angka stunting di DKI Jakarta masih bisa naik atau turun karena  adanya perpindahan penduduk yang cukup masif
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berhasil menurunkan angka stunting di Jakarta sebanyak 20 persen dalam kurun waktu tiga bulan terakhir ini.
 
 
Heru menyebut sebanyak 36 ribu balita dinyatakan memiliki masalah gizi dan rawan terkena stunting. Jumlah tersebut berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap 250 ribu balita berdasarkan ukuran tinggi dan berat badan dalam program pengentasan stunting.
 
Adapun balita yang mengalami stunting itu di antaranya akibat gizi buruk, kurang gizi dan seterusnya. Saat ini, kata Heru terdata ada sekitar 21 ribu anak stunting di DKI Jakarta yang harus diurus dan ditangani hingga sembuh.
 
"Pak Menteri di DKI mencari anak-anak yang rawan gizi dan tentunya stunting. hari ini terdata stunting itu 21 ribu dan itu yang harus kita urus," ucap Heru.
 
Menurut Heru angka stunting di DKI Jakarta masih bisa naik atau turun karena  adanya perpindahan penduduk yang cukup masif.
 
Dalam kesempatan tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengatakan  akan membangun kolaborasi sosial untuk mengatasi stunting di 50 kabupaten/kota di Indonesia melalui Gerakan Anak Sehat.
 
"Rencana bulan ini kami meluncurkan Gerakan Anak Sehat. Ini untuk 50 kabupaten/kota di seluruh Indonesia yang memang angkanya perlu perhatian khusus," kata Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin.
 
Wilayah kabupaten/kota yang dimaksud tersebar di lima provinsi dengan jumlah kasus stunting terbanyak dan menyumbang 51 persen kasus nasional, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Sumatera Utara.
 
Sebelumnya, Heru mengatakan  Pemprov DKI Jakarta masih terus melakukan pendataan terhadap kasus stunting.
 
"Saya minta di DKI itu dinas terkait untuk mencari terus, jadi jangan heran kalau kasus stunting di DKI Jakarta naik. Tapi setelah itu kami telisik, ambil, lalu rawat," kata Heru di Jakarta Timur, Selasa.
 
Heru menyebut Pemprov DKI terus berupaya mencari balita-balita yang mengalami stunting, yang kemudian di data untuk dibantu diberikan perawatan agar kondisi stunting yang dialami berkurang.
 
Secara rutin Pemprov DKI setiap tiga bulan melakukan pembahasan atau rapat terkait data stunting agar dapat ditangani dengan cepat dan tepat.
 
"Rapat dilakukan setiap tiga bulan, saya minta jajaran Pemda DKI untuk memperbarui info supaya kita bisa menangani generasi muda yang selalu sehat," ucap Heru.
Baca juga: Penerima Beasiswa LPDP PK-207 gelar pencegahan stunting di Penjaringan
Baca juga: Pencegahan stunting sebaiknya dimulai sejak calon pengantin
Baca juga: Pemkot Jaksel pastikan sepuluh anak lulus dari stunting

Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Ganet Dirgantara
COPYRIGHT © ANTARA 2023