Jakarta (ANTARA) -
Penampilan 3.000 penari kecak janger menutup puncak peringatan Bulan Bung Karno (BBK) di Stadion Utama GBK, Jakarta, Sabtu.
Adapun ribuan penari itu dilatih oleh putra dari Bung Karno, Mohammad Guruh Irianto Soekarnoputra alias Guruh Soekarnoputra. Tari kecak jenger yang dibawakan oleh ribuan penari perempuan ini merupakan persembahan khusus dari Guruh.
Para penari tampak mengenakan baju merah dengan angka 3 di punggung, nomor urut PDIP pada Pemilu 2024. Mereka kenakan serta riasan khas Bali.
Awalnya, mereka berbaris masuk dalam Stadion GBK dan membentuk formasi awal. Masing-masing dari penari juga membawa dua kipas berwarna putih dan merah.
Baca juga: Jokowi semangati Ganjar: Semangat berjuang untuk menang
Baca juga: Wakil Ketua MPR: Bung Karno milik seluruh rakyat Indonesia
Baca juga: Jokowi semangati Ganjar: Semangat berjuang untuk menang
Baca juga: Wakil Ketua MPR: Bung Karno milik seluruh rakyat Indonesia
Sebelumnya tampil, ditayangkan sebuah video yang menjelaskan keinginan Bung Karno untuk menjadikan kesenian sebagai representasi budaya bangsa.
Kemudian, lagu Putra Sang Fajar menjadi pembuka penampilan tari kecak yang diberi judul 'Soekarnoyana' itu. Teriakan PDI Perjuangan dari ribuan penari pun terdengar menggelegar di lokasi acara.
"PDI Perjuangan.. PDI Perjuangan.. PDI Perjuangan.. Tiga.. tiga.. tiga," ucap mereka kompak.
Di sela-sela penampilan Tari Kecak, kisah perjalanan hidup Bung Karno dikisahkan melalui penampilan di tengah stadion GBK.
Seorang pria berpakaian serba putih pun terlihat menuju ke tengah panggung. Di situ digambarkan sebagai sosok Bung Karno.
Dalam penampilan itu juga diulas melalui tayangan video perjalanan hidup Bung Karno sejak lahir, kuliah, mendirikan PNI, hingga menjadi proklamator kemerdekaan Indonesia.
Penampikan pakaian adat dari seluruh Tanah Air juga ditampilkan di luar formasi penari kecak. Lagu-lagu kebangsaan juga terus diputar selama penampilan kesenian tersebut.
Tepuk tangan puluhan ribu kader PDIP pun menggema di Stadion GBK usai penampilan para penari selesai.
Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
Editor: Chandra Hamdani Noor
COPYRIGHT © ANTARA 2023
0 comments:
Post a Comment