Tokyo (ANTARA) - Wakil Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang John Tjahjanto Boestami menilai kerja sama Kementerian Kesehatan dengan Pharmaceuticals and Medical Devices Agency (PMDA) terkait penanganan penyakit kanker merupakan langkah konkret penguatan kerja sama kedua negara.
“Penanganan penyakit kanker merupakan salah satu penyakit utama penyebab kematian di dunia, termasuk di Indonesia. Melalui penandatanganan kerja sama ini di sela kunjungan Wamenkes RI adalah bentuk konkret penguatan kerja sama Indonesia – Jepang, khususnya di bidang Kesehatan,” kata Wakil Duta Besar John Tjahjanto Boestami di Tokyo, Kamis.
Kerja sama itu dituangkan dalam penandatangan letter of intent tentang pelatihan jangka panjang regulasi alat kesehatan.
Sementara itu, nota kesepahaman juga ditandatangani di kantor pusat Shin Nippon Biomedical Laboratories antara Rumah Sakit Dharmais selaku Pusat Kanker Nasional Indonesia dengan Medipolis Medical Research Institute Japan tentang terapi proton beam untuk kanker.
Terapi proton beam adalah adalah jenis terapi radiasi tingkat lanjut yang digunakan oleh spesialis onkologi radiasi untuk menangani tumor ganas dan beberapa tumor jinak.
Terapi itu menggunakan partikel energi tinggi bernama proton.
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono menjelaskan pihaknya sedang menjalankan enam pilar transformasi kesehatan di Indonesia mulai dari layanan primer sampai teknologi kesehatan.
“Salah satu pilar tersebut adalah transformasi teknologi kesehatan yang menjadi dasar kerja sama dengan Jepang di bidang penanganan penyakit kanker,” katanya.
Dia menyebutkan dari 100 fasilitas proton beam di dunia hanya 20 persen berlokasi di Asia untuk melayani 60 persen populasi dunia.
“Hal itu lah yang kemudian mendorong urgensi kerja sama kesehatan dengan Jepang, khususnya terkait kanker,” katanya.
Penandatanganan kerja sama ini dilakukan di sela-sela kunjungan kerja Wamenkes ke Tokyo dan Osaka sebagai tindak lanjut kerja sama bidang kesehatan antara Indonesia dengan Jepang pada 3-7 Juli 2023.
Kunjungan itu juga mengangkat isu kerja sama penelitian bersama, sister hospital, pengembangan SDM kesehatan dan pengiriman perawat serta perawat penanganan lanjut usia dari Indonesia ke Jepang.
Agenda kunjungan Wamenkes di Tokyo ini antara lain pertemuan dengan Menteri Kesehatan, Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Jepang, Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA) dan kunjungan ke sejumlah rumah sakit ternama di Jepang.
Kunjungan itu merupakan bagian dari diplomasi kesehatan yang dilakukan Indonesia setelah sebelumnya Menteri Kesehatan RI berpartisipasi dalam pertemuan G7 Health Ministers di Nagasaki.
Kunjungan tersebut juga dimanfaatkan untuk mempersiapkan pelaksanaan Forum Bisnis Farmasi dan Alat Kesehatan (Farmalkes) Indonesia-Jepang ke-2 yang diselenggarakan pada Oktober 2023.
“Penanganan penyakit kanker merupakan salah satu penyakit utama penyebab kematian di dunia, termasuk di Indonesia. Melalui penandatanganan kerja sama ini di sela kunjungan Wamenkes RI adalah bentuk konkret penguatan kerja sama Indonesia – Jepang, khususnya di bidang Kesehatan,” kata Wakil Duta Besar John Tjahjanto Boestami di Tokyo, Kamis.
Kerja sama itu dituangkan dalam penandatangan letter of intent tentang pelatihan jangka panjang regulasi alat kesehatan.
Sementara itu, nota kesepahaman juga ditandatangani di kantor pusat Shin Nippon Biomedical Laboratories antara Rumah Sakit Dharmais selaku Pusat Kanker Nasional Indonesia dengan Medipolis Medical Research Institute Japan tentang terapi proton beam untuk kanker.
Terapi proton beam adalah adalah jenis terapi radiasi tingkat lanjut yang digunakan oleh spesialis onkologi radiasi untuk menangani tumor ganas dan beberapa tumor jinak.
Terapi itu menggunakan partikel energi tinggi bernama proton.
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono menjelaskan pihaknya sedang menjalankan enam pilar transformasi kesehatan di Indonesia mulai dari layanan primer sampai teknologi kesehatan.
“Salah satu pilar tersebut adalah transformasi teknologi kesehatan yang menjadi dasar kerja sama dengan Jepang di bidang penanganan penyakit kanker,” katanya.
Dia menyebutkan dari 100 fasilitas proton beam di dunia hanya 20 persen berlokasi di Asia untuk melayani 60 persen populasi dunia.
“Hal itu lah yang kemudian mendorong urgensi kerja sama kesehatan dengan Jepang, khususnya terkait kanker,” katanya.
Penandatanganan kerja sama ini dilakukan di sela-sela kunjungan kerja Wamenkes ke Tokyo dan Osaka sebagai tindak lanjut kerja sama bidang kesehatan antara Indonesia dengan Jepang pada 3-7 Juli 2023.
Kunjungan itu juga mengangkat isu kerja sama penelitian bersama, sister hospital, pengembangan SDM kesehatan dan pengiriman perawat serta perawat penanganan lanjut usia dari Indonesia ke Jepang.
Agenda kunjungan Wamenkes di Tokyo ini antara lain pertemuan dengan Menteri Kesehatan, Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Jepang, Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA) dan kunjungan ke sejumlah rumah sakit ternama di Jepang.
Kunjungan itu merupakan bagian dari diplomasi kesehatan yang dilakukan Indonesia setelah sebelumnya Menteri Kesehatan RI berpartisipasi dalam pertemuan G7 Health Ministers di Nagasaki.
Kunjungan tersebut juga dimanfaatkan untuk mempersiapkan pelaksanaan Forum Bisnis Farmasi dan Alat Kesehatan (Farmalkes) Indonesia-Jepang ke-2 yang diselenggarakan pada Oktober 2023.
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Edy M Yakub
COPYRIGHT © ANTARA 2023
0 comments:
Post a Comment