Lumajang, Jawa Timur (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meminta warga yang berada di kawasan zona merah peta rawan bencana Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur untuk menempati hunian relokasi yang sudah disiapkan oleh pemerintah daerah setempat.
"Tadi saya cek ada beberapa keluarga yang seharusnya sudah menempati hunian tetap di relokasi malah sekarang tidak ditempati, dia masih tinggal di tempat yang lama," katanya saat mengunjungi lokasi pengungsian di Balai Desa Jarit, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Sabtu.
Ia menemukan ada beberapa warga yang sudah memiliki rumah di hunian relokasi, namun tidak menempatinya saat berkunjung ke posko pengungsian di Balai Desa Jarit tersebut.
"Sudah seharusnya rumah hunian tetap ditempati karena tempat tinggal sebelumnya juga berada dalam zona merah peta rawan bencana Gunung Semeru," tuturnya.
Muhadjir meminta warga untuk tetap mengikuti arahan pemerintah demi keselamatan, sehingga seharusnya segera pindah ke hunian tetap yang telah disediakan pemerintah di Desa Sumbermujur.
Baca juga: Warga yang mengungsi untuk menghindari banjir lahar Semeru bertambah
Sebelum meninjau ke Balai Desa Jarit, Menko PMK meninjau langsung dampak banjir lahar dingin Gunung Semeru di Dusun Bondeli Selatan, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro dengan didampingi Bupati Lumajang Thoriqul Haq dan Sekda Provinsi Jawa Timur Adhy Karyono.
Ia langsung melihat kondisi tanggul yang jebol sekaligus meminta Bupati Lumajang untuk melakukan penanganan darurat untuk antisipasi kemungkinan lainnya.
"Saya minta Bupati Lumajang untuk segera mengkoordinasikan dengan kementerian terkait untuk penyelesaian dan penanganan permanen pascabencana banjir lahar dingin Gunung Semeru," ujarnya.
Kunjungan Menko PMK berlanjut pada peninjauan jembatan Kali Regoyo dan di sana sekaligus memberikan sejumlah bantuan sembako secara simbolis kepada warga yang saat ini terisolasi karena akses satu-satunya ke luar wilayah terputus.
Baca juga: Gubernur Jatim: Gangguan listrik di Lumajang pulih 2 x 24 jam
Baca juga: Banjir lahar dingin Semeru, Lumajang tetapkan tanggap darurat 14 hari
Baca juga: Getaran banjir Gunung Semeru terekam empat kali selama 5-6 jam
"Tadi saya cek ada beberapa keluarga yang seharusnya sudah menempati hunian tetap di relokasi malah sekarang tidak ditempati, dia masih tinggal di tempat yang lama," katanya saat mengunjungi lokasi pengungsian di Balai Desa Jarit, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Sabtu.
Ia menemukan ada beberapa warga yang sudah memiliki rumah di hunian relokasi, namun tidak menempatinya saat berkunjung ke posko pengungsian di Balai Desa Jarit tersebut.
"Sudah seharusnya rumah hunian tetap ditempati karena tempat tinggal sebelumnya juga berada dalam zona merah peta rawan bencana Gunung Semeru," tuturnya.
Muhadjir meminta warga untuk tetap mengikuti arahan pemerintah demi keselamatan, sehingga seharusnya segera pindah ke hunian tetap yang telah disediakan pemerintah di Desa Sumbermujur.
Baca juga: Warga yang mengungsi untuk menghindari banjir lahar Semeru bertambah
Sebelum meninjau ke Balai Desa Jarit, Menko PMK meninjau langsung dampak banjir lahar dingin Gunung Semeru di Dusun Bondeli Selatan, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro dengan didampingi Bupati Lumajang Thoriqul Haq dan Sekda Provinsi Jawa Timur Adhy Karyono.
Ia langsung melihat kondisi tanggul yang jebol sekaligus meminta Bupati Lumajang untuk melakukan penanganan darurat untuk antisipasi kemungkinan lainnya.
"Saya minta Bupati Lumajang untuk segera mengkoordinasikan dengan kementerian terkait untuk penyelesaian dan penanganan permanen pascabencana banjir lahar dingin Gunung Semeru," ujarnya.
Kunjungan Menko PMK berlanjut pada peninjauan jembatan Kali Regoyo dan di sana sekaligus memberikan sejumlah bantuan sembako secara simbolis kepada warga yang saat ini terisolasi karena akses satu-satunya ke luar wilayah terputus.
Baca juga: Gubernur Jatim: Gangguan listrik di Lumajang pulih 2 x 24 jam
Baca juga: Banjir lahar dingin Semeru, Lumajang tetapkan tanggap darurat 14 hari
Baca juga: Getaran banjir Gunung Semeru terekam empat kali selama 5-6 jam
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Triono Subagyo
COPYRIGHT © ANTARA 2023
0 comments:
Post a Comment