Yogyakarta (ANTARA) - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengajak Muslim di Indonesia menjadikan Tahun Baru Islam 1 qMuharram 1445 Hijriah sebagai momentum membangun kekuatan ekonomi umat.
"Membangun kekuatan ekonomi penting menjadi prioritas utama agar umat Islam naik kelas menjadi golongan yang 'tangan di atas' serta bukan golongan 'tangan di bawah'," kata Haedar melalui keterangan tertulis diterima di Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia, upaya itu antara lain dapat direalisasikan dengan mengembangkan usaha mikro kecil menengah (UMKM) menjadi kuat sehingga menjadi gerakan ekonomi umat berskala besar dan tangguh.
Selain itu perlu pula mengembangkan konglomerasi baik secara personal melalui perluasan kekuatan para saudagar maupun dalam bentuk institusi dan korporasi.
Jika saling berkolaborasi dan mau belajar berdikari, ia meyakini kekuatan ekonomi umat Islam bakal berkembang kuat dan besar.
Baca juga: Imam Besar ajak umat Islam teladani toleransi Umar bin Khattab
Ia mengatakan orientasi pengembangan ekonomi yang serba syariah dan rigid harus diubah ke gerak fleksibiltas sebagaimana hukum dasar muamalah yang bersifat 'ibahah' atau banyak kebolehannya.
"Jika ingin maju secara ekonomi lakukan langkah-langkah praksis dan strategis yang progresif disertai penguatan mentalitas kewirausahaan dan kesaudagaran yang positif," kata Haedar.
Haedar juga menegaskan bahwa umat Islam penting mengagendakan usaha-usaha kemajuan yang bersifat strategis di bidang pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, dan politik yang terencana dan berjangka panjang.
"Sembari menyelesaikan masalah-masalah rutin dan temporer yang memang realistik harus dicarikan solusi seperti membangun sarana ibadah, penyantunan kaum dhuafa, penanganan kebencanaan, dan sebagainya," ujarnya.
Umat Islam Indonesia, lanjut Haedar, juga harus merebut kekuatan ilmu pengetahuan dan teknologi agar mampu bersaing serta bekerja sama dengan umat dan bangsa lain secara setara.
Menurut dia, penguasaan iptek dan kemajuan umat hanya dapat ditempuh melalui lembaga-lembaga pendidikan yang unggul serta pengembangan program-program riset strategis.
Lembaga-lembaga pendidikan umat Islam harus naik kelas dan menjadi institusi yang unggul, termasuk dalam penguasaan ilmu-ilmu eksakta.
"Pengembangan sumber daya manusia yang unggul menjadi keniscayaan jika bercita-cita menjadi umat terbaik. Karenanya kegiatan-kegiatan yang serba ritual, seremonial, tidak produktif, dan boros penting diganti dengan kerja-kerja produktif dan strategis," kata Haedar Nashir.
Baca juga: Busyro: Muhammadiyah tidak mudah percaya terhadap capres tertentu
Baca juga: Pewaris Kerajaan Aceh gelar upacara peringatan tahun baru Islam
"Membangun kekuatan ekonomi penting menjadi prioritas utama agar umat Islam naik kelas menjadi golongan yang 'tangan di atas' serta bukan golongan 'tangan di bawah'," kata Haedar melalui keterangan tertulis diterima di Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia, upaya itu antara lain dapat direalisasikan dengan mengembangkan usaha mikro kecil menengah (UMKM) menjadi kuat sehingga menjadi gerakan ekonomi umat berskala besar dan tangguh.
Selain itu perlu pula mengembangkan konglomerasi baik secara personal melalui perluasan kekuatan para saudagar maupun dalam bentuk institusi dan korporasi.
Jika saling berkolaborasi dan mau belajar berdikari, ia meyakini kekuatan ekonomi umat Islam bakal berkembang kuat dan besar.
Baca juga: Imam Besar ajak umat Islam teladani toleransi Umar bin Khattab
Ia mengatakan orientasi pengembangan ekonomi yang serba syariah dan rigid harus diubah ke gerak fleksibiltas sebagaimana hukum dasar muamalah yang bersifat 'ibahah' atau banyak kebolehannya.
"Jika ingin maju secara ekonomi lakukan langkah-langkah praksis dan strategis yang progresif disertai penguatan mentalitas kewirausahaan dan kesaudagaran yang positif," kata Haedar.
Haedar juga menegaskan bahwa umat Islam penting mengagendakan usaha-usaha kemajuan yang bersifat strategis di bidang pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, dan politik yang terencana dan berjangka panjang.
"Sembari menyelesaikan masalah-masalah rutin dan temporer yang memang realistik harus dicarikan solusi seperti membangun sarana ibadah, penyantunan kaum dhuafa, penanganan kebencanaan, dan sebagainya," ujarnya.
Umat Islam Indonesia, lanjut Haedar, juga harus merebut kekuatan ilmu pengetahuan dan teknologi agar mampu bersaing serta bekerja sama dengan umat dan bangsa lain secara setara.
Menurut dia, penguasaan iptek dan kemajuan umat hanya dapat ditempuh melalui lembaga-lembaga pendidikan yang unggul serta pengembangan program-program riset strategis.
Lembaga-lembaga pendidikan umat Islam harus naik kelas dan menjadi institusi yang unggul, termasuk dalam penguasaan ilmu-ilmu eksakta.
"Pengembangan sumber daya manusia yang unggul menjadi keniscayaan jika bercita-cita menjadi umat terbaik. Karenanya kegiatan-kegiatan yang serba ritual, seremonial, tidak produktif, dan boros penting diganti dengan kerja-kerja produktif dan strategis," kata Haedar Nashir.
Baca juga: Busyro: Muhammadiyah tidak mudah percaya terhadap capres tertentu
Baca juga: Pewaris Kerajaan Aceh gelar upacara peringatan tahun baru Islam
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Triono Subagyo
COPYRIGHT © ANTARA 2023
0 comments:
Post a Comment