Kediri (ANTARA) - Ketua TP PKK Kota Kediri Ferry Silviana Abu Bakar, menjadi salah satu peserta dari Indonesia, mengikuti event Audax Club Parisien dengan rute Paris-Brest-Paris, Perancis, bergabung dengan sekitar 8.000 peserta dari seluruh dunia.
Ferry Silviana Abu Bakar mengatakan dirinya tak menyangka bisa ikut dalam ajang sepeda internasional ini. Apalagi Audax Club Parisien Paris-Brest-Paris merupakan salah satu event sepeda yang terbesar, bergengsi, dan tertua di dunia.
"Sebetulnya saya tidak pernah berfikir mengikuti ajang Paris-Brest-Paris ini. Dulu ketika saya terjun di dunia ultra cycling saya hanya merasa tertantang dan ingin tahu saja. Saya kuat atau tidak ya menyelesaikan tantangan seberat itu," katanya di Kediri, Kamis (17/8).
Istri Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengatakan awalnya mengikuti event Audax Indonesia dari berbagai macam Brevets Ranonneurs Mondiaux (BRM). Dalam BRM ini terdapat angka spesifik yang didapatkan saat menyelesaikan Audax Indonesia dengan rute tertentu, yakni ada 300 kilometer, 400 kilometer, 600 kilometer, 1.200 kilometer, dan sebagainya.
"Ternyata belakangan saya baru tahu kalau menyelesaikan beberapa rute di Audax itu adalah salah satu tiket untuk mengikuti Paris-Brest-Paris. Nanti kurang lebih ada 8.000 peserta yang akan bergabung," kata dia.
Sebelum mengikuti event bergengsi di dunia tersebut, Bunda Fey telah terlebih dulu melakukan berbagai persiapan. Salah satunya gowes di Jalur Lintas Selatan (JLS). Dengan latihan untuk endurance, rutenya 148 kilometer dengan elevasi 800-an meter.
Ia juga mengikuti event Three Island Journey 2023 yang dijadikan sebagai pemanasan sebelum turun di Paris-Brest-Paris 2023.
Bunda Fey akan berjuang menaklukkan tantangan bersepeda 1.200 kilometer selama 90 jam. Bersepeda dari Paris yang ada di tengah daratan Prancis, menuju Brest yang ada di sisi barat. Lalu kembali ke Paris.
Dalam Audax Club Parisien Paris-Brest-Paris 2023 ini, Bunda Fey menargetkan dapat menyelesaikan rute yang ada dengan catatan waktu yang lebih baik dari catatan waktu finish yang telah didapat dari berbagai event di Indonesia.
Dalam event yang digelar pada 19-24 Agustus 2023, sebelum bertolak ke Paris, Bunda Fey akan bertemu dengan John Boemihardjo dan Azrul Ananda founder Wdnsdy Bike yang menjadi sponsornya. Ia mendapatkan dukungan dari Subjersey, sehingga dalam event tersebut akan menggunakan sepeda Wdnsdy AJ5.
"Kalau target sendiri semoga saya bisa menyelesaikan lebih baik dari sebelumnya. Alhamdulillah kali ini saya di support oleh Subjersey dengan sepeda Wdnsdy-nya," kata dia.
Akun resmi Instagram @wdnsdybike menyebutkan bahwa Bunda Fey termasuk salah satu cyclist perempuan terkuat di Indonesia di kategorinya. Padahal ia tidak memiliki jadwal seperti penghobi kuat lainnya, yakni tidak memberi waktu latihan rutin apalagi terprogram.
Nama Bunda Fey juga sudah sangat familiar di kalangan cyclist Indonesia. Ia baru menekuni sepeda saat awal pandemi lalu.
Walau tergolong newbie, ia memiliki bakat terpendam. Berbagai event sepeda dan lomba telah diikuti. Mulai dari menanjak hingga jarak jauh lebih dari 1.000 kilometer.
Ferry Silviana Abu Bakar mengatakan dirinya tak menyangka bisa ikut dalam ajang sepeda internasional ini. Apalagi Audax Club Parisien Paris-Brest-Paris merupakan salah satu event sepeda yang terbesar, bergengsi, dan tertua di dunia.
"Sebetulnya saya tidak pernah berfikir mengikuti ajang Paris-Brest-Paris ini. Dulu ketika saya terjun di dunia ultra cycling saya hanya merasa tertantang dan ingin tahu saja. Saya kuat atau tidak ya menyelesaikan tantangan seberat itu," katanya di Kediri, Kamis (17/8).
Istri Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengatakan awalnya mengikuti event Audax Indonesia dari berbagai macam Brevets Ranonneurs Mondiaux (BRM). Dalam BRM ini terdapat angka spesifik yang didapatkan saat menyelesaikan Audax Indonesia dengan rute tertentu, yakni ada 300 kilometer, 400 kilometer, 600 kilometer, 1.200 kilometer, dan sebagainya.
"Ternyata belakangan saya baru tahu kalau menyelesaikan beberapa rute di Audax itu adalah salah satu tiket untuk mengikuti Paris-Brest-Paris. Nanti kurang lebih ada 8.000 peserta yang akan bergabung," kata dia.
Sebelum mengikuti event bergengsi di dunia tersebut, Bunda Fey telah terlebih dulu melakukan berbagai persiapan. Salah satunya gowes di Jalur Lintas Selatan (JLS). Dengan latihan untuk endurance, rutenya 148 kilometer dengan elevasi 800-an meter.
Ia juga mengikuti event Three Island Journey 2023 yang dijadikan sebagai pemanasan sebelum turun di Paris-Brest-Paris 2023.
Bunda Fey akan berjuang menaklukkan tantangan bersepeda 1.200 kilometer selama 90 jam. Bersepeda dari Paris yang ada di tengah daratan Prancis, menuju Brest yang ada di sisi barat. Lalu kembali ke Paris.
Dalam Audax Club Parisien Paris-Brest-Paris 2023 ini, Bunda Fey menargetkan dapat menyelesaikan rute yang ada dengan catatan waktu yang lebih baik dari catatan waktu finish yang telah didapat dari berbagai event di Indonesia.
Dalam event yang digelar pada 19-24 Agustus 2023, sebelum bertolak ke Paris, Bunda Fey akan bertemu dengan John Boemihardjo dan Azrul Ananda founder Wdnsdy Bike yang menjadi sponsornya. Ia mendapatkan dukungan dari Subjersey, sehingga dalam event tersebut akan menggunakan sepeda Wdnsdy AJ5.
"Kalau target sendiri semoga saya bisa menyelesaikan lebih baik dari sebelumnya. Alhamdulillah kali ini saya di support oleh Subjersey dengan sepeda Wdnsdy-nya," kata dia.
Akun resmi Instagram @wdnsdybike menyebutkan bahwa Bunda Fey termasuk salah satu cyclist perempuan terkuat di Indonesia di kategorinya. Padahal ia tidak memiliki jadwal seperti penghobi kuat lainnya, yakni tidak memberi waktu latihan rutin apalagi terprogram.
Nama Bunda Fey juga sudah sangat familiar di kalangan cyclist Indonesia. Ia baru menekuni sepeda saat awal pandemi lalu.
Walau tergolong newbie, ia memiliki bakat terpendam. Berbagai event sepeda dan lomba telah diikuti. Mulai dari menanjak hingga jarak jauh lebih dari 1.000 kilometer.
Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Triono Subagyo
COPYRIGHT © ANTARA 2023
0 comments:
Post a Comment