Padang (ANTARA) - Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI) mendesak pemerintah untuk menetapkan Sulaiman Ar Rasuli atau yang juga dikenal Inyiak Canduang sebagai pahlawan nasional atas kontribusinya selama ini, termasuk perjuangannya mendirikan PERTI.
"PERTI meminta negara hadir memberikan pengakuan terhadap kiprah tokoh pendiri PERTI Syekh Sulaiman Ar Rasuli Canduang sebagai pahlawan nasional," kata Ketua Umum PERTI Muhammad Syafri Hutauruk di Padang, Sumatera Barat, Jumat.
Hal tersebut disampaikan Ketua Umum PERTI saat membuka Milad PERTI ke-95 yang mengusung tema "Meneguhkan Khittah, menjaga persatuan, menuju Indonesia Emas" yang diselenggarakan di Auditorium Universitas Negeri Padang (UNP), Padang.
Syafri mengatakan pengajuan dan permintaan PERTI tersebut sebenarnya sudah terlambat. Namun, dorongan ini perlu untuk menjadi inspirasi, motivasi serta semangat bagi keluarga besar, pimpinan dan jamaah PERTI dalam mendayagunakan potensi bagi kemajuan bangsa dan negara.
Selain itu, juga sebagai bahan telaah bagi Wakil Presiden Ma'ruf Amin, sebagaimana catatan sejarah berdirinya tiga organisasi kemasyarakatan Islam, yakni Nahdlatul Ulama oleh Kiai Haji Hasyim Asy'ari, Muhammadiyah oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan, dan PERTI digagas Syekh Sulaiman Arrasuli.
"Ketiga adalah karya besar ulama satu generasi, sama-sama belajar dari ulama yang sama Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi," ujar Syafri menjelaskan.
Bagi dua nama besar, yakni K.H. Hasyim Asy'ari dan K.H. Ahmad Dahlan sudah sejak lama ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Sementara pendiri PERTI Syekh Sulaiman Ar Rasuli hingga kini masih dalam perjuangan untuk ditetapkan sebagai pahlawan nasional.
Pandangan lain yang juga patut diperhatikan adalah peran dan gerakan PERTI khususnya Syekh Sulaiman Ar Rasuli terhadap pergerakan kebangsaan dan keindonesiaan. Terlebih lagi peran dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Terakhir, ujar Syafri, gerbong panjang lembaga pendidikan, ulama, cendekiawan, pakar, guru, dan penggerak pendidikan sebagai fakta sosial terhadap peran PERTI bagi pendidikan dalam meningkatkan kualitas manusia Indonesia.
"PERTI meminta negara hadir memberikan pengakuan terhadap kiprah tokoh pendiri PERTI Syekh Sulaiman Ar Rasuli Canduang sebagai pahlawan nasional," kata Ketua Umum PERTI Muhammad Syafri Hutauruk di Padang, Sumatera Barat, Jumat.
Hal tersebut disampaikan Ketua Umum PERTI saat membuka Milad PERTI ke-95 yang mengusung tema "Meneguhkan Khittah, menjaga persatuan, menuju Indonesia Emas" yang diselenggarakan di Auditorium Universitas Negeri Padang (UNP), Padang.
Syafri mengatakan pengajuan dan permintaan PERTI tersebut sebenarnya sudah terlambat. Namun, dorongan ini perlu untuk menjadi inspirasi, motivasi serta semangat bagi keluarga besar, pimpinan dan jamaah PERTI dalam mendayagunakan potensi bagi kemajuan bangsa dan negara.
Selain itu, juga sebagai bahan telaah bagi Wakil Presiden Ma'ruf Amin, sebagaimana catatan sejarah berdirinya tiga organisasi kemasyarakatan Islam, yakni Nahdlatul Ulama oleh Kiai Haji Hasyim Asy'ari, Muhammadiyah oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan, dan PERTI digagas Syekh Sulaiman Arrasuli.
"Ketiga adalah karya besar ulama satu generasi, sama-sama belajar dari ulama yang sama Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi," ujar Syafri menjelaskan.
Bagi dua nama besar, yakni K.H. Hasyim Asy'ari dan K.H. Ahmad Dahlan sudah sejak lama ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Sementara pendiri PERTI Syekh Sulaiman Ar Rasuli hingga kini masih dalam perjuangan untuk ditetapkan sebagai pahlawan nasional.
Pandangan lain yang juga patut diperhatikan adalah peran dan gerakan PERTI khususnya Syekh Sulaiman Ar Rasuli terhadap pergerakan kebangsaan dan keindonesiaan. Terlebih lagi peran dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Terakhir, ujar Syafri, gerbong panjang lembaga pendidikan, ulama, cendekiawan, pakar, guru, dan penggerak pendidikan sebagai fakta sosial terhadap peran PERTI bagi pendidikan dalam meningkatkan kualitas manusia Indonesia.
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Didik Kusbiantoro
COPYRIGHT © ANTARA 2023
0 comments:
Post a Comment