Jakarta (ANTARA) - Delegasi DPR RI pada akhir Juli hingga awal Agustus 2022 yang dipimpin Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel melakukan kunjungan kerja ke sejumlah tempat di Tokyo, Jepang.
Kunjungan Delegasi DPR RI ini dalam rangka pengawasan dan menyerap aspirasi, sekaligus mempromosikan dan membuka peluang kerja sama perdagangan antara Pemerintah Indonesia dengan Jepang.
Kunjungan Delegasi DPR RI ini bisa disebut bentuk diplomasi lanjutan terkait potensi kerja sama Indonesia-Jepang karena perjalanan Delegasi DPR RI ini dilakukan pascakunjungan Presiden RI Joko Widodo ke Tokyo bertemu PM Jepang Fumio Kishida dan Kaisar Jepang Naruhito yang disebut membuahkan komitmen investasi senilai Rp75,4 triliun dari sedikitnya 10 perusahaan asal Jepang.
Rachmat Gobel selaku Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan sempat menyebut diplomasi yang digadang-gadang DPR RI ke Tokyo kali ini merupakan diplomasi people to people. Heart to heart atau hati ke hati.
Masyarakat Jepang memang terkenal dengan komitmennya. Tidak salah jika Delegasi DPR RI mengusung tema tersebut dalam kunjungan kerja kali ini. Pendekatan kerja sama dengan negara sahabat, khususnya Jepang harus dilakukan dari hati ke hati secara tulus demi kemashlahatan masyarakat kedua negara dan dunia.
Kunjungan kerja Delegasi DPR RI yang dipimpin Rachmat Gobel ini diikuti enam anggota DPR RI lain, yakni Ketua Komisi IV Sudin dan anggota Komisi IV Alien Mus, anggota Komisi VI Abdul Hakim Bafagih dan Subardi, serta anggota Komisi XI Kamrussamad dan Charles Meikyansyah.
Baca juga: Delegasi DPR RI kunjungi daerah produsen sayuran unggulan di Jepang
Kunjungan kerja yang berlangsung cukup padat dimulai dengan sebuah dialog investasi sektor kehutanan di KBRI Tokyo.
Pada kesempatan itu Delegasi DPR RI bersama dengan Kedutaan Besar RI di Tokyo, Jepang, membahas isu perdagangan karbon ("carbon trade"), sekaligus mempromosikan FOLU Net Sink 2030 serta paradigma baru manajemen kehutanan Indonesia kepada para perwakilan perusahaan dan akademisi Jepang yang ikut hadir.
Rachmat Gobel selaku Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan menjelaskan bagi Indonesia, masalah perdagangan karbon harus dibahas lintas kementerian maupun lintas komisi di parlemen.
Oleh karena itu, Gobel membawa enam anggota DPR RI dari fraksi terkait dengan harapan usai kunjungan kerja, persoalan mengenai perdagangan karbon dapat dibahas lebih intensif dan selaras di parlemen.
Penjelasan itu penting disampaikan kepada komunitas Jepang karena berdasarkan masukan dari investor Jepang, selama ini penanganan masalah perdagangan karbon oleh Indonesia cenderung dilakukan kurang terkoordinasi sehingga menimbulkan ketidakpastian investasi.
Gobel menekankan komitmen Indonesia menuju nol emisi karbon tahun 2060 dibahas bersama secara tuntas agar jelas langkah-langkah yang harus dilakukan ke depan karena masalah karbon menyangkut kepentingan dunia.
Sementara itu Duta Besar RI untuk Jepang dan Negara Federasi Mikronesia Heri Akhmadi mengatakan pengenalan atau sosialisasi FOLU Net Sink 2030 kepada komunitas Jepang penting karena persoalan karbon tidak bisa hanya mengandalkan pembiayaan dalam negeri melainkan investasi luar negeri.
Ketua Komisi IV DPR RI Sudin menekankan untuk mendorong perdagangan karbon, maka nilai jual karbon harus ditingkatkan. Sudin menegaskan pihaknya telah melaksanakan grup diskusi di DPR RI guna mencari tahu persoalan perdagangan karbon.
Potensi ekspor-impor
Usai melakukan dialog terbuka soal perdagangan karbon yang dihadiri perwakilan perusahaan dan akademisi Jepang di KBRI Tokyo, Delegasi DPR RI melanjutkan pembahasan internal di Wisma KBRI Tokyo untuk melihat peta ekspor-impor Indonesia terhadap Jepang.
Dalam pembahasan yang dilakukan bersamaan jamuan makan malam oleh Duta Besar RI untuk Jepang dan Mikronesia Heri Akhmadi itu dipaparkan sejumlah potensi ekspor-impor antara Indonesia dengan Jepang.
Baca juga: Delegasi DPR RI bahas peta ekspor dan impor Indonesia-Jepang di Tokyo
Dubes Heri menyampaikan kinerja ekspor Indonesia ke Jepang tahun 2022 cukup baik. Saat ini Jepang menduduki peringkat ke-2 negara tujuan ekspor produk pertanian Indonesia setelah Republik Rakyat Tiongkok (RRT).
Nilai ekspor produk pertanian, termasuk kehutanan Indonesia ke Jepang terus mengalami peningkatan sejak 2017 di mana pada 2017 ekspor produk pertanian dan kehutanan Indonesia ke Jepang senilai 218,3 juta dolar AS, kemudian meningkat menjadi 221,8 juta dolar AS pada 2018.
Selanjutnya pada 2019 nilai ekspor menjadi 236,1 juta dolar AS, tahun 2020 senilai 347,8 juta dolar AS, dan tahun 2021 senilai 468,50 juta dolar AS.
Berdasarkan data yang diperoleh dari KBRI Tokyo, peringkat lima besar ekspor produk pertanian terbesar Indonesia ke Jepang, yakni bahan-bahan nabati lain, kopi arabika/robusta, mutiara, lada, dan ikan segar.
Sedangkan lima besar ekspor produk hasil pertanian, yakni crumb rubber atau karet hasil pengolahan, udang beku, turunan CPO, udang kemasan, dan turunan CPKO atau minyak inti sawit.
Dubes Heri menyampaikan impor komoditas pertanian Jepang pada 2021 mencapai 7,04 triliun yen dan menjadi rekor tertinggi dalam 10 tahun terakhir.
Adapun Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Tokyo Hilman Tisnawan menyampaikan pihaknya siap untuk terus ikut mempromosikan perdagangan berbagai komoditas unggulan Indonesia di Jepang sesuai dengan arahan BI pusat.
Hilman mengatakan ada beberapa komoditas unggulan Indonesia, khususnya pertanian yang sedang didukung BI untuk bisa masuk ke pasar Jepang. Perwakilan BI Tokyo bekerja sama dengan pemangku kepentingan Jepang dalam sisi promosi dan pemasaran komoditas RI itu.
Diplomasi hati ke hati
Masyarakat Jepang terkenal dengan komitmen yang tinggi dalam segala hal, terlebih untuk urusan investasi. Otoritas dan pengusaha Jepang tentu senang berinvestasi dengani negara sahabat yang penuh komitmen tinggi.
Dalam kunjungan kerja ke Jepang, Delegasi DPR RI sempat mengunjungi Kota Hokota yang merupakan daerah penghasil sayur mayur unggulan nomor satu di Jepang.
Di sana Delegasi DPR RI yang dipimpin Rachmat Gobel sedikit banyak menunjukkan diplomasi hati ke hati kepada otoritas Jepang di Hokota.
Baca juga: Rachmat Gobel: Komitmen nol emisi karbon penting dibahas tuntas
Wali Kota Hokota Kishida Kazuo menyebut Gobel dan delegasi menepati janji layaknya seorang laki-laki sejati karena beberapa tahun sebelumnya Gobel pernah berjanji kepada Kishida untuk datang ke Hokota bersama Delegasi DPR RI.
Rachmat Gobel pada kesempatan itu menyampaikan dirinya beserta delegasi ingin melihat, mendengar, dan belajar bagaimana Hokota bisa menjadi daerah penghasil sayur mayur dan buah-buahan nomor satu di Jepang.
Melalui narasi itu, delegasi Indonesia menyatakan kehadirannya ke Jepang tidak untuk menggurui melainkan untuk belajar dengan tulus cara Jepang meningkatkan sektor pertanian dengan menghasilkan produk-produk pertanian terbaik.
Wali Kota Hokota Kishida Kazuo tampak puas dan gembira atas kedatangan Delegasi DPR RI. Kishida bahkan menyebut pertemuan itu bisa membuka peluang kerja sama antara Indonesia dengan Hokota.
Kishida meyakini produk domestik bruto (PDB) Indonesia akan segera melampaui Jepang dengan posisi Indonesia yang kini semakin memperlihatkan keberadaannya menuju negara maju. Kishida menekankan pihaknya sangat antusias membangun kerja sama bidang pertanian dengan Indonesia.
65 Tahun Indonesia-Jepang
Di penghujung kunjungan kerjanya ke Jepang, Delegasi DPR RI bertemu dengan empat anggota Parlemen Jepang, yakni Tatsuo Fukuda, Ohno Keitaro (merangkap Wakil Menteri Urusan Keamanan Ekonomi dan Manajemen Kebencanaan), Taido Tanose, dan Takebe Arata (merangkap Wakil MenteriPpertanian, Kehutanan, dan Perikanan).
Pada kesempatan tersebut Delegasi DPR RI mengajak Jepang mengembangkan paradigma baru dalam menjalin hubungan diplomatik Indonesia-Jepang.
Menurut Rachmat Gobel jika selama ini Jepang banyak berkontribusi di sektor industri dan tambang, maka menjelang Peringatan 65 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Jepang, kerja sama sektor pertanian dan sumber daya manusia harus lebih diperkuat.
Gobel menyampaikan bahwa pertanian adalah sektor yang kian strategis saat ini, terlebih dalam situasi geopolitik global dan perubahan iklim yang berdampak pada krisis pangan dunia. Dia mengajak Jepang bekerja sama menghadapi situasi tersebut.
Anggota Parlemen Jepang Fukuda pun menyambut baik hal itu.
Dalam pertemuan Fukuda menyebut dalam situasi global yang tidak menentu seperti sekarang ini, maka sulit untuk memberikan penilaian tentang apa yang benar dan baik untuk dilakukan. Bagi Jepang yang paling penting dan utama adalah mempercayai keluarga atau sahabat dalam hal ini, termasuk Indonesia.
Rangkaian kunjungan kerja Delegasi DPR RI di Jepang tersebut menunjukkan betapa kerja sama Indonesia-Jepang sangat potensial untuk ditingkatkan. Kerja sama yang dibangun tentu saja harus senantiasa menguntungkan kedua belah pihak.
Peringatan 65 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia dan Jepang Tahun 2023, seyogyanya dapat menjadi momentum kedua negara untuk semakin erat bergandengan tangan mewujudkan kesejahteraan baik bagi masyarakat kedua negara, maupun masyarakat dunia.
Kunjungan Delegasi DPR RI ini dalam rangka pengawasan dan menyerap aspirasi, sekaligus mempromosikan dan membuka peluang kerja sama perdagangan antara Pemerintah Indonesia dengan Jepang.
Kunjungan Delegasi DPR RI ini bisa disebut bentuk diplomasi lanjutan terkait potensi kerja sama Indonesia-Jepang karena perjalanan Delegasi DPR RI ini dilakukan pascakunjungan Presiden RI Joko Widodo ke Tokyo bertemu PM Jepang Fumio Kishida dan Kaisar Jepang Naruhito yang disebut membuahkan komitmen investasi senilai Rp75,4 triliun dari sedikitnya 10 perusahaan asal Jepang.
Rachmat Gobel selaku Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan sempat menyebut diplomasi yang digadang-gadang DPR RI ke Tokyo kali ini merupakan diplomasi people to people. Heart to heart atau hati ke hati.
Masyarakat Jepang memang terkenal dengan komitmennya. Tidak salah jika Delegasi DPR RI mengusung tema tersebut dalam kunjungan kerja kali ini. Pendekatan kerja sama dengan negara sahabat, khususnya Jepang harus dilakukan dari hati ke hati secara tulus demi kemashlahatan masyarakat kedua negara dan dunia.
Kunjungan kerja Delegasi DPR RI yang dipimpin Rachmat Gobel ini diikuti enam anggota DPR RI lain, yakni Ketua Komisi IV Sudin dan anggota Komisi IV Alien Mus, anggota Komisi VI Abdul Hakim Bafagih dan Subardi, serta anggota Komisi XI Kamrussamad dan Charles Meikyansyah.
Baca juga: Delegasi DPR RI kunjungi daerah produsen sayuran unggulan di Jepang
Kunjungan kerja yang berlangsung cukup padat dimulai dengan sebuah dialog investasi sektor kehutanan di KBRI Tokyo.
Pada kesempatan itu Delegasi DPR RI bersama dengan Kedutaan Besar RI di Tokyo, Jepang, membahas isu perdagangan karbon ("carbon trade"), sekaligus mempromosikan FOLU Net Sink 2030 serta paradigma baru manajemen kehutanan Indonesia kepada para perwakilan perusahaan dan akademisi Jepang yang ikut hadir.
Rachmat Gobel selaku Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan menjelaskan bagi Indonesia, masalah perdagangan karbon harus dibahas lintas kementerian maupun lintas komisi di parlemen.
Oleh karena itu, Gobel membawa enam anggota DPR RI dari fraksi terkait dengan harapan usai kunjungan kerja, persoalan mengenai perdagangan karbon dapat dibahas lebih intensif dan selaras di parlemen.
Penjelasan itu penting disampaikan kepada komunitas Jepang karena berdasarkan masukan dari investor Jepang, selama ini penanganan masalah perdagangan karbon oleh Indonesia cenderung dilakukan kurang terkoordinasi sehingga menimbulkan ketidakpastian investasi.
Gobel menekankan komitmen Indonesia menuju nol emisi karbon tahun 2060 dibahas bersama secara tuntas agar jelas langkah-langkah yang harus dilakukan ke depan karena masalah karbon menyangkut kepentingan dunia.
Sementara itu Duta Besar RI untuk Jepang dan Negara Federasi Mikronesia Heri Akhmadi mengatakan pengenalan atau sosialisasi FOLU Net Sink 2030 kepada komunitas Jepang penting karena persoalan karbon tidak bisa hanya mengandalkan pembiayaan dalam negeri melainkan investasi luar negeri.
Ketua Komisi IV DPR RI Sudin menekankan untuk mendorong perdagangan karbon, maka nilai jual karbon harus ditingkatkan. Sudin menegaskan pihaknya telah melaksanakan grup diskusi di DPR RI guna mencari tahu persoalan perdagangan karbon.
Potensi ekspor-impor
Usai melakukan dialog terbuka soal perdagangan karbon yang dihadiri perwakilan perusahaan dan akademisi Jepang di KBRI Tokyo, Delegasi DPR RI melanjutkan pembahasan internal di Wisma KBRI Tokyo untuk melihat peta ekspor-impor Indonesia terhadap Jepang.
Dalam pembahasan yang dilakukan bersamaan jamuan makan malam oleh Duta Besar RI untuk Jepang dan Mikronesia Heri Akhmadi itu dipaparkan sejumlah potensi ekspor-impor antara Indonesia dengan Jepang.
Baca juga: Delegasi DPR RI bahas peta ekspor dan impor Indonesia-Jepang di Tokyo
Dubes Heri menyampaikan kinerja ekspor Indonesia ke Jepang tahun 2022 cukup baik. Saat ini Jepang menduduki peringkat ke-2 negara tujuan ekspor produk pertanian Indonesia setelah Republik Rakyat Tiongkok (RRT).
Nilai ekspor produk pertanian, termasuk kehutanan Indonesia ke Jepang terus mengalami peningkatan sejak 2017 di mana pada 2017 ekspor produk pertanian dan kehutanan Indonesia ke Jepang senilai 218,3 juta dolar AS, kemudian meningkat menjadi 221,8 juta dolar AS pada 2018.
Selanjutnya pada 2019 nilai ekspor menjadi 236,1 juta dolar AS, tahun 2020 senilai 347,8 juta dolar AS, dan tahun 2021 senilai 468,50 juta dolar AS.
Berdasarkan data yang diperoleh dari KBRI Tokyo, peringkat lima besar ekspor produk pertanian terbesar Indonesia ke Jepang, yakni bahan-bahan nabati lain, kopi arabika/robusta, mutiara, lada, dan ikan segar.
Sedangkan lima besar ekspor produk hasil pertanian, yakni crumb rubber atau karet hasil pengolahan, udang beku, turunan CPO, udang kemasan, dan turunan CPKO atau minyak inti sawit.
Dubes Heri menyampaikan impor komoditas pertanian Jepang pada 2021 mencapai 7,04 triliun yen dan menjadi rekor tertinggi dalam 10 tahun terakhir.
Adapun Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Tokyo Hilman Tisnawan menyampaikan pihaknya siap untuk terus ikut mempromosikan perdagangan berbagai komoditas unggulan Indonesia di Jepang sesuai dengan arahan BI pusat.
Hilman mengatakan ada beberapa komoditas unggulan Indonesia, khususnya pertanian yang sedang didukung BI untuk bisa masuk ke pasar Jepang. Perwakilan BI Tokyo bekerja sama dengan pemangku kepentingan Jepang dalam sisi promosi dan pemasaran komoditas RI itu.
Diplomasi hati ke hati
Masyarakat Jepang terkenal dengan komitmen yang tinggi dalam segala hal, terlebih untuk urusan investasi. Otoritas dan pengusaha Jepang tentu senang berinvestasi dengani negara sahabat yang penuh komitmen tinggi.
Dalam kunjungan kerja ke Jepang, Delegasi DPR RI sempat mengunjungi Kota Hokota yang merupakan daerah penghasil sayur mayur unggulan nomor satu di Jepang.
Di sana Delegasi DPR RI yang dipimpin Rachmat Gobel sedikit banyak menunjukkan diplomasi hati ke hati kepada otoritas Jepang di Hokota.
Baca juga: Rachmat Gobel: Komitmen nol emisi karbon penting dibahas tuntas
Wali Kota Hokota Kishida Kazuo menyebut Gobel dan delegasi menepati janji layaknya seorang laki-laki sejati karena beberapa tahun sebelumnya Gobel pernah berjanji kepada Kishida untuk datang ke Hokota bersama Delegasi DPR RI.
Rachmat Gobel pada kesempatan itu menyampaikan dirinya beserta delegasi ingin melihat, mendengar, dan belajar bagaimana Hokota bisa menjadi daerah penghasil sayur mayur dan buah-buahan nomor satu di Jepang.
Melalui narasi itu, delegasi Indonesia menyatakan kehadirannya ke Jepang tidak untuk menggurui melainkan untuk belajar dengan tulus cara Jepang meningkatkan sektor pertanian dengan menghasilkan produk-produk pertanian terbaik.
Wali Kota Hokota Kishida Kazuo tampak puas dan gembira atas kedatangan Delegasi DPR RI. Kishida bahkan menyebut pertemuan itu bisa membuka peluang kerja sama antara Indonesia dengan Hokota.
Kishida meyakini produk domestik bruto (PDB) Indonesia akan segera melampaui Jepang dengan posisi Indonesia yang kini semakin memperlihatkan keberadaannya menuju negara maju. Kishida menekankan pihaknya sangat antusias membangun kerja sama bidang pertanian dengan Indonesia.
65 Tahun Indonesia-Jepang
Di penghujung kunjungan kerjanya ke Jepang, Delegasi DPR RI bertemu dengan empat anggota Parlemen Jepang, yakni Tatsuo Fukuda, Ohno Keitaro (merangkap Wakil Menteri Urusan Keamanan Ekonomi dan Manajemen Kebencanaan), Taido Tanose, dan Takebe Arata (merangkap Wakil MenteriPpertanian, Kehutanan, dan Perikanan).
Pada kesempatan tersebut Delegasi DPR RI mengajak Jepang mengembangkan paradigma baru dalam menjalin hubungan diplomatik Indonesia-Jepang.
Menurut Rachmat Gobel jika selama ini Jepang banyak berkontribusi di sektor industri dan tambang, maka menjelang Peringatan 65 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Jepang, kerja sama sektor pertanian dan sumber daya manusia harus lebih diperkuat.
Gobel menyampaikan bahwa pertanian adalah sektor yang kian strategis saat ini, terlebih dalam situasi geopolitik global dan perubahan iklim yang berdampak pada krisis pangan dunia. Dia mengajak Jepang bekerja sama menghadapi situasi tersebut.
Anggota Parlemen Jepang Fukuda pun menyambut baik hal itu.
Dalam pertemuan Fukuda menyebut dalam situasi global yang tidak menentu seperti sekarang ini, maka sulit untuk memberikan penilaian tentang apa yang benar dan baik untuk dilakukan. Bagi Jepang yang paling penting dan utama adalah mempercayai keluarga atau sahabat dalam hal ini, termasuk Indonesia.
Rangkaian kunjungan kerja Delegasi DPR RI di Jepang tersebut menunjukkan betapa kerja sama Indonesia-Jepang sangat potensial untuk ditingkatkan. Kerja sama yang dibangun tentu saja harus senantiasa menguntungkan kedua belah pihak.
Peringatan 65 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia dan Jepang Tahun 2023, seyogyanya dapat menjadi momentum kedua negara untuk semakin erat bergandengan tangan mewujudkan kesejahteraan baik bagi masyarakat kedua negara, maupun masyarakat dunia.
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2022
0 comments:
Post a Comment