Jakarta (ANTARA) -
Menurut dia, Ki Bagus merupakan sosok aktivis keagamaan, namun bisa menjadi aktivis negarawan yang baik dan justru tidak mendikotomikan antara kepentingan agama dengan kepentingan kebangsaan.
"Beliau orang yang bisa menghargai keberagaman, bisa menempatkan diri di mana dia berasal, tidak malu dengan identitasnya dan justru mengenalkan kulturnya di konteks nasional dan internasional," tuturnya.
Peneliti BRIN ini menjelaskan, sosok dari Ki Bagus Hadikusumo ini seorang yang memiliki visi menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar dan beragam.
Baca juga: Peneliti: Karya berbahasa Jawa K.H. Sholeh Darat digemari ulama dunia
Baca juga: Ketum PBNU: Ada tiga aktor yang tidak boleh disepelekan umat Islam
Baca juga: Asosiasi Pesantren NU DKI: Habib Mundzir wariskan cara dakwah lembut
Keberagaman ini yang harusnya dibanggakan dan dengan keberagaman beragama tidak patut dijadikan alasan bagi untuk tidak menjadi bangsa yang maju.
"Maka dari itu, visi beliau terhadap bangsa Indonesia ini adalah tempat kita untuk hidup dalam keberagaman latar belakang sekaligus tempat menunjukkan berbagai kemampuan kreatifitas demi mengharumkan nama bangsa Indonesia," ujar Najib.
Jadi, ia tidak melupakan dari mana dia berasal, tidak lupa pada akarnya tetapi punya visi bagaimana membangun bangsa ini menjadi tempat hidup bersama dari umat yang beragam. Bangsa ini tempat kita membangun kesepakatan bersama dan tempat kita menunjukkan karya terbaik yang kita miliki, katanya lagi.
Sebagai pemimpin organisasi modernis Islam dengan semangat nasionalismenya untuk kemajuan bangsa, Ki Bagus tetap melekat tentang kearifan lokal yang dapat dilihat dari cara beliau berpakaian.
"Ki Bagus Hadikusumo sosok yang unik dan menarik, sebagai pemimpin organisasi modernis Islam di Indonesia, yang nasionalis dan tetap mengadopsi nilai-nilai kultural dari tempat kelahirannya. Prinsip dia jangan sampai apa yang disebut modernisme keislaman itu memisahkan dari kulturnya. Tetapi bagaimana dia 'immerse' menyerap dengan tradisi yang ada dan kemudian itu tidak menghalangi aktivitasnya dalam konteks kebangsaan dan keislaman," ucap Najib.
Cendekiawan Muhammadiyah Najib Burhani menyebutkan dalam konteks berbangsa dan bernegara Ki Bagus Hadikusumo memiliki loyalitas tinggi dan bangga identitas budayanya.
"Ki Bagus sosok pemimpin keagamaan yang tidak mempertentangkan antara agama dengan kepentingan kebangsaan hanya demi kepentingan golongannya, justru memiliki pandangan ke depan untuk bangsa Indonesia," kata Najib dalam serial Inspirasi Ramadan bertajuk "Keteladanan Ki Bagus Hadikusumo" yang ditayangkan oleh akun Youtube BKN PDI Perjuangan, di Jakarta, Rabu.
"Ki Bagus sosok pemimpin keagamaan yang tidak mempertentangkan antara agama dengan kepentingan kebangsaan hanya demi kepentingan golongannya, justru memiliki pandangan ke depan untuk bangsa Indonesia," kata Najib dalam serial Inspirasi Ramadan bertajuk "Keteladanan Ki Bagus Hadikusumo" yang ditayangkan oleh akun Youtube BKN PDI Perjuangan, di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, Ki Bagus merupakan sosok aktivis keagamaan, namun bisa menjadi aktivis negarawan yang baik dan justru tidak mendikotomikan antara kepentingan agama dengan kepentingan kebangsaan.
"Beliau orang yang bisa menghargai keberagaman, bisa menempatkan diri di mana dia berasal, tidak malu dengan identitasnya dan justru mengenalkan kulturnya di konteks nasional dan internasional," tuturnya.
Peneliti BRIN ini menjelaskan, sosok dari Ki Bagus Hadikusumo ini seorang yang memiliki visi menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar dan beragam.
Baca juga: Peneliti: Karya berbahasa Jawa K.H. Sholeh Darat digemari ulama dunia
Baca juga: Ketum PBNU: Ada tiga aktor yang tidak boleh disepelekan umat Islam
Baca juga: Asosiasi Pesantren NU DKI: Habib Mundzir wariskan cara dakwah lembut
Keberagaman ini yang harusnya dibanggakan dan dengan keberagaman beragama tidak patut dijadikan alasan bagi untuk tidak menjadi bangsa yang maju.
"Maka dari itu, visi beliau terhadap bangsa Indonesia ini adalah tempat kita untuk hidup dalam keberagaman latar belakang sekaligus tempat menunjukkan berbagai kemampuan kreatifitas demi mengharumkan nama bangsa Indonesia," ujar Najib.
Jadi, ia tidak melupakan dari mana dia berasal, tidak lupa pada akarnya tetapi punya visi bagaimana membangun bangsa ini menjadi tempat hidup bersama dari umat yang beragam. Bangsa ini tempat kita membangun kesepakatan bersama dan tempat kita menunjukkan karya terbaik yang kita miliki, katanya lagi.
Sebagai pemimpin organisasi modernis Islam dengan semangat nasionalismenya untuk kemajuan bangsa, Ki Bagus tetap melekat tentang kearifan lokal yang dapat dilihat dari cara beliau berpakaian.
"Ki Bagus Hadikusumo sosok yang unik dan menarik, sebagai pemimpin organisasi modernis Islam di Indonesia, yang nasionalis dan tetap mengadopsi nilai-nilai kultural dari tempat kelahirannya. Prinsip dia jangan sampai apa yang disebut modernisme keislaman itu memisahkan dari kulturnya. Tetapi bagaimana dia 'immerse' menyerap dengan tradisi yang ada dan kemudian itu tidak menghalangi aktivitasnya dalam konteks kebangsaan dan keislaman," ucap Najib.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: M Arief Iskandar
COPYRIGHT © ANTARA 2022
0 comments:
Post a Comment