Pemilihan 35 peserta tidak ada unsur kedekatan dan suka/tidak suka.
Jakarta (ANTARA) - Kantor Staf Presiden RI mempersiapkan 35 peserta program Sekolah Staf Presiden untuk menjadi tenaga profesional setelah menjalani 5 hari pendidikan di sekolah tersebut.

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menjelaskan bahwa saat ini 35 peserta lolos Sekolah Staf Presiden mulai menjalani pendidikan selama 5 hari, 25—29 Juli 2022.

"Secara jangka pendek, kalau yang 35 (peserta) ini diamati bisa direkrut menjadi tenaga profesional, ya, bisa kami rekrut. Akan tetapi, saya lebih menyiapkan mereka untuk jangka panjang," kata Moeldoko dalam konferensi pers di Gedung Krida Bhakti Sekretariat Negara Jakarta, Senin.

Untuk jangka panjang, kata dia, seluruh 35 peserta dapat memiliki bekal kemampuan dan kecakapan pengalaman bekerja di KSP, terutama dalam mengelola isu-isu strategis dalam bernegara.

KSP juga memfasilitasi program magang jika peserta ingin melanjutkan kegiatan sekolah tersebut untuk praktik kerja lapangan.

Selama 5 hari, para peserta Sekolah Staf Presiden akan mempelajari berbagai tantangan dan isu-isu nasional di masing-masing kedeputian KSP.

Menurut Moeldoko, pendidikan selama 5 hari itu cukup untuk menempa para peserta memiliki kemampuan manajemen bernegara.

"Mereka ini akan melaksanakan learning by doing semua kegiatan setiap hari berada di masing-masing kedeputian dengan isu-isu strategis yang sudah kami siapkan," kata Moeldoko.

Adapun program Sekolah Staf Presiden berhasil menjaring 35 peserta dari total pendaftar 69.000 orang setelah seleksi administrasi, tes esai, pengalaman organisasi, dan wawancara.

Moeldoko menegaskan bahwa pemilihan 35 peserta ini tidak ada unsur kedekatan dan suka/tidak suka. Namun, murni berdasarkan hasil penilaian dari tim SDM KSP.

Baca juga: Sekolah Staf Presiden jaring lulusan SMA hingga S2 belajar kenegaraan
Baca juga: Moeldoko ajak anak muda belajar kelola isu-isu bernegara

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: D.Dj. Kliwantoro
COPYRIGHT © ANTARA 2022