Jakarta (ANTARA) - Survei Bank Indonesia (BI) memperkirakan kinerja penjualan eceran tumbuh positif pada Desember 2022 yang tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) sebesar 216,4 atau tumbuh positif 0,04 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan kinerja penjualan eceran yang tumbuh positif tersebut didorong oleh pertumbuhan kelompok peralatan informasi dan komunikasi yang tercatat meningkat dari kontraksi pada bulan sebelumnya.
Secara bulanan, penjualan eceran diprakirakan tumbuh sebesar 6,3 persen (month-to-month/mtm), meningkat dari pertumbuhan 0,4 persen (mtm) pada bulan sebelumnya.
Peningkatan terjadi pada mayoritas kelompok, terutama subkelompok sandang, kelompok peralatan informasi dan komunikasi yang ditopang oleh masih tingginya penjualan TV digital, serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang didorong oleh perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal, periode libur dan akhir tahun, serta strategi potongan harga yang mendukung permintaan domestik.
Sementara itu pada November 2022, ia menyebutkan pertumbuhan penjualan eceran secara tahunan tetap tumbuh positif, dengan yang tercatat tumbuh sebesar 1,3 persen (yoy), meski lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 3,7 persen (yoy).
Kelompok barang budaya dan rekreasi tercatat meningkat, sedangkan kelompok peralatan informasi dan komunikasi serta perlengkapan rumah tangga lainnya membaik meski masih dalam fase kontraksi.
Secara bulanan, kinerja penjualan eceran juga tercatat tumbuh positif sebesar 0,4 persen (mtm), yang ditopang oleh pertumbuhan pada kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya serta suku cadang dan aksesori yang mengalami perbaikan setelah mengalami kontraksi pada bulan sebelumnya.
Dari sisi harga, lanjut Erwin, responden memperkirakan tekanan inflasi pada Februari dan Mei 2023 atau 3 dan 6 bulan yang akan datang akan menurun, tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Februari dan Mei 2023 tercatat masing-masing sebesar 134,6 dan 140,2 atau turun dari 138,0 dan 140,8 pada Januari dan April 2023.
Responden menginformasikan penurunan harga diperkirakan terjadi karena stok barang yang mencukupi.
Baca juga: BI perkirakan kinerja penjualan ritel November naik, ditopang sandang
Baca juga: Pasar Mitra Tani bantu masyarakat dapat minyak goreng murah
Baca juga: BI: Penjualan eceran naik pada September, ditopang sektor makanan
Dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan kinerja penjualan eceran yang tumbuh positif tersebut didorong oleh pertumbuhan kelompok peralatan informasi dan komunikasi yang tercatat meningkat dari kontraksi pada bulan sebelumnya.
Secara bulanan, penjualan eceran diprakirakan tumbuh sebesar 6,3 persen (month-to-month/mtm), meningkat dari pertumbuhan 0,4 persen (mtm) pada bulan sebelumnya.
Peningkatan terjadi pada mayoritas kelompok, terutama subkelompok sandang, kelompok peralatan informasi dan komunikasi yang ditopang oleh masih tingginya penjualan TV digital, serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang didorong oleh perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal, periode libur dan akhir tahun, serta strategi potongan harga yang mendukung permintaan domestik.
Sementara itu pada November 2022, ia menyebutkan pertumbuhan penjualan eceran secara tahunan tetap tumbuh positif, dengan yang tercatat tumbuh sebesar 1,3 persen (yoy), meski lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 3,7 persen (yoy).
Kelompok barang budaya dan rekreasi tercatat meningkat, sedangkan kelompok peralatan informasi dan komunikasi serta perlengkapan rumah tangga lainnya membaik meski masih dalam fase kontraksi.
Secara bulanan, kinerja penjualan eceran juga tercatat tumbuh positif sebesar 0,4 persen (mtm), yang ditopang oleh pertumbuhan pada kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya serta suku cadang dan aksesori yang mengalami perbaikan setelah mengalami kontraksi pada bulan sebelumnya.
Dari sisi harga, lanjut Erwin, responden memperkirakan tekanan inflasi pada Februari dan Mei 2023 atau 3 dan 6 bulan yang akan datang akan menurun, tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Februari dan Mei 2023 tercatat masing-masing sebesar 134,6 dan 140,2 atau turun dari 138,0 dan 140,8 pada Januari dan April 2023.
Responden menginformasikan penurunan harga diperkirakan terjadi karena stok barang yang mencukupi.
Baca juga: BI perkirakan kinerja penjualan ritel November naik, ditopang sandang
Baca juga: Pasar Mitra Tani bantu masyarakat dapat minyak goreng murah
Baca juga: BI: Penjualan eceran naik pada September, ditopang sektor makanan
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Faisal Yunianto
COPYRIGHT © ANTARA 2023
0 comments:
Post a Comment