Jakarta (ANTARA) - 
Dalam acara itu, selain kader PDIP, hadir juga perwakilan ormas kepemudaan nasional seperti Pemuda Muhammadiyah, FKPPI, KNPI, GMKI hingga Hipmi.

Hal itu lantaran saat ini situasi politik cenderung mengarah pada praktik-praktik politik identitas.
 
"Mereka mengklaim kebenaran sejarah atas perspektif kepentingan politik mereka," ujarnya.
 
Hasto menegaskan, politik PDIP adalah politik kebangsaan, yang mengangkat harkat martabat bangsa Indonesia agar bisa menjadi pemimpin di antara bangsa di dunia.
 
"Itu politik kebangsaan kita. Politik Pemuda Indonesia adalah menggelorakan kepemimpinan itu, menggembleng diri sebagai calon-calon pemimpin," ucap Hasto.
 
Untuk melawan tantangan dalam menghadapi Pemilu, Hasto juga meminta para Pemuda Indonesia bergelora semangatnya untuk menggembleng ilmu pengetahuan dan teknologi.
 
Karena tanpa melakukan riset dari inovasi, tidak akan bangsa Indonesia menjadi negara maju.
 
"Kalau kita tidak menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dan seluruh kekayaan alam, (akan) menjadi ajang pertarungan kepentingan asing ketika para pemuda Indonesia juga kehilangan sesuatu jiwa kepeloporannya untuk menyatakan bahwa kita bisa berdiri di atas kaki sendiri," jelas Hasto.
 
Dia juga mengingatkan agar para pemuda Indonesia terus menggelorakan spirit dan menjiwai semangat Trisakti.
 
"Berdaulat di bidang politik, berdiri di atas kaki sendiri di bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam bidang kebudayaan," kata Hasto.

Baca juga: Jokowi: Sumpah pemuda 94 tahun lampau jadi pegangan masa kini

Baca juga: Hasto tegaskan Dewan Kolonel tak sesuai AD/ART PDI Perjuangan

Baca juga: Hasto sebut PDI Perjuangan bangkitkan semangat persahabatan pemuda


 

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Nurul Hayat