Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah mengatakan generasi muda Indonesia harus disiapkan menjadi agen-agen perubahan dalam pembangunan nasional agar bonus demografi tidak menjadi bencana nasional.
Dia mengajak semua pihak mewaspadai bonus demografi yang akan dialami Indonesia pada 2045 atau tepat 100 Tahun Indonesia Merdeka.
"Untuk menghindari bencana nasional seperempat abad ke depan, saya berharap generasi muda saat ini sudah diarahkan agar terlibat aktif dalam pembangunan nasional," kata Basarah dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, pembangunan nasional tersebut bukan hanya fisik namun menyangkut mental spiritual yang di dalamnya termasuk kewajiban menjaga ideologi negara yang mempersatukan bangsa.
Dia menjelaskan Indonesia sudah memasuki tahap awal bonus demografi dengan ciri-ciri jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dibandingkan usia nonproduktif.
"Puncak bonus demografi diperkirakan terjadi pada 2030. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per tahun 2020 jumlah penduduk usia produktif sebanyak 140 juta jiwa dari total 270,20 juta jiwa penduduk Indonesia," ujarnya.
Baca juga: Ahmad Basarah ajak elemen bangsa "kubur" dendam masa lalu
Baca juga: Wakil Ketua MPR paparkan relasi negara dan agama dalam Pancasila
Basarah mengingatkan jumlah penduduk Indonesia diprediksi mencapai 318,96 juta jiwa pada 2045. Dari jumlah itu, usia produktif diperkirakan mencapai 207,99 juta jiwa.
Sementara itu, menurut dia, penduduk usia tidak produktif diperkirakan 110,97 juta jiwa, terdiri atas 44,99 juta penduduk usia sudah tidak produktif dan 65,98 juta penduduk berusia bayi sampai 14 tahun.
‘’Berdasarkan data tersebut bisa diprediksi dari sekarang bahwa pada tahun 2045 diperkirakan 100 penduduk usia produktif menanggung beban 54 penduduk usia tidak produktif," katanya.
Dia menilai jika generasi muda tidak dipersiapkan menjadi agen-agen pembangunan nasional sejak sekarang, maka bonus demografi bisa menjadi bencana nasional saat Indonesia merayakan 100 tahun kemerdekaannya.
Karena itu, Basarah mengajak semua pihak mengelola dengan baik bonus demografi yang dialami Indonesia saat ini sehingga harus dilihat sebagai berkah, bukan musibah.
"Dulu Indonesia merdeka justru berangkat dari energi besar kaum pemuda saat itu, Bung Karno, Bung Hatta, dan para syuhada bangsa lainnya adalah para pemuda di zaman mereka saat sumpah pemuda dikumandangkan dan saat kemerdekaan Indonesia diproklamasikan," ujarnya.
Dia mengajak semua pihak mewaspadai bonus demografi yang akan dialami Indonesia pada 2045 atau tepat 100 Tahun Indonesia Merdeka.
"Untuk menghindari bencana nasional seperempat abad ke depan, saya berharap generasi muda saat ini sudah diarahkan agar terlibat aktif dalam pembangunan nasional," kata Basarah dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, pembangunan nasional tersebut bukan hanya fisik namun menyangkut mental spiritual yang di dalamnya termasuk kewajiban menjaga ideologi negara yang mempersatukan bangsa.
Dia menjelaskan Indonesia sudah memasuki tahap awal bonus demografi dengan ciri-ciri jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dibandingkan usia nonproduktif.
"Puncak bonus demografi diperkirakan terjadi pada 2030. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per tahun 2020 jumlah penduduk usia produktif sebanyak 140 juta jiwa dari total 270,20 juta jiwa penduduk Indonesia," ujarnya.
Baca juga: Ahmad Basarah ajak elemen bangsa "kubur" dendam masa lalu
Baca juga: Wakil Ketua MPR paparkan relasi negara dan agama dalam Pancasila
Basarah mengingatkan jumlah penduduk Indonesia diprediksi mencapai 318,96 juta jiwa pada 2045. Dari jumlah itu, usia produktif diperkirakan mencapai 207,99 juta jiwa.
Sementara itu, menurut dia, penduduk usia tidak produktif diperkirakan 110,97 juta jiwa, terdiri atas 44,99 juta penduduk usia sudah tidak produktif dan 65,98 juta penduduk berusia bayi sampai 14 tahun.
‘’Berdasarkan data tersebut bisa diprediksi dari sekarang bahwa pada tahun 2045 diperkirakan 100 penduduk usia produktif menanggung beban 54 penduduk usia tidak produktif," katanya.
Dia menilai jika generasi muda tidak dipersiapkan menjadi agen-agen pembangunan nasional sejak sekarang, maka bonus demografi bisa menjadi bencana nasional saat Indonesia merayakan 100 tahun kemerdekaannya.
Karena itu, Basarah mengajak semua pihak mengelola dengan baik bonus demografi yang dialami Indonesia saat ini sehingga harus dilihat sebagai berkah, bukan musibah.
"Dulu Indonesia merdeka justru berangkat dari energi besar kaum pemuda saat itu, Bung Karno, Bung Hatta, dan para syuhada bangsa lainnya adalah para pemuda di zaman mereka saat sumpah pemuda dikumandangkan dan saat kemerdekaan Indonesia diproklamasikan," ujarnya.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2022
0 comments:
Post a Comment