Peran intelijen bahkan sudah mengalahkan perang siber maupun perang militer.
Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mendukung rencana Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais) TNI Letjen TNI Rudianto untuk meluncurkan salah satu buku kajian berjudul Perang Rusia vs UkrainaStudi Intelijen Strategis Menelaah Perang.

Menurut dia, perang Rusia-Ukraina tidak sesederhana yang tampak di permukaan, terlebih propaganda kedua negara membuat banyak pihak dan kalangan tidak memahami secara utuh masalah sebenarnya dalam konflik tersebut.

"Buku ini menjadi kontribusi positif TNI yang digagas Kabais TNI dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pengetahuan tentang perang," kata Bamsoet usai menerima kunjungan Kabais TNI Letjen TNI Rudianto, di Jakarta, Selasa.

Buku itu, kata Bamsoet, dapat dijadikan sebagai media pembelajaran sepanjang hayat yang reflektif dan transformatif agar bangsa Indonesia senantiasa memiliki keunggulan utama dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya dalam menjaga pertahanan dan kedaulatan​​.​​​​​

Bamsoet menyebut publik dapat mengetahui secara tuntas tentang perang Rusia-Ukraina dan faktor-faktor penyebabnya lewat buku ini, termasuk menjawab pertanyaan mengapa Rusia harus melakukan operasi militer khusus terhadap Ukraina, serta mengapa Ukraina masih dapat bertahan sampai dengan sekarang.

"Salah satu hal menarik yang dibahas dalam buku ini yakni bagaimana dunia intelijen telah berkembang dengan sangat pesat. Peran intelijen bahkan sudah mengalahkan perang siber maupun perang militer," ujarnya.

Ia mengatakan bahwa buku itu juga membahas pertempuran di front-front lain, serta kemajuan teknologi kedua belah pihak dalam perang tersebut.

Selain melalui front militer dan intelijen, kata dia, konflik antara Rusia dan Ukraina juga terjadi di beberapa front lainnya, seperti melalui serangan siber, front diplomasi, sanksi ekonomi, dan front informasi.

Menurut dia, salah satu hal menarik yang bisa dijadikan pelajaran dalam menghadapi pertempuran dengan Rusia adalah Ukraina menjalankan strategi people defence yang melibatkan seluruh warga negaranya.

Hal itu, tambah dia, mirip dengan sistem pertahanan keamanan rakyat semesta (Sishankamrata), yakni sistem pertahanan yang dianut Indonesia dalam menjaga kedaulatan negara dari berbagai ancaman.

"Buku ini ditutup dengan beberapa prediksi skenario yang mungkin terjadi pada perang yang berlarut-larut hingga hari ini," katanya.

Bamsoet pun menilai buku ini dapat digunakan sebagai bahan masukan oleh para pemimpin nasional, mulai dari lembaga kepresidenan, TNI, Kementerian Pertahanan, hingga Komisi I DPR RI yang membidangi pertahanan, luar negeri, komunikasi dan informatika, serta intelijen.

"Termasuk juga oleh para praktisi dan akademisi di dunia intelijen, militer, dan pertahanan," ucap dia.

Baca juga: Bamsoet sambut baik inovasi sertifikat haji oleh Kemenag
Baca juga: Bamsoet minta Kemendagri investigasi mendalam dugaan kebocoran data

Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: D.Dj. Kliwantoro
COPYRIGHT © ANTARA 2023