Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menilai situasi di tahun politik sudah cenderung menghangat, bahkan sudah saling memanasi antarkawan sendiri jelang Pemilu 2024.
Hal itu disampaikan Presiden Jokowi pada Pembukaan Rakernas Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI), di Medan, Sumatera Utara, Sabtu.
"Situasi di tahun politik ini sudah mulai hangat-hangat kuku. Dan sudah mulai cenderung menghangat, agak memanas tapi belum panas. Dan repotnya yang sudah panas itu justru antarkawan sendiri, sudah mulai saling panas memanasi," kata Jokowi.
Di hadapan hadirin, Presiden meminta DPP GAMKI dapat mendinginkan situasi di lapangan dan ikut menyejukkan kondisi politik di tengah situasi ketidakpastian global.
Baca juga: Jokowi: Hati-hati memilih pemimpin nasional berikutnya
Baca juga: Jokowi: Rakyat harus berani ingatkan pemimpin lanjutkan hilirisasi
Menurut Jokowi, ketidakpastian global menuntut semua pihak untuk bekerja fokus dan solid agar Indonesia tidak termasuk dalam 96 negara yang menjadi 'pasien' Dana Moneter Internasional (IMF).
"Mengerikan. Tapi itulah fakta sehingga walaupun kita berkompetisi, dalam tahun politik ini, kawan adalah kawan," kata Jokowi.
Kepala Negara meminta agar masyarakat tidak perlu berseteru saat tahun politik.
Ia mengibaratkan Pemilu 2024 sebagai balapan atau "racing" yang tidak boleh saling sikut atau saling tendang karena semua adalah warga sebangsa dan se-Tanah Air.
Oleh karena itu, ia meminta agar masyarakat harus berkawan dan bersatu kembali setelah "balapan" pemilu itu.
Ia berharap agar masyarakat tidak membuat luka yang terlalu dalam karena pemilu ini diibaratkan pertandingan persaudaraan, pertandingan kekeluargaan.
"Jangan antartetangga enggak bisa saling menyapa setelah pemilu. Jangan antarkawan enggak saling menyapa setelah pilpres. Enggak lah. Perlu saya ingatkan, kita ini saudara sebangsa dan se-Tanah Air. Itulah budaya politik Indonesia. Kekeluargaan, gotong royong, budaya bersatu," kata Jokowi.
Jokowi menegaskan bahwa bersatu bukan hanya sekadar tidak bertengkar, tetapi mampu bergerak dan bersinergi bersama dalam meraih visi Indonesia Maju yang dicita-citakan.
Hal itu disampaikan Presiden Jokowi pada Pembukaan Rakernas Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI), di Medan, Sumatera Utara, Sabtu.
"Situasi di tahun politik ini sudah mulai hangat-hangat kuku. Dan sudah mulai cenderung menghangat, agak memanas tapi belum panas. Dan repotnya yang sudah panas itu justru antarkawan sendiri, sudah mulai saling panas memanasi," kata Jokowi.
Di hadapan hadirin, Presiden meminta DPP GAMKI dapat mendinginkan situasi di lapangan dan ikut menyejukkan kondisi politik di tengah situasi ketidakpastian global.
Baca juga: Jokowi: Hati-hati memilih pemimpin nasional berikutnya
Baca juga: Jokowi: Rakyat harus berani ingatkan pemimpin lanjutkan hilirisasi
Menurut Jokowi, ketidakpastian global menuntut semua pihak untuk bekerja fokus dan solid agar Indonesia tidak termasuk dalam 96 negara yang menjadi 'pasien' Dana Moneter Internasional (IMF).
"Mengerikan. Tapi itulah fakta sehingga walaupun kita berkompetisi, dalam tahun politik ini, kawan adalah kawan," kata Jokowi.
Kepala Negara meminta agar masyarakat tidak perlu berseteru saat tahun politik.
Ia mengibaratkan Pemilu 2024 sebagai balapan atau "racing" yang tidak boleh saling sikut atau saling tendang karena semua adalah warga sebangsa dan se-Tanah Air.
Oleh karena itu, ia meminta agar masyarakat harus berkawan dan bersatu kembali setelah "balapan" pemilu itu.
Ia berharap agar masyarakat tidak membuat luka yang terlalu dalam karena pemilu ini diibaratkan pertandingan persaudaraan, pertandingan kekeluargaan.
"Jangan antartetangga enggak bisa saling menyapa setelah pemilu. Jangan antarkawan enggak saling menyapa setelah pilpres. Enggak lah. Perlu saya ingatkan, kita ini saudara sebangsa dan se-Tanah Air. Itulah budaya politik Indonesia. Kekeluargaan, gotong royong, budaya bersatu," kata Jokowi.
Jokowi menegaskan bahwa bersatu bukan hanya sekadar tidak bertengkar, tetapi mampu bergerak dan bersinergi bersama dalam meraih visi Indonesia Maju yang dicita-citakan.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2023
0 comments:
Post a Comment