Denpasar (ANTARA) - Anggota Bawaslu Republik Indonesia Lolly Suhenty mengingatkan keterlibatan perempuan dalam ruang politik agar jangan mau hanya sekadar menjadi pemenuhan kuota, namun harus disertai dengan bekal kualitas diri.
"Ada framing yang selalu mendiskreditkan perempuan, keterwakilan perempuan masih dianggap kurang berkualitas. Dalam kancah pemilu, peran perempuan hanya pada tahap pencalonan saja, belum sampai ke tahap terpilih," ujar Lolly di Denpasar, Selasa.
Lolly menyampaikan hal tersebut pada kegiatan Workshop Penguatan Kapasitas Calon Legislatif Perempuan dalam Pengambilan Keputusan yang digelar oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Denpasar.
Menurut dia, ada sejumlah tantangan bagi kaum perempuan yang selalu berulang dialami dari pemilu ke pemilu, antara lain meliputi minimnya informasi dan edukasi publik terkait politik yang dapat diakses perempuan dan regulasi Undang-Undang Pemilu yang masih belum menegakkan gender equality (kesetaraan gender)
Selain itu, kata dia, juga misinformasi dan disinformasi yang mengganggu kemurnian suara perempuan dalam memberi makna terhadap demokrasi.
Lolly menambahkan masih banyak paham patriarki yang menjadi penyebab terdegradasi peran perempuan dalam mengikuti kontestasi politik.
Menurut dia, aturan tentang keterwakilan perempuan masih hanya pada tahap administrasi saja, belum sampai pada tahap yang lebih lanjut.
Untuk menghadapi tantangan itu, Lolly berharap kader-kader perempuan yang ingin berkontestasi pada Pemilu 2024 harus benar-benar membekali dirinya, menambah literasi dan pahami apa yang boleh dan tidak dilakukan dalam tahapan pemilu.
"Framing yang selalu mendiskreditkan perempuan ini harus kita lawan dengan pembuktian, tutupi celah itu dengan kualitas diri,” ujar Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Hubungan Masyarakat Bawaslu RI tersebut.
Menyambung yang disampaikan Lolly, Ketua Bawaslu Bali Ketut Ariyani pada kesempatannya menegaskan bahwa Bawaslu Bali selalu terbuka untuk melakukan diskusi dan berbagi pemahaman kepemiluan.
"Kami siap untuk jadi kawan diskusi dalam forum yang diadakan oleh partai politik. Ini juga menjadi momentum bagi kami dalam melakukan tugas-tugas pencegahan," ujar perempuan asal Buleleng tersebut.
Selain Ariyani, Lolly juga didampingi oleh dia Anggota Bawaslu Bali I Ketut Rudia dan I Wayan Widyardana Putra, serta Kepala Sekretariat Bawaslu Bali Ida Bagus Putu Adinatha.
"Ada framing yang selalu mendiskreditkan perempuan, keterwakilan perempuan masih dianggap kurang berkualitas. Dalam kancah pemilu, peran perempuan hanya pada tahap pencalonan saja, belum sampai ke tahap terpilih," ujar Lolly di Denpasar, Selasa.
Lolly menyampaikan hal tersebut pada kegiatan Workshop Penguatan Kapasitas Calon Legislatif Perempuan dalam Pengambilan Keputusan yang digelar oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Denpasar.
Menurut dia, ada sejumlah tantangan bagi kaum perempuan yang selalu berulang dialami dari pemilu ke pemilu, antara lain meliputi minimnya informasi dan edukasi publik terkait politik yang dapat diakses perempuan dan regulasi Undang-Undang Pemilu yang masih belum menegakkan gender equality (kesetaraan gender)
Selain itu, kata dia, juga misinformasi dan disinformasi yang mengganggu kemurnian suara perempuan dalam memberi makna terhadap demokrasi.
Lolly menambahkan masih banyak paham patriarki yang menjadi penyebab terdegradasi peran perempuan dalam mengikuti kontestasi politik.
Menurut dia, aturan tentang keterwakilan perempuan masih hanya pada tahap administrasi saja, belum sampai pada tahap yang lebih lanjut.
Untuk menghadapi tantangan itu, Lolly berharap kader-kader perempuan yang ingin berkontestasi pada Pemilu 2024 harus benar-benar membekali dirinya, menambah literasi dan pahami apa yang boleh dan tidak dilakukan dalam tahapan pemilu.
"Framing yang selalu mendiskreditkan perempuan ini harus kita lawan dengan pembuktian, tutupi celah itu dengan kualitas diri,” ujar Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Hubungan Masyarakat Bawaslu RI tersebut.
Menyambung yang disampaikan Lolly, Ketua Bawaslu Bali Ketut Ariyani pada kesempatannya menegaskan bahwa Bawaslu Bali selalu terbuka untuk melakukan diskusi dan berbagi pemahaman kepemiluan.
"Kami siap untuk jadi kawan diskusi dalam forum yang diadakan oleh partai politik. Ini juga menjadi momentum bagi kami dalam melakukan tugas-tugas pencegahan," ujar perempuan asal Buleleng tersebut.
Selain Ariyani, Lolly juga didampingi oleh dia Anggota Bawaslu Bali I Ketut Rudia dan I Wayan Widyardana Putra, serta Kepala Sekretariat Bawaslu Bali Ida Bagus Putu Adinatha.
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Laode Masrafi
COPYRIGHT © ANTARA 2023
0 comments:
Post a Comment