ada pertukaran pelajar, dan pertukaran program-program
Jakarta (ANTARA) - Kongres Wanita Indonesia (Kowani) akan menjalin kerja sama di bidang pemberdayaan perempuan dengan Iran lewat lembaga independen Goharshad.

"Jadi ada realisasi dari Direktur Goharshad, lembaga independen dari Iran yang akan bekerja sama dengan Kowani untuk membuat program-program nyata dalam meningkatkan pemberdayaan perempuan, baik di bidang pendidikan maupun ekonomi," kata Ketua Umum Kowani Giwo Rubianto Wiyogo saat ditemui di kantor Kowani, Jakarta Pusat, Selasa.

Kerja sama ini adalah tindak lanjut dari pertemuan antara Giwo dengan Ibu Negara Iran, Dr. Jamileh Alamolhoda yang secara khusus hadir di kantor Kowani hari ini dan bertemu langsung dengan para pimpinan organisasi di bawah Kowani untuk membahas tentang pemberdayaan perempuan.

"Nantinya akan ada kesepakatan bersama untuk merealisasikan program-program nyata yang dilakukan Indonesia melalui Kowani dalam meningkatkan pemberdayaan perempuan, bisa dilakukan di Indonesia maupun di Iran," ujar dia.

"Seperti ada pertukaran pelajar, dan pertukaran program-program. Kita juga menyampaikan best practices yang dilakukan oleh perempuan Iran, di mana kita dapat mengambil yang baik-baik untuk dilakukan di Indonesia," tambahnya.

Baca juga: Ibu Negara Iran kunjungi Kowani, bahas peran perempuan
Baca juga: RI dan Iran suarakan akses pendidikan bagi perempuan di Afghanistan


Ia menjelaskan, secara teknis nantinya akan ada berbagai pelatihan melalui grup-grup yang akan dilaksanakan di organisasi anggota Kowani. Selain itu, Iran juga mengusulkan bahwa Indonesia melalui Kowani dapat melaksanakan Kongres Kedua Perempuan Berpengaruh (Second Congress for influential Women) yang sebelumnya sudah dilakukan di Teheran, Iran.

Ibu Negara Iran juga mengisahkan sedikit tentang sejarah didirikannya lembaga Goharshad, yang terinspirasi dari nama permaisuri yang pernah memimpin Iran di masa lampau.

"Goharshad adalah nama permaisuri yang hidup 800 tahun yang lalu. Mertua laki-laki beliau sangat berpengaruh memiliki banyak pengikut, dan dipercaya mencetuskan lahirnya Syiah, salah satu kepercayaan yang pada saat itu menimbulkan keributan antar sesama pemeluk agama Islam yang lainnya," jelasnya.

Jamileh melanjutkan, meskipun pada saat kepemimpinan Goharshad terjadi banyak pergolakan, tetapi dia ingin supaya kejadian-kejadian yang mengikuti mertuanya tidak terjadi lagi.

"Goharshad adalah contoh Perempuan yang memiliki karakter, kecerdasan, dan kasih sayang yang sangat tinggi. Dia berhasil mempersatukan peperangan dan perbedaan, sehingga mereka tidak lagi membunuh satu sama lain," tuturnya.

Dia juga memaparkan, lembaga Goharshad tiap tahun menyelenggarakan Goharshad Award, yakni ajang pemberian penghargaan kepada masyarakat Iran yang berprestasi.

Pemberian penghargaan Goharshad yang akan berlangsung dalam waktu dekat yakni kepada para sutradara dan pembuat film yang bertema tentang perempuan.

Baca juga: Kongres ICWI didorong tingkatkan pemberdayaan perempuan Indonesia-Iran
Baca juga: Tiga jurnalis perempuan Iran terima penghargaan Kebebasan Pers Dunia


Selama ini, Jamileh merasa bahwa perempuan di dunia selalu memiliki problematika rumah tangga, spiritualitas, dan biasanya film-film hanya menampilkan adegan-adegan tidak mendidik yang hanya mengeksploitasi perempuan untuk menarik simpati penonton.

"Kalau hanya mengeksploitasi perempuan dan bertengkar dengan laki-laki atau perempuan lain, maka tidak akan ada hasilnya, kita tidak akan mendapatkan apapun," ujar dia.

Nantinya, akan ada pertukaran informasi dan teknologi bersama perguruan tinggi serta pertukaran pelajar dan kerja sama lain antara Kowani dan Goharshad di bidang pendidikan.

"Saya memohon kepada Kowani dengan berbagai lembaga dan organisasi untuk saling mengulurkan tangan dan bekerja sama, mari sama-sama memperjuangkan hak kita, utamanya di bidang pendidikan, dan pendidikan yang baik itu berasal dari lingkungan paling kecil yakni keluarga," ujar dia.

Menurutnya, perempuan yang baik berasal dari keluarga baik, dan akan menjadi ibu yang baik pula, karena seorang perempuan memiliki tugas besar yakni menjadi pendidik dan sekolah pertama bagi anak-anaknya.

Baca juga: Kowani harap komunike jadi alat advokasi dukung pemberdayaan perempuan
Baca juga: Tokoh: Perjuangan perempuan Indonesia sudah mulai sejak abad XVI

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Budhi Santoso
COPYRIGHT © ANTARA 2023