Bandarlampung (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bertemu sejumlah tokoh adat Lampung, yang salah satunya merupakan Sultan Sekala Brak Kepaksian Pernong, Paduka Yang Mulia (PYM) Sai Batin Puniakan Dalom Beliau (SPDB) Pangeran Edward Syah Pernong, Gelar Sultan Sekala Brak Yang Dipertuan Ke-23 di Villa Batu Putu Bandarlampung, Sabtu.
Sejumlah prosesi adat dilakukan, untuk menyambut kedatangan orang nomor satu di Jawa Tengah itu.
Ganjar yang tiba di lokasi sekitar pukul 08.30 WIB langsung disambut oleh jajaran Panglima dan Hulubalang kerajaan. Setelah itu, Ganjar diarak menuju lokasi pertemuan oleh para penari pencak silat khakot.
Di sana Ganjar sudah disambut Pun Edward Syahpernong, sejumlah saibatin pangeran dan tokoh-tokoh adat. Dalam pertemuan itu, Ganjar kemudian diberi kopiah Lampung bertanduk atau Hanuang Bani dan disematkan pin emas kerajaan sebagai simbol diterimanya Ganjar menjadi keluarga kerajaan.
Baca juga: Ketua DPD ingin kebudayaan jadi haluan pembangunan nasional
Baca juga: Ketua DPD berziarah ke makam raja-raja Sekala Brak Kepaksian Pernong
"Ya, ini lencana kepaksian, sebuah lencana yang menandakan kekerabatan. Mudah-mudahan ini bisa semakin melekatkan hati Pak Ganjar dengan masyarakat Lampung khususnya Kepaksian Sekala Brak Lampung," kata Pun Edward.
Usai ramah tamah, Ganjar dan Pun Edward kemudian makan siang bersama. Keduanya nyeruit bareng, yakni makan makanan khas Lampung. Menu yang terdiri dari pindang ikan baung, pepes ikan belida, sambal terasi dicampur nanas, sambal durian atau tempoyak serta lalapan itu disantap keduanya sambil ngobrol bersama dengan akrab.
"Wah, ini luar biasa, nyeruit dengan Pak Edward satu meja penuh makanan. Ada berbagai macam ikan, ada yang besar, kecil. Sambal, nah ini cocok ada lalapannya. Saya suka lalapan," ucap Ganjar saat makan bersama.
Pun Edward mengatakan Kepaksian Sekala Brak menyambut dengan gembira dan bangga atas kunjungan Ganjar yang banyak kegiatan di Lampung, tapi masih menyempatkan waktu untuk bersilaturahmi dengan Kepaksian Pernong dan tokoh adat Lampung lainnya.
"Saya sangat bangga dan terharu, Pak Ganjar mau menyempatkan diri bertemu saya dan keluarga saya dari Kepaksian Pernong Sekala Brak. Mudah-mudahan silaturahmi ini tidak akan putus demi kebaikan bersama," ucap Pun Edward.
Sementara itu, Ganjar begitu terpukau dengan penyambutan Edward Syah Pernong dan keluarganya. Ia yang awalnya berpikir hanya bertemu dengan beberapa keluarga Pun Edward, ternyata yang hadir cukup banyak dan semuanya adalah kerabat kerajaan.
"Sambutannya sangat hebat menurut saya. Saya saja kaget dan terkejut. Ini luar biasa, di luar dugaan. Saya merasa tersanjung dan berterima kasih," katanya.
Ganjar juga berterima kasih karena telah dianggap kerabat kerajaan setelah diberi Hanuang Bani dan pin emas. Ia berharap, pertemuan itu akan menjadi bagian dari simbol bagaimana membangun kekeluargaan, menyatukan dengan keberanian.
"Apalagi tadi kita nyeruit bareng, itu makanannya top, sambalnya pedas, enak banget," ujarnya.
Selama dua hari di Lampung dia merasa seperti berada di daerah sendiri. Apalagi, di Lampung ada saudara yang tinggal di Pringsewu dan di Sukabumi.
"Jadi ada anaknya Pakdhe saya yang merawat saya sejak kecil, dua orang ternyata tinggal di Lampung. Selain itu kemarin saya bertemu dengan para transmigran yang aslinya dari Purworejo, Kutoharjo, Bagelen, dan lainnya. Itu kan daerah saya, makanya saya seperti bertemu dengan saudara-saudara sendiri," ucapnya.
Dalam pertemuan itu Pun Edward juga menerangkan sejumlah silsilah keberadaan Lampung baik kerajaan yang dulu ada hingga kesultanannya, para saibatin hingga tokoh adat yang hingga kini masih kental terasa.*
Baca juga: Ketua MPR dianugerahi Lencana Kerajaan
Baca juga: Ketua MPR hadiri pawai budaya adat Lampung Barat
Sejumlah prosesi adat dilakukan, untuk menyambut kedatangan orang nomor satu di Jawa Tengah itu.
Ganjar yang tiba di lokasi sekitar pukul 08.30 WIB langsung disambut oleh jajaran Panglima dan Hulubalang kerajaan. Setelah itu, Ganjar diarak menuju lokasi pertemuan oleh para penari pencak silat khakot.
Di sana Ganjar sudah disambut Pun Edward Syahpernong, sejumlah saibatin pangeran dan tokoh-tokoh adat. Dalam pertemuan itu, Ganjar kemudian diberi kopiah Lampung bertanduk atau Hanuang Bani dan disematkan pin emas kerajaan sebagai simbol diterimanya Ganjar menjadi keluarga kerajaan.
Baca juga: Ketua DPD ingin kebudayaan jadi haluan pembangunan nasional
Baca juga: Ketua DPD berziarah ke makam raja-raja Sekala Brak Kepaksian Pernong
"Ya, ini lencana kepaksian, sebuah lencana yang menandakan kekerabatan. Mudah-mudahan ini bisa semakin melekatkan hati Pak Ganjar dengan masyarakat Lampung khususnya Kepaksian Sekala Brak Lampung," kata Pun Edward.
Usai ramah tamah, Ganjar dan Pun Edward kemudian makan siang bersama. Keduanya nyeruit bareng, yakni makan makanan khas Lampung. Menu yang terdiri dari pindang ikan baung, pepes ikan belida, sambal terasi dicampur nanas, sambal durian atau tempoyak serta lalapan itu disantap keduanya sambil ngobrol bersama dengan akrab.
"Wah, ini luar biasa, nyeruit dengan Pak Edward satu meja penuh makanan. Ada berbagai macam ikan, ada yang besar, kecil. Sambal, nah ini cocok ada lalapannya. Saya suka lalapan," ucap Ganjar saat makan bersama.
Pun Edward mengatakan Kepaksian Sekala Brak menyambut dengan gembira dan bangga atas kunjungan Ganjar yang banyak kegiatan di Lampung, tapi masih menyempatkan waktu untuk bersilaturahmi dengan Kepaksian Pernong dan tokoh adat Lampung lainnya.
"Saya sangat bangga dan terharu, Pak Ganjar mau menyempatkan diri bertemu saya dan keluarga saya dari Kepaksian Pernong Sekala Brak. Mudah-mudahan silaturahmi ini tidak akan putus demi kebaikan bersama," ucap Pun Edward.
Sementara itu, Ganjar begitu terpukau dengan penyambutan Edward Syah Pernong dan keluarganya. Ia yang awalnya berpikir hanya bertemu dengan beberapa keluarga Pun Edward, ternyata yang hadir cukup banyak dan semuanya adalah kerabat kerajaan.
"Sambutannya sangat hebat menurut saya. Saya saja kaget dan terkejut. Ini luar biasa, di luar dugaan. Saya merasa tersanjung dan berterima kasih," katanya.
Ganjar juga berterima kasih karena telah dianggap kerabat kerajaan setelah diberi Hanuang Bani dan pin emas. Ia berharap, pertemuan itu akan menjadi bagian dari simbol bagaimana membangun kekeluargaan, menyatukan dengan keberanian.
"Apalagi tadi kita nyeruit bareng, itu makanannya top, sambalnya pedas, enak banget," ujarnya.
Selama dua hari di Lampung dia merasa seperti berada di daerah sendiri. Apalagi, di Lampung ada saudara yang tinggal di Pringsewu dan di Sukabumi.
"Jadi ada anaknya Pakdhe saya yang merawat saya sejak kecil, dua orang ternyata tinggal di Lampung. Selain itu kemarin saya bertemu dengan para transmigran yang aslinya dari Purworejo, Kutoharjo, Bagelen, dan lainnya. Itu kan daerah saya, makanya saya seperti bertemu dengan saudara-saudara sendiri," ucapnya.
Dalam pertemuan itu Pun Edward juga menerangkan sejumlah silsilah keberadaan Lampung baik kerajaan yang dulu ada hingga kesultanannya, para saibatin hingga tokoh adat yang hingga kini masih kental terasa.*
Baca juga: Ketua MPR dianugerahi Lencana Kerajaan
Baca juga: Ketua MPR hadiri pawai budaya adat Lampung Barat
Pewarta: Agus Wira Sukarta
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
COPYRIGHT © ANTARA 2022
0 comments:
Post a Comment