Ada 14 penjajakan, seperti sejumlah negara di Afrika dan lainnya. Ini kami lakukan karena memiliki banyak potensi
Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) tengah melakukan penjajakan untuk membuka peluang kerja sama perdagangan dengan sejumlah negara dan kawasan, untuk memperluas pasar ekspor produk-produk dalam negeri.

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono di Kota Malang, Jawa Timur, Kamis mengatakan bahwa saat ini ada 14 penjajakan yang dilakukan terhadap sejumlah negara dan kawasan tersebut.

"Ada 14 penjajakan, seperti sejumlah negara di Afrika dan lainnya. Ini kami lakukan karena memiliki banyak potensi," kata Djatmiko.

Djatmiko menjelaskan, sebanyak 14 negara dan kawasan tersebut terdiri dari Southern African Custom Union (SACU) yang memiliki lima anggota yakni Botswana, Eswatini, Lesotho, Namibia dan Afrika Selatan.

Kemudian, lanjutnya, penjajakan dilakukan dengan Economic Community of West Africans States (ECOWAS) yang beranggotakan Benin, Burkina Faso, Gambia, Ghana, Guinea, guinea-Bissau, Liberia, Mali, Mauritania, Niger, Nigeria, Pantai Gading, Senegal, Sierra Leone dan Togo.

Selain itu juga East African Community (EAC) dengan anggota Burundi, Kenya, Rwanda, Tanzania dan Uganda. Penjajakan juga dilakukan dengan Djibouti, Algeria, Sri Lanka, Peru, Ekuador, Kolombia, Fiji, Papua Nugini, Ukraina, India dan Gulf Cooperation Council (GCC).

GCC sendiri beranggotakan Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Arab Saudi, Oman, Qatar dan Kuwait. Penjajakan kerja sama tersebut dilakukan, karena negara-negara tersebut memiliki potensi untuk meningkatkan kinerja ekspor Indonesia ke depan

"Potensinya banyak. Produk barang kita sangat diminati. Itu sudah diperdagangkan, untuk barang jadi dan lainnya. Barang primer yang pasti, seperti sawit dan turunannya kemudian pakaian jadi dan alas kaki juga berpotensi," kata Djatmiko.

Ia menambahkan, proses untuk menuju penyelesaian kerja sama perdagangan dengan sejumlah negara dan kawasan tersebut membutuhkan jangka waktu yang tidak sebentar. Namun, ia berharap dalam kurun waktu 5-10 tahun ke depan ada kerja sama yang disepakati.

"Memang cukup panjang, ini untuk jangka menengah panjang. Memang membutuhkan waktu," katanya.

Kerja sama tersebut, akan mencakup sejumlah konsep kerja sama perdagangan seperti Free Trade Agreement (FTA), Preferential Trade Agreement (PTA) dan juga Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).

Untuk saat ini, pemerintah Indonesia juga tengah melakukan perundingan kerja sama perdagangan dengan 11 negara dan kawasan. Sejumlah perundingan itu yakni, dengan Bangladesh, Jepang (perubahan) dan Uni Eropa (UE).

Kemudian, Kanada, Eurasian Economic Union (EAEU), Turki, Tunisia, Mauritika, Maroko, Pakistan (Trade in Goods Agreement (TIGA) dan Mercosur yang beranggotakan Argentina, Brasil, Paraguay dan Uruguay.

Baca juga: Menlu Indonesia-Tanzania bahas peningkatan kerja sama ekonomi

Baca juga: Indonesia berusaha tingkatkan kerja sama dagang dengan Afrika Selatan

Baca juga: RCEP tingkatkan optimisme dalam perdagangan dan kerja sama regional


 

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Ahmad Buchori
COPYRIGHT © ANTARA 2023