pedofil sekarang dimudahkan oleh media internet
Jakarta (ANTARA) - Pendiri Yayasan Sejiwa Diena Haryana mendorong orang tua untuk berhati-hati terhadap penggunaan media sosial yang melibatkan anak dengan perlu memberikan pendampingan karena adanya berbagai potensi eksploitasi termasuk dalam hal seksual.

"Kita sebagai orang tua perlu hati-hati untuk mengizinkan anak-anak, apa yang boleh dan tidak boleh, dan usia berapa dia bisa aktif di dunia digital," ujar Diena dalam acara diskusi virtual bertajuk "Mengembangkan Minat dan Bakat Anak Tanpa Eksploitasi" yang diadakan Lentera Anak, Jakarta, Sabtu.

Pendiri organisasi nirlaba yang fokus pada keamanan dan perlindungan anak itu menjelaskan bahwa dunia anak pada dasarnya adalah bermain, berkoneksi dengan orang lain dan mengeksplorasi dunia.

Jika anak aktif di dunia digital maka orang tua perlu mendampingi dengan menjaga waktu mengakses. Selain itu, orang juga perlu mendampingi anak dalam eksplorasi dunia nyata.

Baca juga: Menteri PPPA ingatkan anak Indonesia gunakan medsos secara bijaksana
Baca juga: Kenal medsos lebih dini, 87 persen anak sudah bermedia sosial

Secara khusus dia menyoroti bagaimana anak-anak terkadang telah memiliki media sosial, meski setiap dari situs itu sudah memiliki batas umur yang dapat mengaksesnya.

Kekhawatiran itu terutama terkait adanya risiko pelaku pedofilia yang dapat memanfaatkan media sosial untuk mengakses foto anak-anak.

"Penyuka anak alias pedofil sekarang dimudahkan oleh media internet. Pekerjaan mereka dimudahkan, apakah untuk keuntungan dirinya atau dia bisa menjual foto-foto anak," katanya.

Selain itu, terdapat juga praktik di mana anak-anak ikut mempromosikan produk tertentu dengan kemungkinan anak tidak menyukai fakta mereka terekspos di media sosial ketika telah dewasa.

"Ini perlu hati-hati risiko untuk anak dikenali anak ini oleh orang-orang yang memanfaatkan besar sekali, perundungan di masa depan juga kemungkinan akan ada. Kemungkinan juga anak ini tidak suka bahwa diekspos, belum tentu anak itu selalu happy bahwa dia ada di media sosial," katanya.

Baca juga: Literasi medsos hindarkan anak dari paparan radikalisme

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Budhi Santoso
COPYRIGHT © ANTARA 2022