Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi IX DPR RI M. Nabil Haroen (Gus Nabil) berharap Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memaksimalkan peranannya dalam penanganan stunting di Indonesia.

"Presiden sudah menunjuk BKKBN sebagai leading sector (sektor unggulan), dan kami melihat itu belum maksimal," kata Gus Nabil di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu.

Gus Nabil mengemukakan hal itu ketika menanggapi pidato Presiden RI pada Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2023 di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Rabu.

Menurut dia, kinerja pemerintah Jokowi-Ma'ruf di sektor kesehatan relatif cukup bagus. Namun, masih ada beberapa persoalan yang perlu dituntaskan.

Ia lantas mencontohkan persoalan stunting. Target Presiden pada tahun 2024 adalah 14 persen, sementara saat ini masih berada di angka 21,6 persen.

"Perlu kerja bersama, gotong royong oleh seluruh anak bangsa," ujarnya.

Menurut dia, BKKBN menjadi leading sector berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.

"BKKB tidak hanya diberikan perpres oleh Presiden, tetapi betul-betul menjadi dirigen penanganan stunting," katanya menegaskan.

Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa Indonesia telah berhasil menurunkan angka stunting atau kekurangan gizi kronis menjadi 21,6 persen, dan menaikkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menjadi 72,9 pada tahun 2022.

"Menaikkan Indeks Pembangunan Manusia menjadi 72,9 pada tahun 2022, menaikkan Indeks Pemberdayaan Gender menjadi 76,5 pada tahun 2022, dan menyiapkan anggaran perlindungan sosial total sejak 2015 sampai 2023 sebesar Rp3.212 triliun," kata Presiden Jokowi.

Menurut Jokowi, sejumlah pencapaian tersebut merupakan hasil dari upaya penyiapan sumber daya manusia (SDM).

Baca juga: Jokowi: Indonesia berhasil turunkan angka stunting dan naikkan IPM
Baca juga: Kepala BKKBN: Perhatikan masa kehamilan untuk cegah anak stunting

Pewarta: Fauzi
Editor: D.Dj. Kliwantoro
COPYRIGHT © ANTARA 2023