Jakarta (ANTARA) - Mantan Jaksa Agung periode 2004 hingga 2007 Abdul Rahman Saleh mengatakan sosok Adnan Buyung Nasution selalu mengajari semua orang terutama pengacara muda agar tidak pernah takut dalam membela kebenaran.
"Hal itu tercermin atau terlihat bagaimana ia selalu tunjukkan kepada junior," kata Abdul Rahman Saleh pada kegiatan seri kajian kapita dakwah selekta bertemakan Pergulatan menegakkan hukum dan hak asasi manusia di Jakarta, Senin.
Bahkan, Adnan Buyung yang terkenal dengan kebiasaan perlente tersebut rela berkorban dari segi materiil maupun moril dalam memperjuangkan sebuah kebenaran.
"Beliau tidak pernah takut atau gamang dalam membela keadilan untuk rakyat kecil," ujar Rahman Saleh yang pernah menjadi Dubes RI untuk Denmark periode 2007 hingga 2011 tersebut.
Kegigihan pengacara yang pernah menjadi kuasa hukum tersangka mafia hukum dan pajak Gayus Halomoan Tambunan tersebut tak jarang berseberangan atau berlawanan dengan para penguasa.
Akibatnya, Buyung kerap bolak-balik masuk penjara karena berlawanan dengan para penguasa sebagai konsekuensi membela rakyat kecil.
Tidak hanya itu, izin advokat pengacara yang wafat pada 2015 silam tersebut juga pernah dicabut oleh Menteri Kehakiman usai membela Letnan Jenderal Purn H.R Dharsono.
"Demikianlah beliau memberikan contoh dan perbuatan nyata," kata dia.
Kegigihan dan idealisme yang dimiliki Buyung dalam memperjuangkan keadilan baik di masa orde lama dan orde baru terekam jelas dalam sejarah. Hingga kini segala yang dilakukannya akan diingat oleh semua orang terutama yang berkutat di dunia hukum.
Baca juga: Mantan Jaksa Agung mengenang Adnan Buyung ajari nilai dasar hukum
Baca juga: Adnan Buyung pantas terima gelar pahlawan nasional
Baca juga: Indonesia kehilangan sosok Adnan Buyung
"Hal itu tercermin atau terlihat bagaimana ia selalu tunjukkan kepada junior," kata Abdul Rahman Saleh pada kegiatan seri kajian kapita dakwah selekta bertemakan Pergulatan menegakkan hukum dan hak asasi manusia di Jakarta, Senin.
Bahkan, Adnan Buyung yang terkenal dengan kebiasaan perlente tersebut rela berkorban dari segi materiil maupun moril dalam memperjuangkan sebuah kebenaran.
"Beliau tidak pernah takut atau gamang dalam membela keadilan untuk rakyat kecil," ujar Rahman Saleh yang pernah menjadi Dubes RI untuk Denmark periode 2007 hingga 2011 tersebut.
Kegigihan pengacara yang pernah menjadi kuasa hukum tersangka mafia hukum dan pajak Gayus Halomoan Tambunan tersebut tak jarang berseberangan atau berlawanan dengan para penguasa.
Akibatnya, Buyung kerap bolak-balik masuk penjara karena berlawanan dengan para penguasa sebagai konsekuensi membela rakyat kecil.
Tidak hanya itu, izin advokat pengacara yang wafat pada 2015 silam tersebut juga pernah dicabut oleh Menteri Kehakiman usai membela Letnan Jenderal Purn H.R Dharsono.
"Demikianlah beliau memberikan contoh dan perbuatan nyata," kata dia.
Kegigihan dan idealisme yang dimiliki Buyung dalam memperjuangkan keadilan baik di masa orde lama dan orde baru terekam jelas dalam sejarah. Hingga kini segala yang dilakukannya akan diingat oleh semua orang terutama yang berkutat di dunia hukum.
Baca juga: Mantan Jaksa Agung mengenang Adnan Buyung ajari nilai dasar hukum
Baca juga: Adnan Buyung pantas terima gelar pahlawan nasional
Baca juga: Indonesia kehilangan sosok Adnan Buyung
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Nurul Hayat
COPYRIGHT © ANTARA 2022
0 comments:
Post a Comment