Padang (ANTARA) - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan prinsip "power of belief" (keyakinan), "power of idea" (gagasan), dan penggalangan akar rumput menjadi kunci kemenangan pada Pemilu 2024.
"Pesan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, seluruh kader PDIP berada dalam satu rampak barisan," kata Hasto Kristiyanto di Padang, Selasa.
Menurutnya, apabila hal itu dilakukan maka kader partai bisa mengubah peta politik di Sumatera Barat. Oleh karena itu, setiap kader partai di Ranah Minang harus terus bergerak menuju kemenangan Pemilu 2024.
Ia mengatakan setiap tahun PDIP menggali pemikiran-pemikiran Bung Hatta, KH Agus Salim, Prof Mohammad Yamin, dan tokoh lainnya yang dikenal sebagai pejuang pemikir dan pahlawan kemerdekaan. Partai terus melakukan gerakan turun ke bawah mengangkat peran penting cendekiawan, tokoh adat, dan tokoh agama.
Dia mengatakan PDIP mempunyai konsepsi membangun Sumatera Barat sebagai pusat kemajuan di Samudra Hindia. Oleh sebab itu, partai tersebut terus bergerak untuk mengubah peta politik di Ranah Minang.
Baca juga: Megawati akan umumkan cawapres Ganjar pada September 2023
Baca juga: Megawati ungkap PDIP bisa usung capres-cawapres sendiri
"Apa syaratnya? Pertama keyakinan politik, 'the power of belief'," kata Hasto.
Di hadapan para kader, Hasto menceritakan pengalaman Megawati dan Peristiwa Kantor PDIP yang diserang pada 27 Juli 1996 oleh kekuatan rezim Orde Baru. Saat itu, banyak yang membisikkan agar dilakukan gerakan massa, bukan menempuh jalur hukum. Alasannya, para hakim, jaksa, dan polisi saat itu dikuasai rezim Orde Baru.
"Bu Mega menolak dengan menjawab, masa di antara 267 kabupaten/kota saat itu tak satu pun polisi, jaksa, dan hakim yang memiliki hati nurani? Akhirnya jalur hukum dikedepankan," ujar dia.
Dengan bermodalkan keyakinan politik tersebut, kata dia, maka gugatan di Riau dimenangkan dan jadi benteng rakyat yang membuka mata hati elite saat itu.
"Inilah yang saya maksud kekuatan keyakinan 'the power of mind' dan 'the power of belief'. Kalau kita punya kekuatan itu dipadukan gerakan turun ke bawah, maka kita bisa menangkan Sumbar," tambahnya.
"Pesan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, seluruh kader PDIP berada dalam satu rampak barisan," kata Hasto Kristiyanto di Padang, Selasa.
Menurutnya, apabila hal itu dilakukan maka kader partai bisa mengubah peta politik di Sumatera Barat. Oleh karena itu, setiap kader partai di Ranah Minang harus terus bergerak menuju kemenangan Pemilu 2024.
Ia mengatakan setiap tahun PDIP menggali pemikiran-pemikiran Bung Hatta, KH Agus Salim, Prof Mohammad Yamin, dan tokoh lainnya yang dikenal sebagai pejuang pemikir dan pahlawan kemerdekaan. Partai terus melakukan gerakan turun ke bawah mengangkat peran penting cendekiawan, tokoh adat, dan tokoh agama.
Dia mengatakan PDIP mempunyai konsepsi membangun Sumatera Barat sebagai pusat kemajuan di Samudra Hindia. Oleh sebab itu, partai tersebut terus bergerak untuk mengubah peta politik di Ranah Minang.
Baca juga: Megawati akan umumkan cawapres Ganjar pada September 2023
Baca juga: Megawati ungkap PDIP bisa usung capres-cawapres sendiri
"Apa syaratnya? Pertama keyakinan politik, 'the power of belief'," kata Hasto.
Di hadapan para kader, Hasto menceritakan pengalaman Megawati dan Peristiwa Kantor PDIP yang diserang pada 27 Juli 1996 oleh kekuatan rezim Orde Baru. Saat itu, banyak yang membisikkan agar dilakukan gerakan massa, bukan menempuh jalur hukum. Alasannya, para hakim, jaksa, dan polisi saat itu dikuasai rezim Orde Baru.
"Bu Mega menolak dengan menjawab, masa di antara 267 kabupaten/kota saat itu tak satu pun polisi, jaksa, dan hakim yang memiliki hati nurani? Akhirnya jalur hukum dikedepankan," ujar dia.
Dengan bermodalkan keyakinan politik tersebut, kata dia, maka gugatan di Riau dimenangkan dan jadi benteng rakyat yang membuka mata hati elite saat itu.
"Inilah yang saya maksud kekuatan keyakinan 'the power of mind' dan 'the power of belief'. Kalau kita punya kekuatan itu dipadukan gerakan turun ke bawah, maka kita bisa menangkan Sumbar," tambahnya.
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2023
0 comments:
Post a Comment