Jakarta (ANTARA) - Pakar dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Sofyan Sjaf menekankan agar kenaikan anggaran Dana Desa menjadi Rp2 miliar harus diikuti dengan kesiapan data desa yang akurat sehingga dapat mendorong pembangunan.
"Saya bersyukur Dana Desa naik menjadi Rp2 miliar, tetapi desa belum memiliki akurasi data yang kuat untuk mendorong pembangunan desanya. Ini problematika yang saya lihat secara sosiologis dan aktual di lapangan," ujar Sofyan yang juga Dekan Fakultas Ekologi Manusia IPB University ketika dihubungi di Jakarta, Sabtu.
Menurutnya, tanpa data desa yang kuat maka pembangunan yang dilakukan tidak dapat tepat sasaran.
Ia mengatakan belum kuatnya data desa untuk pembangunan, baik untuk mendorong perekonomian dan peningkatan sumber daya manusia (SDM), salah satunya terlihat dari indeks pembangunan manusia (IPM).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada 2022 mencapai 72,91, meningkat 0,86 persen dibandingkan tahun 2021.
"IPM desa tidak mencapai 70, di bawah 70, berkategori sedang-rendah. Mau tidak mau koridor utama menguatkan data desa agar identifikasi prioritas menjadi hadir," tuturnya.
Sofyan mengatakan meningkatnya Dana Desa menjadi Rp2 miliar harus dapat berfungsi meningkatkan pelayanan dasar meliputi pendidikan, kesehatan, ekonomi, elektrifikasi, hingga rumah tidak layak huni.
Untuk menghadapi tantangan ke depan, ia menambahkan, afirmasi Dana Desa harus dialokasikan untuk sumberdaya desa yang pandai atau memiliki kemampuan berpikir cemerlang.
"Sumberdaya itu harus dikerjasamakan dengan perguruan tinggi lokal, kalau memungkinkan hadirkan beasiswa. Dengan demikian akan sangat berpengaruh bagi desa, dan agent of chance akan lahir dari desa," tuturnya.
Baca juga: Desa di Bogor dapat DD Rp2,8 miliar untuk tangani dampak bencana
Sebelumnya, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar menyampaikan bahwa penyaluran Dana Desa telah meningkatkan jangkauan program pembangunan desa di wilayah Indonesia.
Abdul Halim menyampaikan bahwa pagu Dana Desa tahun 2023 mencapai Rp68 triliun dan hingga 19 Juni 2023 sebanyak Rp30,97 triliun Dana Desa sudah disalurkan ke 72.620 desa.
Tercatat, Dana Desa telah digunakan untuk upaya peningkatan perekonomian desa, yakni membangun maupun memperbaiki jalan sepanjang 1.399 km, jembatan dengan total panjang 6.269 meter, 34 pasar desa, 13 embung, 248 unit irigasi, 22 badan usaha milik desa (BUMDes), sembilan unit tambatan perahu, dan 326 unit penahan tanah.
Selain itu, Dana Desa juga dimanfaatkan untuk upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat desa, seperti membangun 143 sarana olahraga, 3.393 sarana air bersih, 457 sumur, 730 MCK, dan drainase sepanjang 136.430 meter serta mendukung penyelenggaraan pelayanan 149 pendidikan anak usia dini, 150 posyandu, dan 1.396 polindes.
Baca juga: Memanfaatkan Dana Desa untuk menjaga ketahanan pangan Sultra
Baca juga: Aceh Jaya bangun pabrik kelapa sawit dengan kumpulan dana desa
"Saya bersyukur Dana Desa naik menjadi Rp2 miliar, tetapi desa belum memiliki akurasi data yang kuat untuk mendorong pembangunan desanya. Ini problematika yang saya lihat secara sosiologis dan aktual di lapangan," ujar Sofyan yang juga Dekan Fakultas Ekologi Manusia IPB University ketika dihubungi di Jakarta, Sabtu.
Menurutnya, tanpa data desa yang kuat maka pembangunan yang dilakukan tidak dapat tepat sasaran.
Ia mengatakan belum kuatnya data desa untuk pembangunan, baik untuk mendorong perekonomian dan peningkatan sumber daya manusia (SDM), salah satunya terlihat dari indeks pembangunan manusia (IPM).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada 2022 mencapai 72,91, meningkat 0,86 persen dibandingkan tahun 2021.
"IPM desa tidak mencapai 70, di bawah 70, berkategori sedang-rendah. Mau tidak mau koridor utama menguatkan data desa agar identifikasi prioritas menjadi hadir," tuturnya.
Sofyan mengatakan meningkatnya Dana Desa menjadi Rp2 miliar harus dapat berfungsi meningkatkan pelayanan dasar meliputi pendidikan, kesehatan, ekonomi, elektrifikasi, hingga rumah tidak layak huni.
Untuk menghadapi tantangan ke depan, ia menambahkan, afirmasi Dana Desa harus dialokasikan untuk sumberdaya desa yang pandai atau memiliki kemampuan berpikir cemerlang.
"Sumberdaya itu harus dikerjasamakan dengan perguruan tinggi lokal, kalau memungkinkan hadirkan beasiswa. Dengan demikian akan sangat berpengaruh bagi desa, dan agent of chance akan lahir dari desa," tuturnya.
Baca juga: Desa di Bogor dapat DD Rp2,8 miliar untuk tangani dampak bencana
Sebelumnya, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar menyampaikan bahwa penyaluran Dana Desa telah meningkatkan jangkauan program pembangunan desa di wilayah Indonesia.
Abdul Halim menyampaikan bahwa pagu Dana Desa tahun 2023 mencapai Rp68 triliun dan hingga 19 Juni 2023 sebanyak Rp30,97 triliun Dana Desa sudah disalurkan ke 72.620 desa.
Tercatat, Dana Desa telah digunakan untuk upaya peningkatan perekonomian desa, yakni membangun maupun memperbaiki jalan sepanjang 1.399 km, jembatan dengan total panjang 6.269 meter, 34 pasar desa, 13 embung, 248 unit irigasi, 22 badan usaha milik desa (BUMDes), sembilan unit tambatan perahu, dan 326 unit penahan tanah.
Selain itu, Dana Desa juga dimanfaatkan untuk upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat desa, seperti membangun 143 sarana olahraga, 3.393 sarana air bersih, 457 sumur, 730 MCK, dan drainase sepanjang 136.430 meter serta mendukung penyelenggaraan pelayanan 149 pendidikan anak usia dini, 150 posyandu, dan 1.396 polindes.
Baca juga: Memanfaatkan Dana Desa untuk menjaga ketahanan pangan Sultra
Baca juga: Aceh Jaya bangun pabrik kelapa sawit dengan kumpulan dana desa
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Triono Subagyo
COPYRIGHT © ANTARA 2023
0 comments:
Post a Comment