Ambon (ANTARA) - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Dudung Abdurachman menyerahkan bantuan berupa lima unit ambulans bermotor untuk mendukung pelayanan kesehatan di wilayah Kodam XVI/Pattimura yang wilayahnya meliputi Provinsi Maluku dan Provinsi Maluku Utara.
Bantuan ambulans bermotor itu diserahkan langsung oleh Dudung kepada lima komandan distrik militer bersamaan dengan peninjauan Rumah Sakit Tentara Tingkat II Profesor JA Latumeten (RST) Ambon, Rabu.
"Dengan ambulans bermotor ini diharapkan bisa membantu masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan, khususnya di daerah terpencil yang sulit terjangkau oleh mobil ambulans," kata Dudung di Ambon, Rabu.
Tiga dari lima ambulans bermotor itu akan dioperasikan di tiga kodim di Provinsi Maluku, yakni Kodim 1502/Masohi, Kodim 1503/Tual, dan Kodim 1507/Saumlaki; sementara dua sisanya untuk Kodim 1508/Tobelo dan Kodim 1510/Sula di Provinsi Maluku Utara.
Ambulans bermotor tersebut merupakan inovasi Korem 151/Binaiya, Kodam XVI/Pattimura, yang diluncurkan Dudung di sela-sela Rapat Pimpinan (Rapim) TNI AD pada Rabu (2/3).
Ambulans tersebut sebagai ujung tombak penanganan pandemi COVID-19 dan dinamakan "Ambulans TNI Angkatan Darat di Hati Rakyat". Kendaraan tersebut juga bisa mengangkut pasien dalam keadaan darurat dan memerlukan penanganan secara secara dini.
TNI AD berencana membuat 20 unit ambulans bermotor untuk disebarkan di wilayah Maluku dan Maluku Utara karena keterbatasan fasilitas kesehatan di daerah tersebut. Dudung berharap keberadaan ambulans bermotor dapat mendukung upaya peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat oleh jajaran Kodam Pattimura.
Turut mendampingi Dudung dalam penyerahan bantuan itu ialah Komandan Puspom Angkatan Darat Letjen TNI Chandra W Sukotjo, Aster Kasad Mayjen TNI Karmin Suharna, Pangdam XVI Pattimura Mayjen TNI Richard Tampubolon, Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana Rahma Abdurachman serta Ketua Persit KCK PD XVI/Pattimura Selly Tampubolon.
Baca juga: Kasad ingatkan mahasiswa jangan mudah terhanyut deras arus informasi
Selain menyerahkan ambulans bermotor, Dudung juga menyempatkan diri meninjau Rumah Sakit Tentara Tingkat II Profesor JA Latumeten (RST) Ambon, Rabu.
Kepala Kesehatan Kodam XVI/Pattimura Kolonel Ckm Bima Wisnu menjelaskan kondisi rumah sakit milik TNI AD itu masih terbatas dari segi ketersediaan alat kesehatan dan tenaga kesehatan, padahal RST itu menjadi rujukan TNI di Maluku dan Maluku Utara.
"Permasalahan utama adalah kekurangan fasilitas tempat tidur yang layak. Rumah sakit minimal 290 tempat tidur, sementara di sini hanya 128 tempat tidur," kata Bima Wisnu.
Selain itu, RST Ambon belum memiliki fasilitas standar yang bisa menunjang pelayanan kesehatan, seperti poliklinik mata, ruang inap VVIP, fasilitas hemodialisa atau cuci darah, serta bank darah.
RST Ambon juga belum memiliki NICU (Neonatal Intensive Care Unit) dan PICU (Pediatric Intensive Care Unit) atau ruang perawatan intensif untuk bayi dan anak-anak yang memerlukan pengobatan dan perawatan khusus.
Bahkan, lanjutnya, jumlah dokter spesialis di rumah sakit itu juga terbatas, dengan ketiadaan spesialis bedah, spesialis anastesi, spesialis mata, spesialis anak, spesialis paru, spesialis jiwa, spesialis radiologi, spesialis saraf, spesialis jantung, spesialis patologi klinik, dan spesialis patologi anatomi.
Masalah yang dihadapi RST itu, menurut Kasad, dijadikan masukan untuk dibahas.
Baca juga: Dudung: Kesejahteraan prajurit TNI AD selalu jadi prioritas
Bantuan ambulans bermotor itu diserahkan langsung oleh Dudung kepada lima komandan distrik militer bersamaan dengan peninjauan Rumah Sakit Tentara Tingkat II Profesor JA Latumeten (RST) Ambon, Rabu.
"Dengan ambulans bermotor ini diharapkan bisa membantu masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan, khususnya di daerah terpencil yang sulit terjangkau oleh mobil ambulans," kata Dudung di Ambon, Rabu.
Tiga dari lima ambulans bermotor itu akan dioperasikan di tiga kodim di Provinsi Maluku, yakni Kodim 1502/Masohi, Kodim 1503/Tual, dan Kodim 1507/Saumlaki; sementara dua sisanya untuk Kodim 1508/Tobelo dan Kodim 1510/Sula di Provinsi Maluku Utara.
Ambulans bermotor tersebut merupakan inovasi Korem 151/Binaiya, Kodam XVI/Pattimura, yang diluncurkan Dudung di sela-sela Rapat Pimpinan (Rapim) TNI AD pada Rabu (2/3).
Ambulans tersebut sebagai ujung tombak penanganan pandemi COVID-19 dan dinamakan "Ambulans TNI Angkatan Darat di Hati Rakyat". Kendaraan tersebut juga bisa mengangkut pasien dalam keadaan darurat dan memerlukan penanganan secara secara dini.
TNI AD berencana membuat 20 unit ambulans bermotor untuk disebarkan di wilayah Maluku dan Maluku Utara karena keterbatasan fasilitas kesehatan di daerah tersebut. Dudung berharap keberadaan ambulans bermotor dapat mendukung upaya peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat oleh jajaran Kodam Pattimura.
Turut mendampingi Dudung dalam penyerahan bantuan itu ialah Komandan Puspom Angkatan Darat Letjen TNI Chandra W Sukotjo, Aster Kasad Mayjen TNI Karmin Suharna, Pangdam XVI Pattimura Mayjen TNI Richard Tampubolon, Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana Rahma Abdurachman serta Ketua Persit KCK PD XVI/Pattimura Selly Tampubolon.
Baca juga: Kasad ingatkan mahasiswa jangan mudah terhanyut deras arus informasi
Selain menyerahkan ambulans bermotor, Dudung juga menyempatkan diri meninjau Rumah Sakit Tentara Tingkat II Profesor JA Latumeten (RST) Ambon, Rabu.
Kepala Kesehatan Kodam XVI/Pattimura Kolonel Ckm Bima Wisnu menjelaskan kondisi rumah sakit milik TNI AD itu masih terbatas dari segi ketersediaan alat kesehatan dan tenaga kesehatan, padahal RST itu menjadi rujukan TNI di Maluku dan Maluku Utara.
"Permasalahan utama adalah kekurangan fasilitas tempat tidur yang layak. Rumah sakit minimal 290 tempat tidur, sementara di sini hanya 128 tempat tidur," kata Bima Wisnu.
Selain itu, RST Ambon belum memiliki fasilitas standar yang bisa menunjang pelayanan kesehatan, seperti poliklinik mata, ruang inap VVIP, fasilitas hemodialisa atau cuci darah, serta bank darah.
RST Ambon juga belum memiliki NICU (Neonatal Intensive Care Unit) dan PICU (Pediatric Intensive Care Unit) atau ruang perawatan intensif untuk bayi dan anak-anak yang memerlukan pengobatan dan perawatan khusus.
Bahkan, lanjutnya, jumlah dokter spesialis di rumah sakit itu juga terbatas, dengan ketiadaan spesialis bedah, spesialis anastesi, spesialis mata, spesialis anak, spesialis paru, spesialis jiwa, spesialis radiologi, spesialis saraf, spesialis jantung, spesialis patologi klinik, dan spesialis patologi anatomi.
Masalah yang dihadapi RST itu, menurut Kasad, dijadikan masukan untuk dibahas.
Baca juga: Dudung: Kesejahteraan prajurit TNI AD selalu jadi prioritas
Pewarta: Jimmy Ayal
Editor: Fransiska Ninditya
COPYRIGHT © ANTARA 2022
0 comments:
Post a Comment