Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan mulai membangun modelling atau proyek percontohan klaster budi daya ikan nila salin di kawasan seluas 16 hektare di Karawang, sebagai salah satu upaya meningkatkan produksi ikan nila nasional.
Berdasarkan peta dagang tahun 2021, Indonesia berada di posisi kelima sebagai negara pengekspor produk ikan nila di pasar global. Dengan demikian, daya saing yang dimiliki Indonesia cukup tinggi.
"Modelling tersebut juga diharapkan memicu kegiatan ekonomi dan tentunya secara langsung akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan yang menjadi tantangan bersama yaitu bisa terus meyakinkan masyarakat agar mereka tetap tertarik membudidayakan ikan nila salin sesuai dengan kaidah Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) dan Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB)," ujar Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb Haeru Rahayu dalam keterangan resmi, Sabtu.
Tebe menambahkan, pembangunan klaster sebanyak 10 petak dengan ukuran 2.000 meter persegi dan 10 petak berukuran 4.000 meter tersebut juga bertujuan menjadikan ikan nila sebagai salah satu komoditi strategis yang bisa menjadi andalan Indonesia pada masa mendatang.
Dirinya menuturkan, permintaan terhadap komoditas ikan nila juga tinggi di Amerika Serikat, terutama dalam bentuk fillet atau potongan daging tanpa tulang, sehingga ukuran panen ikan ini diatur rata-rata 700 gram per ekor.
Sementara itu, Kepala Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budi daya (BLUPPB) Karawang, M.Tahang mengatakan, pihaknya saat ini berupaya menggenjot produksi benih ikan nila jenis unggul yang telah melewati penyesuaian secara bertahap.
Dirinya memprediksi modelling ini mampu menghasilkan potensi ekonomi sebesar Rp20 miliar per siklus.
“Ditargetkan akan menghasilkan total produksi 672 ton atau produktivitas 42 ton per hektare per siklus dengan masa pemeliharaan selama 150-180 hari. Jika harga rata rata ikan nila salin Rp30.000 per kg, maka perolehan dapat dicapai sekitar Rp20 milyar,” ujarnya.
Tahang menjelaskan modelling klaster budidaya ikan nila salin yang akan dibangun, selain dengan memperhitungkan keuntungan finansial, juga tetap mengedepankan ekologi.
Baca juga: KKP meningkatkan produksi ikan nila
Baca juga: KKP kembangkan budidaya ikan nila di Papua
Berdasarkan peta dagang tahun 2021, Indonesia berada di posisi kelima sebagai negara pengekspor produk ikan nila di pasar global. Dengan demikian, daya saing yang dimiliki Indonesia cukup tinggi.
"Modelling tersebut juga diharapkan memicu kegiatan ekonomi dan tentunya secara langsung akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan yang menjadi tantangan bersama yaitu bisa terus meyakinkan masyarakat agar mereka tetap tertarik membudidayakan ikan nila salin sesuai dengan kaidah Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) dan Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB)," ujar Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb Haeru Rahayu dalam keterangan resmi, Sabtu.
Tebe menambahkan, pembangunan klaster sebanyak 10 petak dengan ukuran 2.000 meter persegi dan 10 petak berukuran 4.000 meter tersebut juga bertujuan menjadikan ikan nila sebagai salah satu komoditi strategis yang bisa menjadi andalan Indonesia pada masa mendatang.
Dirinya menuturkan, permintaan terhadap komoditas ikan nila juga tinggi di Amerika Serikat, terutama dalam bentuk fillet atau potongan daging tanpa tulang, sehingga ukuran panen ikan ini diatur rata-rata 700 gram per ekor.
Sementara itu, Kepala Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budi daya (BLUPPB) Karawang, M.Tahang mengatakan, pihaknya saat ini berupaya menggenjot produksi benih ikan nila jenis unggul yang telah melewati penyesuaian secara bertahap.
Dirinya memprediksi modelling ini mampu menghasilkan potensi ekonomi sebesar Rp20 miliar per siklus.
“Ditargetkan akan menghasilkan total produksi 672 ton atau produktivitas 42 ton per hektare per siklus dengan masa pemeliharaan selama 150-180 hari. Jika harga rata rata ikan nila salin Rp30.000 per kg, maka perolehan dapat dicapai sekitar Rp20 milyar,” ujarnya.
Tahang menjelaskan modelling klaster budidaya ikan nila salin yang akan dibangun, selain dengan memperhitungkan keuntungan finansial, juga tetap mengedepankan ekologi.
Baca juga: KKP meningkatkan produksi ikan nila
Baca juga: KKP kembangkan budidaya ikan nila di Papua
Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Nurul Aulia Badar
COPYRIGHT © ANTARA 2023
0 comments:
Post a Comment