Jakarta (ANTARA) - Yayasan Puri Kauhan Ubud bersama dengan Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA) melakukan bersih-bersih sumber air atau "mareresik patirtan" dan penanaman pohon di Desa Adat Buahan, Bali, Jumat.
Berdasarkan siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat, kegiatan ini menyasar dua lokasi, yakni Pura Tirta Petak Danu Kuning dan Pura Panglepasan Danu Gadang.
Dalam kegiatan ini terdapat ratusan bibit pohon yang diserahkan untuk ditanam masyarakat terdiri atas 200 batang pohon alpukat, 100 pohon jambu kristal, 150 pohon kemiri, dan 150 pohon nagasari.
Baca juga: Yayasan Puri Kauhan Ubud luncurkan Program Pemuliaan Air di Tukad Oos
Selain itu ada pohon bodi dengan tinggi sekitar 4 meter ditanam di Pura Panglepasan, seperangkat "wastra pelinggih" untuk kedua pura dan penyerahan 4 tong sampah, dan penebaran 10.000 bibit ikan nila.
Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud yang juga Koordinator Staf Khusus Presiden AAGN Ari Dwipayana mengatakan pemuliaan air dan hutan harus mendapat perhatian bersama dari berbagai pihak mulai dari pemerintah daerah hingga pusat dan masyarakat.
Permasalahan lingkungan seperti krisis air dan deforestasi, menurutnya, merupakan tantangan berat ke depan sehingga yayasan fokus melakukan kegiatan ini sebagai wujud kepedulian menjaga lingkungan dan membayar hutang budi kepada alam.
Baca juga: Koordinator Stafsus Presiden beri kuliah umum di Universitas Dwijendra
Baca juga: Koordinator Staf Khusus Presiden hadiri Tawur Kesanga Nyepi di Ubud
Ketua Bidang VI Pengabdian Masyarakat Pengurus Pusat KAGAMA Anak Agung Gede Putra menyampaikan partisipasi KAGAMA dalam kegiatan ini sebagai upaya menginspirasi masyarakat terlibat dalam proses yang bermanfaat bagi lingkungan.
Adapun Bendesa Adat Buahan I Made Antara menyambut baik kegiatan yang sejalan dengan konsep adiluhung warisan leluhur di Buahan.
Implementasi ini, kata Made Antara, adalah bentuk konkret pelestarian lingkungan yang dilakukan Yayasan Puri Kauhan dan KAGAMA sehingga patut dijadikan contoh oleh organisasi/komunitas lainnya.
"Sumber daya alam dan nilai lokal yang dimiliki di Buahan harus selalu dilestarikan," ujar Made Antara.
Berdasarkan siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat, kegiatan ini menyasar dua lokasi, yakni Pura Tirta Petak Danu Kuning dan Pura Panglepasan Danu Gadang.
Dalam kegiatan ini terdapat ratusan bibit pohon yang diserahkan untuk ditanam masyarakat terdiri atas 200 batang pohon alpukat, 100 pohon jambu kristal, 150 pohon kemiri, dan 150 pohon nagasari.
Baca juga: Yayasan Puri Kauhan Ubud luncurkan Program Pemuliaan Air di Tukad Oos
Selain itu ada pohon bodi dengan tinggi sekitar 4 meter ditanam di Pura Panglepasan, seperangkat "wastra pelinggih" untuk kedua pura dan penyerahan 4 tong sampah, dan penebaran 10.000 bibit ikan nila.
Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud yang juga Koordinator Staf Khusus Presiden AAGN Ari Dwipayana mengatakan pemuliaan air dan hutan harus mendapat perhatian bersama dari berbagai pihak mulai dari pemerintah daerah hingga pusat dan masyarakat.
Permasalahan lingkungan seperti krisis air dan deforestasi, menurutnya, merupakan tantangan berat ke depan sehingga yayasan fokus melakukan kegiatan ini sebagai wujud kepedulian menjaga lingkungan dan membayar hutang budi kepada alam.
Baca juga: Koordinator Stafsus Presiden beri kuliah umum di Universitas Dwijendra
Baca juga: Koordinator Staf Khusus Presiden hadiri Tawur Kesanga Nyepi di Ubud
Ketua Bidang VI Pengabdian Masyarakat Pengurus Pusat KAGAMA Anak Agung Gede Putra menyampaikan partisipasi KAGAMA dalam kegiatan ini sebagai upaya menginspirasi masyarakat terlibat dalam proses yang bermanfaat bagi lingkungan.
Adapun Bendesa Adat Buahan I Made Antara menyambut baik kegiatan yang sejalan dengan konsep adiluhung warisan leluhur di Buahan.
Implementasi ini, kata Made Antara, adalah bentuk konkret pelestarian lingkungan yang dilakukan Yayasan Puri Kauhan dan KAGAMA sehingga patut dijadikan contoh oleh organisasi/komunitas lainnya.
"Sumber daya alam dan nilai lokal yang dimiliki di Buahan harus selalu dilestarikan," ujar Made Antara.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2022
0 comments:
Post a Comment