Terinspirasi film Unyil yang dicintai anak-anak, kita harus berpikir keras bagaimana kita bisa menciptakan sesuatu yang ada di hati keluarga, bukan di hati anak-anak saja
Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengatakan film yang mengangkat isu keluarga dapat dijadikan sebagai media efektif bagi pemerintah untuk menyalurkan informasi terkait bahaya stunting dan keluarga berencana."Terinspirasi film Unyil yang dicintai anak-anak, kita harus berpikir keras bagaimana kita bisa menciptakan sesuatu yang ada di hati keluarga, bukan di hati anak-anak saja,” kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo di Jakarta, Rabu.
Dalam audiensi bersama Produksi Film Negara (PFN) di Kantor BKKBN Pusat hari ini, Hasto menuturkan stunting merupakan isu yang bisa digunakan untuk mengajak BUMN bekerja sama menghasilkan film maupun video tentang stunting untuk dipublikasikan pada beragam platform, seperti milik PFN.
Video bisa diselipkan pesan seperti bahaya perkawinan anak, pentingnya menjaga kesehatan calon ibu sejak usia remaja sampai menyoroti pemberian asupan gizi yang baik atau pola asuh dalam keluarga.
Kerja sama yang akan terjalin antara BKKBN dan PFN dalam meningkatkan kualitas keluarga melalui berbagai saluran informasi, harus selalu berinovasi mengikuti perkembangan isu terkini yang berkaitan dengan keluarga dan juga stunting.
Baca juga: BKKBN ajak kerahkan segala upaya turunkan stunting 14 persen pada 2024
Hasto berpesan agar produk yang dihasilkan PFN-BKKBN harus bersandarkan pada tiga filosofi Jawa yakni tuntunan, tontonan, dan tatanan.
"Tuntunan itu memberikan pendidikan, tontonan itu menjadi hiburan, dan tatanan itu menyampaikan regulasi bahwa ada aturan-aturan," katanya.
Dewan Pengawas PFN Rosarita Niken Widiastuti mengatakan PFN ingin berkolaborasi dengan BKKBN untuk menyebarkan bahaya masalah kesehatan anak itu dengan menyediakan platform-platform penyebarluasan informasi yang dimiliki PFN.
Rosarita mengatakan video yang produksi PFN selalu berkolaborasi dengan rumah produksi dan muatannya selalu memperhatikan kearifan budaya lokal, sehingga hasil yang didapatkan sesuai kebutuhan daerah bersangkutan.
"Kita benar-benar mem-branding budaya lokal dengan teman-teman lokal di seluruh Indonesia untuk memproduksi informasi yang sebenarnya dibutuhkan sama masyarakat ataupun justru men-set apa nih yang harus disebarluaskan di platform PFN, termasuk terkait stunting,” katanya.
Baca juga: BKKBN ajak keluarga fokuskan keuangan rumah tangga guna cegah stunting
Baca juga: BKKBN minta catin rajin edukasi diri untuk cegah anemia dan stunting
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2023
0 comments:
Post a Comment