Jakarta (ANTARA) -
Doktor Ilmu Pertahanan Universitas Pertahanan (Unhan) Hasto Kristiyanto menyatakan bangsa Indonesia harus berani menatap masa depan yang cerah dengan Pancasila sebagai ideologi yang bekerja ("working ideology").
  
Sebagai pembicara kunci di seminar itu Rektor Unhan Laksdya TNI Amarulla Octavian dan narasumber lainnya Guru Besar Unhan Prof. Pribadiyono serta Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah.

Baca juga: PDIP wajibkan caleg ikuti pelatihan antikorupsi dari KPK
 
Hasto mengatakan dalam disertasinya mengenai Gepolitik Soekarno ditemukan bahwa Pancasila terbukti sebagai ideologi yang berfungsi secara geopolitik karena berhasil membuat bangsa di Asia dan Afrika merdeka berkat campur tangan Indonesia.
 
"Pancasila adalah jawaban atas tata dunia yang dipenuhi ketidakadilan. Banyak negara merdeka karena Pancasila kita," kata Hasto.
 
Ia berpendapat Pancasila menjadi sebuah ideologi yang bekerja ("working ideology") yang menjadi landasan jalannya pemerintahan. Pancasila menghasilkan sistem politik dan perekonomian yang khas Indonesia.

Baca juga: PDIP bakal jabarkan Program PCB 2022 KPK dalam peraturan partai
 
"Dengan demikian kita sebagai bangsa harus berani menatap masa depan yang cerah," tegas Hasto.
 
Hasto mengungkapkan paparan Prof. Pribadiyono di seminar itu melihat aspek penting bagaimana wawasan kebangsaan dan semangat bela negara, tak hanya dibangun dari kesadaran kognitif, namun "emotional bonding".
 
"Tak mungkin memahami Pancasila tanpa keseimbangan otak kiri dan kanan. Tak mungkin melaksanakan Pancasila tanpa rasa cinta Tanah Air berkobar sehingga penting ada perubahan 'mindset' yang terkungkung pada pandangan sempit harus ada transformasi 'mindset'," paparnya.

Baca juga: Hasto tegaskan komitmen kader PDIP tidak melakukan korupsi
 
Dia menambahkan transformasi "mindset" atau pola pikir sangat diperlukan, bahwa memahami Pancasila harus dilihat semangat progresivitasnya.
 
"Semua sila Pancasila mengandung semangat yang progresif sehingga kemajuan Indonesia Raya dapat dicapai sepenuhnya," kata Hasto Kristiyanto.

 

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2022