Ambon (ANTARA) - Warga di Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, menyerahkan satu pucuk senjata api standar non organik yang pernah digunakan saat konflik sosial 1999 di Provinsi Maluku kepada personel Kodam XVI/Pattimura.
"Senjatanya diserahkan seorang warga Negeri Hulaliuw, Pulau Haruku kepada personel Kesdam XVI/Pattimura Kapten CKM Andrey F Kaihena," kata Kepala Kesehatan Kodam XVI/Pattimura, Kolonel CKM Masri Sihombing, di Ambon, Rabu.
Baca juga: Warga menyerahkan senjata api ke Satgas Yonarhanud
Sihombing ikut bersama menjemput dan menerima secara langsung senjata bekas konflik itu, dan menyatakan, penyerahan dilakukan secara sukarela oleh seorang warga Negeri Hulaliuw, karena kedekatan dan kepercayaan yang dibangun Kapten Andrey F Kaihena yang menjabat kepala Urusan Personel Situud Rumkit Tk II Ambon Kesdam XVI/Pattimura.
"Kedekatan warga yang menyerahkan senjata berawal dari bantuan Kapten CKM Andrey Kaihena kepada anggota keluarganya yang sakit untuk dirujuk dan diobati di RST dr JA Latumeten beberapa waktu lalu. Dari situ komunikasi terus berlanjut dan akhirnya warga bersedia menyerahkan senjatanya," katanya.
Baca juga: Warga perbatasan RI-Timor Leste serahkan senjata rakitan kepada TNI
Warga juga datang sendiri dan menginformasikan tentang senjata laras panjang standar yang disimpannya itu kepada Kapten Andrey. Warga mengaku sejak lama berkeinginan menyerahkan senjata itu. "Saya juga dipertemukan dengan warga tersebut dan meyakinkan untuk tidak ragu dan takut menyerahkan senpi tersebut kepada negara melalui Kapten Andrey.
Menurutnya, dari hasil wawancara intelijen dan komunikasi sosial, maka warga yang identitasnya dirahasiakan itu mengaku telah menyimpan senjata itu sejak konflik Ambon tahun 2000. "Alasan menyimpan senjata itu hanya untuk berjaga-jaga membela kampungnya karena pada saat itu masih sering terjadi konflik antardesa," ujar Sihombing.
Baca juga: Satgas Pamtas terima 3 senjata api organik dari warga perbatasan
Sedangkan Panglima Kodam XVI/Pattimura, Mayor Jenderal TNI Ruruh Aris Setyawibawa, mengapresiasi keberhasilan personel Kesehatan Kodam XVI/Pattimura menerima senjata ilegal dari masyarakat secara sukarela.
"Ini salah satu wujud keberhasilan Kesehatan Kodam XVI/Pattimura selain tugas pokoknya mendukung dan melayani kesehatan prajurit dan keluarga serta masyarakat, tapi mereka mampu mendapatkan senjata yang diserahkan secara sukarela oleh masyarakat. Ini yang kita harapkan bersama. Semoga dapat ditiru oleh Prajurit Kodam Pattimura lainnya," ujar Setyawibawa.
Baca juga: Polisi tangkap warga Arso, pemilik 537 butir amunisi
Ia juga menghimbau seluruh personel terus menggalakkan pendekatan secara manusiawi dan tegas kepada masyarakat, sehingga mereka secara sadar mau menyerahkan barang-barang berbahaya tersebut.
Ia yakin hingga saat ini masih banyak senjata disimpan masyarakat, sehingga upaya pendekatan persuasif untuk mengamankan barang berbahaya itu, sehingga tidak berdampak mempengaruhi situasi dan kondisi keamanan di Maluku dan Maluku Utara tetap terjaga dan terpelihara.
"Senjatanya diserahkan seorang warga Negeri Hulaliuw, Pulau Haruku kepada personel Kesdam XVI/Pattimura Kapten CKM Andrey F Kaihena," kata Kepala Kesehatan Kodam XVI/Pattimura, Kolonel CKM Masri Sihombing, di Ambon, Rabu.
Baca juga: Warga menyerahkan senjata api ke Satgas Yonarhanud
Sihombing ikut bersama menjemput dan menerima secara langsung senjata bekas konflik itu, dan menyatakan, penyerahan dilakukan secara sukarela oleh seorang warga Negeri Hulaliuw, karena kedekatan dan kepercayaan yang dibangun Kapten Andrey F Kaihena yang menjabat kepala Urusan Personel Situud Rumkit Tk II Ambon Kesdam XVI/Pattimura.
"Kedekatan warga yang menyerahkan senjata berawal dari bantuan Kapten CKM Andrey Kaihena kepada anggota keluarganya yang sakit untuk dirujuk dan diobati di RST dr JA Latumeten beberapa waktu lalu. Dari situ komunikasi terus berlanjut dan akhirnya warga bersedia menyerahkan senjatanya," katanya.
Baca juga: Warga perbatasan RI-Timor Leste serahkan senjata rakitan kepada TNI
Warga juga datang sendiri dan menginformasikan tentang senjata laras panjang standar yang disimpannya itu kepada Kapten Andrey. Warga mengaku sejak lama berkeinginan menyerahkan senjata itu. "Saya juga dipertemukan dengan warga tersebut dan meyakinkan untuk tidak ragu dan takut menyerahkan senpi tersebut kepada negara melalui Kapten Andrey.
Menurutnya, dari hasil wawancara intelijen dan komunikasi sosial, maka warga yang identitasnya dirahasiakan itu mengaku telah menyimpan senjata itu sejak konflik Ambon tahun 2000. "Alasan menyimpan senjata itu hanya untuk berjaga-jaga membela kampungnya karena pada saat itu masih sering terjadi konflik antardesa," ujar Sihombing.
Baca juga: Satgas Pamtas terima 3 senjata api organik dari warga perbatasan
Sedangkan Panglima Kodam XVI/Pattimura, Mayor Jenderal TNI Ruruh Aris Setyawibawa, mengapresiasi keberhasilan personel Kesehatan Kodam XVI/Pattimura menerima senjata ilegal dari masyarakat secara sukarela.
"Ini salah satu wujud keberhasilan Kesehatan Kodam XVI/Pattimura selain tugas pokoknya mendukung dan melayani kesehatan prajurit dan keluarga serta masyarakat, tapi mereka mampu mendapatkan senjata yang diserahkan secara sukarela oleh masyarakat. Ini yang kita harapkan bersama. Semoga dapat ditiru oleh Prajurit Kodam Pattimura lainnya," ujar Setyawibawa.
Baca juga: Polisi tangkap warga Arso, pemilik 537 butir amunisi
Ia juga menghimbau seluruh personel terus menggalakkan pendekatan secara manusiawi dan tegas kepada masyarakat, sehingga mereka secara sadar mau menyerahkan barang-barang berbahaya tersebut.
Ia yakin hingga saat ini masih banyak senjata disimpan masyarakat, sehingga upaya pendekatan persuasif untuk mengamankan barang berbahaya itu, sehingga tidak berdampak mempengaruhi situasi dan kondisi keamanan di Maluku dan Maluku Utara tetap terjaga dan terpelihara.
Pewarta: Jimmy Ayal
Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2022
0 comments:
Post a Comment