Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Arif Rahman Hakim mengatakan program integrated farming (sistem pertanian terpadu) merupakan jalan keluar atas tantangan terhadap kebutuhan kemandirian pangan bagi sebuah negara.
Hal itu Ia sampaikan saat melakukan pembukaan dan kick-off (awal mula) pengembangan sistem pertanian terpadu bersama komunitas Made-in-Indonesia Superconnection (MSC), di Desa Ujungjaya, Sumedang, Jawa Barat.
"Kebutuhan akan pangan sangat mendesak dan menjadi tantangan bagi dunia di tengah ancaman krisis pangan sehingga perlu kita antisipasi sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam,” kata Arif sebagaimana dalam keterangan pers, yang diterima di Jakarta, Minggu.
Selain ditujukan untuk memperkuat ketahanan pangan, langkah ini juga diupayakan untuk mewujudkan banyak koperasi modern terutama yang bergerak di sektor pangan.
Sistem pertanian terpadu, lanjutnya, bisa dimanfaatkan guna produktivitas sektor pertanian dengan menjadikan kotoran sapi sebagai pupuk kandang bagi pakan ternak hijau, dan dapat dijadikan biogas yang bermanfaat sebagai energi alternatif untuk kebutuhan sehari-hari.
“Upaya Kabupaten Sumedang dalam membangun kluster pangan seperti ternak sapi, domba, juga dapat diintegrasikan dengan ketersediaan pakan ternak yang bersumber dari kacang koro. Sehingga, ekosistem integrated farming dapat menjadi andalan Pemerintah Kabupaten Sumedang,” ucapnya.
Seperti diketahui, sistem pertanian ini memanfaatkan keterkaitan antara tanaman perkebunan, pangan, hortikultura, hewan ternak, dan perikanan untuk mendapatkan agro ekosistem yang mendukung produksi pertanian (stabilitas habitat), peningkatan ekonomi, serta pelestarian sumber daya alam.
Pendiri MSC sekaligus pendiri dan CEO Industry and Businees Institute of Management (IBIMA), I Made Dana Tangkas, mengemukakan bahwa pihaknya akan pula mengembangkan sistem pertanian terpadu di Pekalongan, Jawa Tengah, dan Bali.
Di tahap awal, MSC mengembangkan produk pertanian di Sumedang dengan komoditas antara lain padi, jagung, dan porang di atas lahan seluas tiga ribu meter persegi. Di lahan tersebut juga akan dikembangkan lahan untuk pakan ternak berupa rumput Taiwan.
"Kita juga menyiapkan peternakan ayam, kambing, dan sapi," ungkap Made.
Dalam hal ini, Made Tangkas mengaku akan menggulirkan aneka pelatihan, pengembangan produk, hingga pengembangan bisnis..
Pada tahun 2022, ditargetkan 250 integrated farming terbentuk dengan menyiapkan modal antara Rp500 juta hingga Rp1 miliar per sistem pertanian terpadu.
Ke depan, ia mengharapkan pengelolaan pertanian terpadu melalui koperasi primer, sekunder, dan jenis lainnya dari hulu ke hilir. Serta memiliki pola kemitraan plasma dan inti plasma.
Baca juga: Menkop dorong koperasi pangan dengan sistem pertanian terpadu
Baca juga: Dukung lumbung pangan, Kementan dorong pola pertanian terpadu
Hal itu Ia sampaikan saat melakukan pembukaan dan kick-off (awal mula) pengembangan sistem pertanian terpadu bersama komunitas Made-in-Indonesia Superconnection (MSC), di Desa Ujungjaya, Sumedang, Jawa Barat.
"Kebutuhan akan pangan sangat mendesak dan menjadi tantangan bagi dunia di tengah ancaman krisis pangan sehingga perlu kita antisipasi sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam,” kata Arif sebagaimana dalam keterangan pers, yang diterima di Jakarta, Minggu.
Selain ditujukan untuk memperkuat ketahanan pangan, langkah ini juga diupayakan untuk mewujudkan banyak koperasi modern terutama yang bergerak di sektor pangan.
Sistem pertanian terpadu, lanjutnya, bisa dimanfaatkan guna produktivitas sektor pertanian dengan menjadikan kotoran sapi sebagai pupuk kandang bagi pakan ternak hijau, dan dapat dijadikan biogas yang bermanfaat sebagai energi alternatif untuk kebutuhan sehari-hari.
“Upaya Kabupaten Sumedang dalam membangun kluster pangan seperti ternak sapi, domba, juga dapat diintegrasikan dengan ketersediaan pakan ternak yang bersumber dari kacang koro. Sehingga, ekosistem integrated farming dapat menjadi andalan Pemerintah Kabupaten Sumedang,” ucapnya.
Seperti diketahui, sistem pertanian ini memanfaatkan keterkaitan antara tanaman perkebunan, pangan, hortikultura, hewan ternak, dan perikanan untuk mendapatkan agro ekosistem yang mendukung produksi pertanian (stabilitas habitat), peningkatan ekonomi, serta pelestarian sumber daya alam.
Pendiri MSC sekaligus pendiri dan CEO Industry and Businees Institute of Management (IBIMA), I Made Dana Tangkas, mengemukakan bahwa pihaknya akan pula mengembangkan sistem pertanian terpadu di Pekalongan, Jawa Tengah, dan Bali.
Di tahap awal, MSC mengembangkan produk pertanian di Sumedang dengan komoditas antara lain padi, jagung, dan porang di atas lahan seluas tiga ribu meter persegi. Di lahan tersebut juga akan dikembangkan lahan untuk pakan ternak berupa rumput Taiwan.
"Kita juga menyiapkan peternakan ayam, kambing, dan sapi," ungkap Made.
Dalam hal ini, Made Tangkas mengaku akan menggulirkan aneka pelatihan, pengembangan produk, hingga pengembangan bisnis..
Pada tahun 2022, ditargetkan 250 integrated farming terbentuk dengan menyiapkan modal antara Rp500 juta hingga Rp1 miliar per sistem pertanian terpadu.
Ke depan, ia mengharapkan pengelolaan pertanian terpadu melalui koperasi primer, sekunder, dan jenis lainnya dari hulu ke hilir. Serta memiliki pola kemitraan plasma dan inti plasma.
Baca juga: Menkop dorong koperasi pangan dengan sistem pertanian terpadu
Baca juga: Dukung lumbung pangan, Kementan dorong pola pertanian terpadu
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Biqwanto Situmorang
COPYRIGHT © ANTARA 2022
0 comments:
Post a Comment