Pekanbaru, (ANTARA) - Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi meminta pemerintah dan masyarakat Riau untuk meningkatkan inklusivitas digital melalui talenta digital agar produk daerah setempat bisa bersaing di pasar yang lebih luas.

"Menurut World Bank (Bank Dunia), kita butuh sembilan juta digital talent (talenta digital) Indonesia. Mari kita tumbuhkan talenta digital," kata dia ketika menandatangani nota kesepahaman terkait dengan peningkatan inklusivitas digital di Riau dengan pemerintah setempat di Riau, Jumat (25/8).

Ia menyebutkan talenta digital diupayakan dan ditingkatkan setiap tahun, baik melalui digital talent scholarship (beasiswa bakat digital) maupun digital entrepreneurship academy (akademi kewirausahaan digital).

Dia mengatakan sebagai provinsi yang berhadapan langsung dengan negara tetangga, Riau memiliki banyak potensi kemajuan harus didorong pemanfaatannya.

Baca juga: Kemenkominfo bersama UNESCO bahas Dewan Media Sosial

Dengan potensi talenta digital dan kreativitas di Riau yang banyak, Budi menilai, daerah itu bisa menjadi lokomotif kemajuan digital.

"Hal ini terbukti dari ibu-ibu tidak terjebak pinjol (pinjaman daring). Judi 'online' (daring) juga relatif rendah. Ini menunjukkan masyarakat terliterasi dengan baik," katanya.

Dalam kesempatan itu, Gubernur Riau Syamsuar menjelaskan total usaha mikro, kecil dan menengah di daerah setempat saat ini berjumlah 631.347 unit.

Guna meningkatkan pemasaran di Riau, pihaknya turut bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia, dan menggandeng berbagai jenama terkenal.

"Pengadaan barang dan jasa di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau juga melibatkan UMKM dengan memanfaatkan platform Mbizmarket. Per Juli 2023, nilai transaksinya mencapai Rp47,1 miliar," katanya.

Baca juga: Srikandi BUMN ajak mahasiswa Unsri jadi talenta digital di BUMN
Baca juga: Menkominfo ajak Kemendes PDTT kolaborasi percepat digitalisasi desa

Pewarta: Bayu Agustari Adha/Annisa Firdausi
Editor: M. Hari Atmoko