Jakarta (ANTARA) - Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono menegaskan tidak ada gangguan keamanan dalam distribusi bantuan kepada korban kelaparan di dua distrik di Provinsi Papua Tengah.
"Tidak ada (gangguan keamanan). Jadi, saya pastikan untuk kendala dari KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata), KST (Kelompok Separatis Teroris), tidak ada. Jadi, memang saat ini kendalanya hanya cuaca saja," kata Yudo usai Rapat Koordinasi Penanganan Kekeringan dan Kelaparan di Papua Tengah yang digelar di kediaman resmi wakil presiden, Jakarta, Rabu.
Yudo menambahkan distribusi bantuan tersebut hanya bisa dilakukan melalui jalur udara.
"Memang distribusinya tidak bisa langsung ke sana karena tidak ada jalan darat. Jalan satu-satunya hanya melalui udara dan angkutan udara harus menunggu cuaca. Ketika cuaca bagus, langsung terbang ke sana untuk nge-drop," tambahnya.
Baca juga: Penyaluran dana Otsus 2023 di Papua Barat mencapai Rp1,034 triliun
Musim kemarau berkepanjangan dan cuaca dingin ekstrem memicu terjadinya gagal panen, sehingga warga Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi, Kabupaten Puncak, Papua Tengah, kesulitan mendapatkan bahan makanan.
Akibatnya, enam warga meninggal dunia, yang terdiri atas meliputi lima orang dewasa dan seorang bayi, diduga karena diare dan dehidrasi.
Yudo pun menyebut pihaknya sudah menyiapkan pasukan TNI di sekitar lokasi.
"Kan ada pasukan di sana. Saya pastikan pasukan kami di sana menjaga, karena ini adalah bantuan kemanusiaan. Jadi, harus semua sepakat mendahulukan. Ada satu pleton dan dari Polri ada di sana juga," tambah Yudo.
Baca juga: Menko PMK dan Kepala BNPB tinjau langsung kondisi Kabupaten Puncak
Setidaknya, lanjutnya, ada sekitar 50 orang pasukan TNI yang disiapkan untuk menjaga bandara maupun jalan menuju Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi.
Sampao saat ini, kata Yudo, belum ada laporan adanya gangguan keamanan dalam penyaluran bantuan tersebut.
"Saya sampai sekarang tidak mendengar itu dan nyatanya bahan pangan kita yang kami kirim sudah terdistribusi dan sampai di sana; dan sampai sekarang tidak ada gangguan tembakan dari KKP. Jadi, itu tolong itu media jangan sampai seolah-olah menakut-nakuti. Kami tidak pernah takut, karena ini bantuan kemanusiaan, yang harus kami dahulukan kemanusiaan," ungkap Yudo.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat kekeringan di dua distrik tersebut setidaknya berdampak kepada 7.000 orang, yaitu sekitar 4.500 orang di Distrik Agandugume dan 2.500 orang di Distrik Lambewi.
"Jadi, kami terus dukung untuk pendistribusian bantuan, kan mengalir terus, ya, bantuan. Tentunya kami akan siapkan alutsista helikopter untuk bisa mendistribusikan bantuan makanan ke sana," kata Yudo.
Baca juga: Dampak El Nino sebabkan suhu di sejumlah kota di Papua meningkat
Menurut Yudo, setidaknya dari Kementerian Sosial telah menyalurkan 10 ton beras dan dari TNI ada 8 ton ditambah dari kapolri dan BNPB.
"Cadangan beras Pemerintah yang ada di Papua total di gudang ada 3.800 ton dan dalam perjalanan 7.000 ton. Sehingga, siap di sana 12.000 (ton). Khusus di Timika, karena kami melayani (Kabupaten) Puncak dari gudang Timika, stok di sana 540 ton. Salah satu kewenangan tanggap darurat bupati Puncak mengajukan itu 50 ton ke Bulog dari gudang Timika dan sudah kami angkut 1,3 ton dan terus berangsur-angsur ke lokasi," ujar Yudo.
Baca juga: Wapres perintahkan alternatif penyaluran bantuan ke Kabupaten Puncak
"Tidak ada (gangguan keamanan). Jadi, saya pastikan untuk kendala dari KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata), KST (Kelompok Separatis Teroris), tidak ada. Jadi, memang saat ini kendalanya hanya cuaca saja," kata Yudo usai Rapat Koordinasi Penanganan Kekeringan dan Kelaparan di Papua Tengah yang digelar di kediaman resmi wakil presiden, Jakarta, Rabu.
Yudo menambahkan distribusi bantuan tersebut hanya bisa dilakukan melalui jalur udara.
"Memang distribusinya tidak bisa langsung ke sana karena tidak ada jalan darat. Jalan satu-satunya hanya melalui udara dan angkutan udara harus menunggu cuaca. Ketika cuaca bagus, langsung terbang ke sana untuk nge-drop," tambahnya.
Baca juga: Penyaluran dana Otsus 2023 di Papua Barat mencapai Rp1,034 triliun
Musim kemarau berkepanjangan dan cuaca dingin ekstrem memicu terjadinya gagal panen, sehingga warga Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi, Kabupaten Puncak, Papua Tengah, kesulitan mendapatkan bahan makanan.
Akibatnya, enam warga meninggal dunia, yang terdiri atas meliputi lima orang dewasa dan seorang bayi, diduga karena diare dan dehidrasi.
Yudo pun menyebut pihaknya sudah menyiapkan pasukan TNI di sekitar lokasi.
"Kan ada pasukan di sana. Saya pastikan pasukan kami di sana menjaga, karena ini adalah bantuan kemanusiaan. Jadi, harus semua sepakat mendahulukan. Ada satu pleton dan dari Polri ada di sana juga," tambah Yudo.
Baca juga: Menko PMK dan Kepala BNPB tinjau langsung kondisi Kabupaten Puncak
Setidaknya, lanjutnya, ada sekitar 50 orang pasukan TNI yang disiapkan untuk menjaga bandara maupun jalan menuju Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi.
Sampao saat ini, kata Yudo, belum ada laporan adanya gangguan keamanan dalam penyaluran bantuan tersebut.
"Saya sampai sekarang tidak mendengar itu dan nyatanya bahan pangan kita yang kami kirim sudah terdistribusi dan sampai di sana; dan sampai sekarang tidak ada gangguan tembakan dari KKP. Jadi, itu tolong itu media jangan sampai seolah-olah menakut-nakuti. Kami tidak pernah takut, karena ini bantuan kemanusiaan, yang harus kami dahulukan kemanusiaan," ungkap Yudo.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat kekeringan di dua distrik tersebut setidaknya berdampak kepada 7.000 orang, yaitu sekitar 4.500 orang di Distrik Agandugume dan 2.500 orang di Distrik Lambewi.
"Jadi, kami terus dukung untuk pendistribusian bantuan, kan mengalir terus, ya, bantuan. Tentunya kami akan siapkan alutsista helikopter untuk bisa mendistribusikan bantuan makanan ke sana," kata Yudo.
Baca juga: Dampak El Nino sebabkan suhu di sejumlah kota di Papua meningkat
Menurut Yudo, setidaknya dari Kementerian Sosial telah menyalurkan 10 ton beras dan dari TNI ada 8 ton ditambah dari kapolri dan BNPB.
"Cadangan beras Pemerintah yang ada di Papua total di gudang ada 3.800 ton dan dalam perjalanan 7.000 ton. Sehingga, siap di sana 12.000 (ton). Khusus di Timika, karena kami melayani (Kabupaten) Puncak dari gudang Timika, stok di sana 540 ton. Salah satu kewenangan tanggap darurat bupati Puncak mengajukan itu 50 ton ke Bulog dari gudang Timika dan sudah kami angkut 1,3 ton dan terus berangsur-angsur ke lokasi," ujar Yudo.
Baca juga: Wapres perintahkan alternatif penyaluran bantuan ke Kabupaten Puncak
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Fransiska Ninditya
COPYRIGHT © ANTARA 2023
0 comments:
Post a Comment