Kamis, 25 Mei 2023 15:47 WIB
Ketua umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (kedua kanan) bersama ketua umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir (kedua kiri), wakil ketua umum PBNU Amin Said Husni (kanan), sekretaris umum PP Muhamadiyah Abdul Muti (kiri) memberikan keterang pers, di kantor PBNU, Jakarta, Kamis (25/5/2023). Pertemuan tersebut dalam rangka silaturahmi kebangsaan dan membahas isu terkini yang terjadi di Indonesia. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/hp/pri.
Dalam politik ini perlu ada kepemimpinan moral supaya tidak disetir dengan kepentingan-kepentingan pragmatis
Jakarta (ANTARA) - Dua organisasi kemasyarakatan Islam yaitu Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) sepakat untuk menyerukan kepemimpinan moral menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.Yahya mengatakan kedepannya PBNU dan Muhammadiyah akan melanjutkan diskusi-diskusi untuk menindaklanjuti hasil pertemuan pada hari ini.
Dia menyebutkan pihaknya berkomitmen untuk melakukan kompetisi politik secara bermoral dengan lebih bersih serta tidak menimbulkan perpecahan dalam masyarakat.
"Kita butuh kepemimpinan moral. NU dan Muhammadiyah tentu akan berusaha untuk melaksanakan tanggung jawab dengan memberikan keteladanan sikap," ujar pria yang akrab disapa sebagai Gus Yahya tersebut.
Baca juga: Seruan moral "Pemilu 2024 Berkualitas-Demokrasi Bermartabat"
Baca juga: Seruan moral "Pemilu 2024 Berkualitas-Demokrasi Bermartabat"
Sementara itu Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan kepemimpinan moral diharapkan dapat menjadikan Pemilu 2024 lebih bermartabat.
Kepemimpinan moral itu, jelasnya, melahirkan arah dan visi kebangsaan yang jelas, sehingga kontestasi politik tak hanya berupa ajang mencapai kekuasaan semata.
"Tapi ada visi kebangsaan, apa yang mau dibawa dan diwujudkan yang berangkat dari pondasi yang diletakkan para pendiri bangsa," tutur Haedar.
Ia menjelaskan kepemimpinan moral yang disepakati itu diharapkan mampu menyetir kontestasi politik menjadi lebih baik. Siapa pun pemimpin negeri ini yang terpilih, maka dia akan menjadi satu kepemimpinan yang sadar atas perilaku baik dan buruk.
"Kami sebagai kekuatan keagamaan kemasyarakatan yang non-politik praktis punya panggilan moral, hadir tanpa merasa paling benar sendiri," ujarnya.
Baca juga: Muhammadiyah dan NU sepakat dorong ekonomi berkeadilan di Indonesia
Baca juga: Muhammadiyah dan NU sepakat dorong ekonomi berkeadilan di Indonesia
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2023
0 comments:
Post a Comment