah Malaysia terkait manajemen sungai dan aliran air di antara kedua negara di wilayah perbatasan Kalimantan Utara (Kaltara).
  
Menurut dia, banjir itu rutin terjadi setiap tahun di Kaltara, sehingga sangat merugikan masyarakat.
 
Deddy mengaku dirinya sedang berada di Kaltara untuk menemani serta membantu warga yang menjadi korban banjir di wilayah Kabupaten Nunukan. Setidaknya sebanyak 1.374 rumah warga di 5 kecamatan terendam air banjir.
 
Menteri Sosial Tri Rismaharini juga ikut turun ke lapangan untuk memberikan bantuan pada 9-10 Januari 2022 lalu. Dan Deddy juga turut mendampingi Risma, yang juga Ketua DPP PDIP.
 
Bahkan karena kerja tersebut, keduanya tak bisa hadir di acara puncak perayaan HUT PDIP ke-49 di Jakarta pada Senin (10/1) lalu.

Baca juga: Cegah banjir Sembakung, warga Kaltara diimbau tanam pohon

Baca juga: Banjir di Nunukan Kaltara berangsur surut
 
"Saya mengajak Mensos agar melihat langsung dan bisa menjadi penyambung lidah persoalan banjir ini di tingkat pusat. Harapannya agar dapat menjadi pembicaraan di tingkat kabinet karena membutuhkan perhatian Kementerian PU dan Perumahan Rakyat, Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Luar Negeri serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan," papar politikus PDIP ini.
 
Deddy memuji langkah Menteri Risma yang turun langsung ke lokasi bersama aparat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Bahkan gambar dan video Risma bersama Deddy menaiki sampan mengantar bantuan ke rumah warga, menjadi viral.
 
"Saya mengapresiasi kecepatan respon Bu Risma yang hanya koordinasi dua hari langsung turun sampai ke pedalaman. Beliau sangat peduli dengan penderitaan warga perbatasan," ucap anggota DPR dari Dapil Kaltara ini.
 
Selain membantu warga korban, Mensos juga menyempatkan diri hingga tengah malam memeriksa langsung penyaluran berbagai jenis bantuan kepada rakyat miskin.
 
Deddy juga tak segan menerobos banjir bersama Menteri Risma untuk mendistribusikan bantuan. Di beberapa titik yang banjirnya sudah surut, tersisa endapan lumpur. Deddy turun ikut turun ke lapangan membersihkan lumpur dengan membawa dua truk tangki air.
 
"Terima kasih kepada para relawan yang ikut turun membantu rakyat. Selain membersihkan jalan, ini juga sekaligus membantu kebutuhan air bersih untuk masyarakat," katanya.

Namun bagi Deddy, langkah itu tak cukup karena bencana banjir bisa dicegah ke depan asal manajemen air sungai bisa diperbaiki.

Baca juga: Mensos serahkan bantuan pada korban banjir di Sembakung
 
Dari pengalaman di lapangan, kata dia, banjir tersebut merupakan banjir kiriman dari Malaysia. Hulu Sungai Sembakung, yang debit airnya mengalir deras ke pemukiman, berada di wilayah Malaysia.
 
Contoh yang paling mudah untuk dipahami masyarakat adalah manajemen Sungai Mekong yang mengalir melewati Myanmar, Laos, Thailand, Kamboja, dan Vietnam. Kelima negara tersebut lalu membentuk forum Mekong River Commission (MRC).
 
Bantuan yang sudah diserahkan kepada warga antara lain ribuan paket makanan siap saji, selimut, paket kidsware, pembalut kewanitaan, pakaian dewasa dan pakaian anak-anak.
 
"Ibu Ketua Umum Ibu Megawati mengajarkan kepada kami, apa pun pilihan politiknya, suku agamanya, kita harus hadir mendampingi korban bencana tanpa membeda-bedakan pilihan politiknya," tutur Deddy.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Chandra Hamdani Noor
COPYRIGHT © ANTARA 2022